2 Jam Tanpa Tindakan, Viral Pasien Sakit Parah Terkapar karena Pelayanan BPJS RS di Sukabumi Ribet
Rahmadhani June 14, 2025 11:31 AM

BANJARMASINPOST.CO.ID - Viral di media sosial keluarga pasien keluhkan lambat dan ribetnya pelayanan pasien BPJS di salah satu rumah sakit di Sukabumi, Jawa Barat.

Sedang dalam kondisi sakit parah, pasien tersebut diminta menunggu hingga 2 jam dengan kondisi seadanya tanpa penanganan.

Dilansir melalui unggahan akun X @bacottetangga Sabtu (14/6/2025) pasien malang tersebut pun terlihat hanya bisa bersandar pada kursi roda meski kondisinya sudah sangat lemas.

Menurut pengakuan keluarga pasien, mereka mendatangi RS tersebut dengan harapan suaminya bisa segera mendapatkan penanganan.

Pasalnya dalam video terlihat kondisi pasien sudah sangat lemah dengan wajah pucat.

Ia pun tampak menyenderkan kepala pada penyangga kursi roda.

Namun setelah sampai di RS, pihak keluarga dibuat kecewa.

Pasalnya setelah menunggu hingga 2 jam, tak ada tindakan medis yang diberikan kepada pasien.

"Saya sudah menunggu dua jam, suami saya sakit parah, tapi tetap tidak ditangani. Padahal kami pakai BPJS, seharusnya mendapatkan pelayanan yang layak," ujar salah satu keluarga pasien dengan penuh kekecewaan.

Sementara petugas di RS tersebut terlihat sibuk di meja masing-masing tanpa melihat terlebih dahulu kondisi pasien yang tak berdaya.

Kondisi ini memicu pertanyaan masyarakat terkait fungsi BPJS dan efektivitas pelayanan kesehatan di fasilitas yang seharusnya melayani masyarakat dengan baik. Warga berharap pihak terkait segera memberikan klarifikasi dan perbaikan agar kejadian serupa tidak terulang.

Kasus Mirip, Kakek Kehilangan Nyawa Usai Urusan Ribet di RS

Sebelumnya, juga ada kasus serupa dimana nasib nahas dialami seorang kakek bernama Ruswad di Siramin, Larangan, Brebes, Jawa Tengah yang meregang nyawa karena ribetnya urusan di Rumah Sakit, Kamis (12/6/2025). 

Kakek yang sehari-harinya merupakan Imam di Masjid Al Hidayah Siramin Slatri itu diminta pihak rumah sakit untuk dirujuk ke RS lain usai mengalami insiden kecelakaan dan mengalami pendarahan.

Namun, pihak RS tak meminjamkan ambulans untuk merujuk sang kakek.

Peristiwa ini pun sontak menjadi perhatian usai diunggah akun X @bacottetanggaid Kamis (12/6/2025).

Dalam unggahan dipaparkan peristiwa kecelakaan terjadi pada Selasa (10/6/2025) pukul 20.00 WIB.

Kecelakaan melibatkan sepeda yang dikendarai Ruswad dan satu unit sepeda motor.

Akibat kecelakaan tersebut Ruswad mengalami patah tulang kaki dan luka menganga hingga terjadi pendarahan hebat.

Warga pun bergegas menolong Ruswad dan melarikannya ke salah satu rumah sakit swasta di daerah tersebut.

DITOLAK  - Nasib nahas dialami seorang kakek bernama Ruswad di Siramin, Larangan, Brebes, Jawa Tengah yang meregang nyawa usai ditolak Rumah Sakit, Kamis (12/6/2025). 
DITOLAK - Nasib nahas dialami seorang kakek bernama Ruswad di Siramin, Larangan, Brebes, Jawa Tengah yang meregang nyawa usai ditolak Rumah Sakit, Kamis (12/6/2025).  (X)

Namun setelah sampai di rumah sakit tersebut, disebutkan bila Ruswad tidak mendapatkan penanganan dan diminta dibawa ke Rumah Sakit Brebes.

Pihak korban pun lantas meminta tolong untuk dipinjamkan ambulans namun sayangnya tak diberikan.

Alhasil tubuh Ruswad yang sudah tak berdaya itu dibawa menggunakan mobil bak yang kebetulan melintas di depan RS.

Salah satu saksi menuturkan Ruswad tidak mendapatkan penangan sama sekali di RS tersebut meski kondisinya sudah sangat parah.

"Y Allah. Sy tdk ridho dg keadaan.

Parah sekali dg penanganan nya.

Demi Allah sy yg menyaksikan, tdk ada pemeriksaan, pasien/korban, diturunkan dr mobil.

Langsung bilang tdk nanggung.

Mbok Yo. Fist aid step.

1. Pemberhentian pendarahan

2. Pasang alat bantu pernafasan/oksigen

3. Pasang infus," terangnya.

Akhirnya lantaran pendarahan yang cukup parah Ruswad meninggal dunia Rabu (11/6/2025).

Ia pun langsung dimakamkan di desa tempat tinggalnya.

Unggahan tersebut pun mendapat beragam respon warganet, tak sedikit yang mengecam tindakan rumah sakit namun tak sedikit pula yang berusaha mengerti dengan prosedur di RS tersebut.

