SMP Negeri 1 Purbalingga Jawa Tengah (Jateng) menjadi satu-satunya sekolah jenjang SMP di Kabupaten Purbalingga yang terima bantuan program revitalisasi sekolah tahap 1 2025.
Sebanyak 4 prasarana di sekolah tersebut yang akan direvitalisasi. Keempatnya adalah rehab ruang Unit Kesehatan Sekolah (UKS), ruang kelas, ruang administrasi yang juga merupakan bangunan cagar budaya, dan terakhir musala. Seluruh prasarana ini dinilai paling dibutuhkan SMPN 1 Purbalingga.
"Bangunan-bangunan yang kami terima program revitalisasi itu memang betul-betul sesuai dengan kondisi yangs angat dibutuhkan," kata Kepala Sekolah SMPN 1 Purbalingga, Eni Rundiati dalam acara Press Tour Kemendikdasmen, di SMPN 1 Purbalingga Jateng, Jumat (13/6/2025).
"Sehingga kami tentu sangat bersyukur SMP 1 Purbalingga menerima program itu karena betul-betul sesuai dengan kebutuhan, kondisinya juga sudah banyak yang rusak, umur bangunannya juga sudah cukup lama," sambungnya.
Eti menjelaskan murid-murid SMPN 1 Purbalingga menyambut program revitalisasi dengan sangat gembira. Mengingat hal ini akan sangat berhubungan dengan kenyamanan belajar murid.
Menurutnya, atap ruang kelas sekolah tersebut dalam kondisi yang buruk. Kebocoran kerap terjadi ketika hujan lebat melanda. Sehingga, kegiatan pembelajaran di kelas tersebut terpaksa pindah ke laboratorium IPA. Tidak hanya ruang kelas, selasar sekolah kerap kali tergenang air ketika hujan lebat turun.
"Nah, adanya program revit (revitalisasi) ini tentu membuat anak-anak kami belajar dengan nyaman, tidak ada kekhawatiran lagi terjadi misalnya atap bocor atau lantainya (licin)," jelas Eti.
Selain renovasi atap, sekolah tersebut juga menganggarkan pembangunan musala dan ruang UKS dalam program revitalisasi yang didanai Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.
"Harapannya anak akan bisa mengikuti pembelajarannya dengan aman, nyaman, dan tentu ada peningkatan semangat belajar dan motivasinya," katanya.
Secara garis besar, memang ada empat prasarana yang akan direvitalisasi. Eti menjabarkan jumlah ruang kelas di sekolahnya sebanyak 27 ruangan. Di mana masing-masing tingkat kelas 7, 8, dan 9 terbagi dalam 9 kelas.
Namun, ruang yang mendapat revitalisasi adalah 7 kelas dan ditambah 1 musala, sehingga menjadi 8 ruang kelas. Jumlah ini ditambah dengan satu gedung administrasi yang juga cagar budaya dan UKS.
Melalui PHTC bidang pendidikan tersebut, SMPN 1 Purbalingga mendapatkan pendanaan sebesar Rp1,4 miliar yang akan dikerjakan dalam 120 hari. Dana tersebut akan ditransfer Kemendikdasmen dalam dua termin.
"Alhamdulillah termin pertama sudah cair pada 7 Mei ini, yaitu sebesar 70% totalnya Rp 984.172.000. Untuk termin berikutnya, akan cair kembali setelah progres (revitalisasi mencapai) 50%," tutur Eti.
Menerima dana yang tidak sedikit tentu membuat Eti sebagai Kepala Sekolah SMPN 1 Purbalingga menjadi khawatir. Terlebih tata kelola dilaksanakan kepada guru yang tidak punya latar belakang revitalisasi sekolah, karena mekanisme program adalah swakelola oleh sekolah, dengan penguatan tata kelola dan partisipasi masyarakat.
Untuk itu, Eti rutin menggelar koordinasi dan evaluasi setiap minggunya. Ia menegaskan pihaknya akan mencari langkah "selamat" dan terus mengingatkan berbagai pihak terkait untuk hati-hati dalam menggunakan dana.
"Jadi berusaha untuk mengelola dana Rp 1,4 miliar banyak sekali. Sehingga kami tentu sangat hati-hati sekali. Kami berupaya speknya harus sesuai dengan yang ada di RAB (rencana anggaran biaya)," jelas Eti.
"Kemudian ada juknisnya (petunjuk teknis) kan. Juknis dari kementerian (Kemendikdasmen) itu benar-benar pedoman bagi kami dalam melakukan revitalisasi di SMA 1 Purbalingga," tandasnya.
Seperti yang diketahui, revitalisasi sekolah merupakan Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Presiden Prabowo Subianto di bidang pendidikan. PHTC diluncurkan Prabowo bersama Mendikdasmen Abdul Mu'ti pada peringatan Hari Pendidikan Nasional (2/5/2025) lalu.
Mendikdasmen Mu'ti menyebutkan akan ada 10.440 sekolah yang ikut program ini dan dimulai sejak 2025.