Pemerintah Serap 68 Ribu Pekerja di Dapur Makan Bergizi Gratis, 60% Ibu-Ibu
kumparanBISNIS June 16, 2025 08:40 PM
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dijalankan pemerintah sejak 6 Januari 2025 telah menyerap sekitar 68 ribu tenaga kerja di dapur MBG atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di seluruh Indonesia. Mayoritas pekerjanya adalah ibu rumah tangga.
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengatakan lebih dari 60 persen tenaga kerja yang terserap dalam program MBG merupakan ibu-ibu berusia 30 hingga 50 tahun.
"Lebih dari 60 persen yang bekerja adalah ibu-ibu yang usianya 30 (tahun), 35 (tahun), 40 (tahun), 50 (tahun), yang tadinya ibu rumah tangga tidak punya pendapatan, sekarang bisa (punya pendapatan)," kata Dadan kepada wartawan di kantor Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin), Jakarta, Senin (16/6).
Kata Dadan, sebagian besar dari mereka sebelumnya merupakan ibu rumah tangga tanpa penghasilan tetap. Kini, melalui program ini, mereka memperoleh pendapatan minimal sebesar Rp 2 juta per bulan.
Dadan mencatat, sejak diluncurkan pada 6 Januari 2025, saat ini program MBG telah menjangkau 4,97 juta penerima manfaat. Program tersebut telah berjalan di seluruh 38 provinsi dengan total 1.785 SPPG aktif.
Pastikan Kepala Dapur Dibayar Rutin
Petugas menata menu makanan yang akan didistribusikan pada program makan bergizi gratis di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Gagaksipat, Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah, Senin (6/1/2025). Foto: Aloysius Jarot Nugroho/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas menata menu makanan yang akan didistribusikan pada program makan bergizi gratis di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Gagaksipat, Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah, Senin (6/1/2025). Foto: Aloysius Jarot Nugroho/ANTARA FOTO
Dadan juga menegaskan seluruh kepala SPPG kini telah menerima pembayaran secara rutin setiap bulan. Dia membantah adanya keterlambatan pembayaran yang sebelumnya dikeluhkan di sejumlah titik.
“Semua kepala SPPG sekarang sudah rutin setiap bulan ada ahli gizi sama akuntan yang tidak serempak direkrut memang butuh waktu sampai proses administrasinya dilakukan, jadi sudah tidak ada lagi yang tidak dibayar,” katanya.
Dilanjut Dadan, saat ini pengelolaan keuangan program tersebut sudah lebih tertib, dengan sistem pencairan dana ke SPPG melalui virtual account sebelum kegiatan operasional dimulai.
Menurutnya, ini dilakukan agar mitra tidak perlu menunggu reimburs dan bisa langsung menjalankan kegiatan operasional.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.