TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perang antara Iran dengan Israel telah memasuki hari keempat sejak serangan pertama Israel pada Jumat, 13 Juni 2025.
Lalu bagaimanakah sikap Indonesia melihat konflik tersebut.
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan atau PCO Hasan Nasbi mengatakan sikap Indonesia terhadap konflik antar negara tidak pernah bergeser.
"Jadi setiap ada konflik, setiap ada perang, pemerintah kita selalu menyerukan tiga hal dan tidak pernah berubah sampai saat ini," kata Hasan di Kantor PCO, Senin (16/6/2025).
Pertama, kata Hasan, Presiden Prabowo Subianto selalu mengecam segala bentuk agresi yang dilakukan terhadap negara lain.
Kedua, kata Hasan Presiden selalu mendorong terciptanya deeskalasi konflik atau gencatan senjata.
Ketiga, Presiden selalu menyerukan penyelesaian konflik melalui jalur diplomasi dan hukum internasional.
"Jadi dimanapun terjadi konflik dimanapun terjadi agresi militer, di manapun terjadi invasi maka pemerintah kita secara konsisten menyerukan tiga hal ini," katanya.
Termasuk kata Hasan, terkait perang Israel dengan Iran.
Sikap Indonesia tidak pernah keluar dari tiga hal tersebut.
Perang Israel dengan Iran pertama terjadi pada 13 Juni 2025.
Israel memulai dengan serangan udara besar-besaran terhadap Iran, menargetkan fasilitas nuklir (Natanz, Isfahan), pangkalan rudal, komando IRGC, dan kediaman pejabat tinggi.
Serangan Israel tersebut menewaskan dua tokoh militer tertinggi Iran, yakni Kepala Staf Angkatan Bersenjata Jenderal Mohammad Bagheri dan Komandan Garda Revolusi (IRGC) Jenderal Hossein Salami.
Iran merespons serangan Israel dengan “Operation True Promise III”.
Iran menembakkan sekitar 150–350 rudal balistik dan drone ke Israel.
Hingga kini perang antara kedua negara di kawasan Timur Tengah tersebut terus berlanjut.