Cerita Keponakan Korban

Keponakan korban, Hadi Kusuma (40), menjelaskan bahwa setelah kecelakaan, Ruswad dilarikan ke RSAM Sitanggal menggunakan mobil pikap.

Setibanya di RSAM, korban langsung dibawa ke ruang IGD.

Namun, karena kondisi kritis dan fasilitas serta dokter spesialis di rumah sakit tersebut dinilai kurang memadai, pihak rumah sakit memutuskan untuk merujuk korban ke rumah sakit lain.

Saat hendak dirujuk, keluarga korban meminta agar difasilitasi ambulans, tetapi pihak RSAM menganggap penggunaan ambulans akan memakan waktu karena harus menyiapkan peralatan.

"Pihak keluarga bahkan mau sempat mengasih uang supaya buat beli bensin untuk ambulansnya."

"Tapi dari pihak rumah sakit juga sampai dengan saat itu enggak mengizinkan," kata Hadi Kusuma kepada wartawan di rumah duka pada Kamis.

Hadi menambahkan bahwa pihak keluarga merasa kecewa karena tidak difasilitasi ambulans untuk merujuk korban ke RS Bhakti Asih Brebes, sehingga terpaksa menggunakan mobil pikap dalam kondisi kritis.

"Korban ini merupakan imam masjid di sini jadi banyak warga yang kecewa juga. Korban akhirnya meninggal di ICU RS Bhakti Asih Brebes pada esok paginya sekitar pukul 06.00," imbuhnya.

Klarifikasi Pihak RS

Sementara itu, Direktur RSAM Sitanggal, Muhammad Baihaqi Rahmatika, menjelaskan bahwa pasien datang menggunakan mobil pikap dan langsung ditangani di ruang IGD.

Ia menekankan bahwa kondisi korban sangat kritis, dengan patah tulang, cedera di kepala, dan pendarahan di mulut, sehingga harus segera dirujuk.

"Kondisi pasien kritis sehingga butuh segera penanganan di rumah sakit yang fasilitasnya memadai."

"Berharap masih ada waktu untuk dibawa ke rumah sakit yang ada fasilitas penunjang," kata Imam Baihaqi dikutip dari Kompas.com.

Terkait penggunaan ambulans, Imam menjelaskan bahwa banyak persiapan yang harus dilakukan, seperti pemasangan infus dan tabung oksigen.

Ia juga menyampaikan bahwa pihak keluarga telah diberitahu mengenai kondisi pasien dan setuju untuk segera dirujuk.

Atas insiden ini, Imam Baihaqi menyampaikan permohonan maaf atas pelayanan yang dianggap kurang maksimal.

Ia berkomitmen untuk memperbaiki pelayanan RSAM agar lebih baik di masa mendatang.

"Kami berkomitmen akan memperbaiki pelayanan kami untuk masyarakat Sitanggal dan sekitarnya."

"Kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya," tutupnya.

Kronologi Kecelakaan dan Penanganan Awal di RSAM Sitanggal

Peristiwa memilukan ini terjadi pada Selasa malam, 10 Juni 2025, sekitar pukul 19.30 WIB.

Korban diketahui bernama Ruswad, warga Dukuh Siramin, Desa Slatri, Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes.

Ruswad mengalami kecelakaan lalu lintas di ruas jalan Ketanggungan - Jatibarang.

Setelah kecelakaan, Ruswad dilarikan ke RSAM Sitanggal menggunakan mobil pikap milik warga karena dinilai lebih cepat dibanding menunggu ambulans.

Setibanya di rumah sakit, korban langsung dibawa ke ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) untuk mendapatkan penanganan.

Keponakan korban, Hadi Kusuma (40), menjelaskan bahwa pihak keluarga sangat berharap korban bisa segera dirujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas dan dokter spesialis yang lebih lengkap.

Namun, harapan itu pupus setelah permintaan penggunaan ambulans tidak dikabulkan oleh pihak rumah sakit.

"Kami sudah meminta agar difasilitasi ambulans.

Bahkan keluarga sempat menawarkan uang untuk beli bensin agar ambulans bisa segera jalan. Tapi tetap tidak diizinkan," ungkap Hadi kepada wartawan saat ditemui di rumah duka pada Kamis.

Permohonan Maaf dan Janji Perbaikan Pelayanan

Sebagai bentuk tanggung jawab, dr. Baihaqi menyampaikan permohonan maaf secara terbuka atas pelayanan yang dianggap kurang maksimal dari RSAM Sitanggal.

Ia juga menegaskan komitmen pihak rumah sakit untuk melakukan evaluasi dan perbaikan ke depan.

“Kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada keluarga almarhum dan seluruh masyarakat.

Kami berkomitmen untuk memperbaiki pelayanan, khususnya dalam penanganan pasien rujukan dan penggunaan ambulans,” tegasnya.

Ia menambahkan, pihak rumah sakit akan melakukan pelatihan ulang kepada tenaga medis terkait prosedur evakuasi darurat, serta mempercepat respons penggunaan ambulans jika situasi darurat terjadi di masa mendatang.

(Banjarmasinpost.co.id/Danti Ayu)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.