Daging babi merupakan salah satu sumber protein hewani. Namun, daging ini kerap dihindari karena beberapa hal. Benarkah konsumsinya berbahaya untuk kesehatan?
Daging babi merupakan salah satu sumber protein hewani, vitamin, dan mineral yang diperlukan tubuh. Daging hewan ini juga mengandung vitamin dan mineral penting, seperti vitamin B12, Zinc, dan selenium.
Vitamin B12 berperan dalam pembentukan sel darah merah dan menjaga kesehatan sistem saraf. Sedangkan zinc memiliki sifat antioksidan yang bisa melindungi tubuh dari kerusakan sel.
Namun, daging babi juga berpotensi membawa penyakit menular dan membahayakan kesehatan manusia, terlebih jika sudah terkontaminasi bakteri. Di dalam babi terkandung cacing pita yang bisa membahayakan. Parasit tersebut bisa masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi.
Lantas, apakah makan babi berbahaya bagi kesehatan? Melansir eatingwell.com (07/03/2025), berikut penjelasannya.
![]() |
Meskipun banyak kontroversi terkait daging babi, tetapi daging hewan ini sebenarnya termasuk makanan bergizi.
Dalam 85 gram daging babi matang, terkandung 23 gram protein berkualitas tinggi.
Menurut ahli gizi Kara Behlike-Ungerman, protein dalam daging babi sangat mudah digunakan oleh tubuh. Protein berkualitas itu dapat membantu pembentukan otot kuat, membantu perut tetap kenyang, dan bisa mencegah kehilangan otot.
Mengonsumsi daging babi setiap hari juga memberi tubuh sumber protein yang mengenyangkan.
"Protein sangat penting seiring bertambahnya usia karena berkurangnya massa otot yang terjadi seiring bertambahnya usia, sehingga meningkatkan risiko sarkopenia (kondisi medis yang ditandai dengan hilangnya massa, kekuatan, dan fungsi otot secara progresif, terutama seiring bertambahnya usia)," ujar ahli gizi Johna Burdeos.
![]() |
Daging babi juga kaya akan kolin, nutrisi penting untuk perkembangan otak dan sumsum tulang belakang sehat bagi bayi yang berkembang dalam kandungan.
Oleh karena itu, ahli Kara Behike-Ungerman merekomendasikan 1 porsi daging babi seberat 85 gram dikonsumsi ketika hamil dan menyusui. Sebab, dapat mengisi kekurangan kolin harian.
Daging babi juga mengandung vitamin B, termasuk tiamin, niasin, vitamin B6, dan vitamin B12. Vitamin tersebut berperan penting dalam pembentukan plasenta dan penyediaan energi untuk perkembangan janin.
![]() |
Beberapa potongan daging babi juga disebut baik oleh American Heart Association. Termasuk potongan sirloin tanpa tulang atau tenderloin.
Potongan tersebut mengandung kurang dari 5 gram lemak, 2 gram atau kurang lemak jenuh, 95 miligram atau kurang kolesterol, serta 480 miligram atau kurang sodium per sajinya.
Dalam jumlah moderat, konsumsi daging babi tanpa lemak bisa menurunkan kadar kolesterol dan memperbaiki kesehatan jantung secara keseluruhan.
![]() |
Mengonsumsi daging babi memicu risiko berbahaya bagi kesehatan. Menurut Burdeos, konsumsi daging babi yang terlalu banyak bisa menyebabkan infeksi trikinosis. Infeksi ini bisa berakibat fatal disebabkan oleh cacing pita Trichinella yang ditemukan pada daging babi kurang matang atau mentah.
Disarankan untuk mengonsumsi daging babi yang matang atau memasaknya pada suhu yang disarankan, minimal 63 derajat celcius.
Meskipun daging babi baik untuk jantung, tetapi mengonsumsi secara berlebihan kurang bagus. Apalagi jika mengonsumsi bagian penuh lemak, maka bisa berbahaya.
Konsumsi babi berlebihan atau olahannya, seperti bacon dan sosis bisa meningkatkan tekanan darah tinggi, kolesterol, dan risiko penyakit jantung.
Secara gizi daging babi memang mengandung berbagai nutrisi penting, tetapi konsumsinya perlu diperhatikan. Hindari mengonsumsi daging babi penuh lemak dan terlalu berlebihan.