BANJARMASINPOST.CO.ID - Sabtu ini, 14 Juli 2025, adalah Hari Donor Darah Sedunia. Kendati telah diperingati 21 tahun, tepatnya sejak 2004, ketersediaan darah masih menjadi persoalan, termasuk di Kalimantan Selatan.
“Stok darah kami sangat fluktuatif. Hari ini bisa aman, tapi bisa saja malam nanti atau besok mendadak kosong karena adanya permintaan darah dalam jumlah besar,” ungkap Kepala Unit Donor Darah (UDD) Palang Merah Indonesia (PMI) Banjarmasin dr Aulia Ramadhan Supit, Jumat (13/6/2025).
Dokter yang akrab disapa Rama ini menjelaskan tidak ada golongan darah tertentu yang sulit dicari. Sebab, kebutuhan setiap golongan bisa berubah sewaktu-waktu, tergantung situasi dan permintaan.
“Kadang yang habis duluan golongan A, besoknya bisa O. Lusa malah AB. Semuanya bergantian sering habis. Tidak bisa diprediksi,” tambahnya.
Mengenai Hari Donor Darah Sedunia, Rama mengatakan, PMI Banjarmasin akan membagikan merchandise seperti kaus dan mug kepada pendonor. Meski sederhana, apresiasi ini diharapkan dapat meningkatkan semangat pendonor.
Dia pun mengingatkan pentingnya kesadaran masyarakat untuk berdonor secara rutin. PMI Banjarmasin terus berupaya memudahkan proses donor dan pencarian darah, terutama untuk pasien yang kesulitan mendapatkan stok.
Selain dari keluarga pasien, PMI aktif menghubungi pendonor sesuai golongan darah dari data yang dimiliki.
“Kami tidak ingin membebani keluarga pasien. Kalau ada permintaan, kami bantu carikan. Kami hubungi para pendonor yang pernah mendonor dengan golongan darah sesuai kebutuhan,” ujar Rama.
Meski ada beberapa komunitas pendonor di Banjarmasin, Rama menilai peran mereka belum bisa memenuhi permintaan.
Menurutnya, perlu ada peran dari pemerintah. “Kalau ada dukungan dari dinas atau instansi, misalnya mendorong pegawainya rutin donor, saya yakin bisa jauh lebih baik,” katanya.
Sementara itu, Ketua Persatuan Donor Darah Kota Banjarmasin sekaligus Provinsi Kalsel, Khairil Azhar, menyebutkan komunitas ini lebih menyerupai perkumpulan informal.
Mereka biasanya terdiri atas pendonor aktif yang sudah menerima penghargaan dari Presiden karena telah mendonor 100 kali.
“Tiap tahun ada saja yang diundang ke Istana untuk menerima penghargaan. Saya sudah 143 kali donor. Kami saling membantu jika ada permintaan mendesak,” ucap Khairil yang jadi pendonor aktif sejak 1990-an.
Menurutnya, stok darah di PMI memang tidak bisa dipastikan, karena sangat bergantung pada kesadaran pendonor.
“Yang penting masyarakat harus tetap diajak dan diingatkan. Soal golongan darah yang langka itu nggak pasti. Semuanya bisa habis tergantung kondisinya,” imbuhnya.
Hari Donor Darah Sedunia tahun ini mengusung tema “Give Blood, Give Hope: Together We Save Lives” atau “Menyumbangkan Darah, Memberikan Harapan: Bersama Kita Menyelamatkan Nyawa”.
Tema ini menjadi pengingat akan pentingnya donor darah sebagai bentuk solidaritas dan kontribusi nyata untuk kemanusiaan.
Sebagaimana diketahui, pada masa libur panjang Lebaran lalu, sempat terjadi krisis darah di sejumlah daerah, termasuk di Banjarmasin.
Momen seperti itu menunjukkan betapa pentingnya stok darah yang cukup dan kesadaran masyarakat untuk rutin berdonor, tidak hanya saat ada peringatan atau kebutuhan mendesak.
Diminta komentarnya berkaitan Hari Donor Darah Sedunia, Direktur RSUD Ansari Saleh Banjarmasin Among Wibowo mengatakan saat ini pihaknya tidak mengalami krisis darah secara umum.
“Kebutuhan untuk pasien dengan golongan darah A, B dan AB masih terpenuhi. Tapi untuk golongan darah O sedang kosong. Meski begitu, kondisinya belum sampai disebut krisis karena masih bisa dipenuhi lewat donor dari keluarga pasien,” ujar Among, Jumat malam.
Ia menjelaskan selama ini RSUD Ansari Saleh hanya bekerja sama dengan UDD PMI Banjarmasin.
Jika terjadi kekosongan, maka keluarga pasien akan dihubungi untuk mencari pendonor dari lingkungan terdekat.
“Jika sudah ada pendonor dari pihak keluarga, pelaksanaannya tetap dilakukan di UDD PMI,” tambah Among. (sul)
