TRIBUNNEWS.COM - Sulaeman Rotte Bagulu, jamaah haji tertua asal Sulawesi Selatan berusia 102 tahun, pulang ke Tanah Air dengan selamat.
Kondisinya sangat fit. Ia bisa berjalan normal tanpa menggunakan kursi roda, saat Saat ditemui di Aula Arafah, Asrama Haji Makassar, Kamis (12/6/2025) sore.
Sulaeman bersyukur mendapat kesempatan menunaikan ibadah haji di usianya yang sangat tua, 102 tahun.
"Alhamdulillah, bersyukur sekali. Di sana (Mekah) tidak pernah saya pakai kursi roda," kata Sulaeman.
Semua rukun haji dijalankan Sulaeman di Tanah Suci. Ia hanya absen lempar jumrah.
Absennya Sulaeman lempar jumrah merupakan saran dari keponakannya.
Keponakannya takut apabila Sulaeman terinjak-injak saat melakukan aktivitas tersebut.
"Tidak ikut lempar jumrah, saya serahkan sama keponakan. Katanya nanti saya terinjak-injak saat lempar jumrah," cerita Sulaeman.
Meski tak ikut lempar jumrah, ibadah haji Sulaeman tetap sah.
Sulaeman masuk dalam rombongan kloter ke-2 jemaah haji Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan.
Dari pernikahannya dengan sang istri Hj Raji (81), ia memiliki tujuh anak dan 34 cucu.
Bagi Sulaeman, umur yang diberikan saat ini hanya bonus dari Allah SWT.
Ia menunggu tujuh tahun untuk ibadah haji yang menjadi impiannya. Selama itu ia mengumpulkan uang dari hasil kebun.
Anak-anaknya juga ikut urunan membantu biaya naik haji.
"Biayanya dari hasil kebun itu dikumpul-kumpulkan, ada juga dibantu sama anak-anak," ujarnya.
Dalam hidup, Sulaeman aktif bergerak. Ia bekerja di kebun dengan hati senang dan nyaris tak pernah dirawat di rumah sakit.
Malahan kalau diam dalam waktu lama, membuat Sulaeman kurang enak badan.
"Justru sakit kalau cuma di rumah. Biasa satu dua kali ke kebun, massempro' (menyemprot)," ujarnya dikutip dari Tribun Timur.
Mungkin karena rajin bergerak jadi rahasia kondisi fisik Sulaeman tetap fit di usia senja.
Dalam beberapa literatur disebutkan aktif bergerak dapat menjaga kesehatan jantung, memperkuat jantung dan meningkatkan sirkulasi darah.
Aktif bergerak juga mencegah penyakit kronis seperto diabetes, penyakit jantung, hipertensi, dan beberapa jenis kanker.
Kemudian meningkatkan kekuatan otot dan tulang, mengurangi stres dan meningkatkan mood.
Bahkan dapat meningkatkan energi dan daya tahan tubuh. Termasuk menjaga fungsi otak, seperti ingatan dan kemampuan belajar.
Tampaknya, gaya hidup Sulaeman Patut ditiru.