Danantara Gandeng INA, Gelontorkan Rp 13,3 T untuk Pabrik Kimia Chandra Asri
kumparanBISNIS June 17, 2025 11:40 AM
Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, bersama Indonesia Investment Authority (INA), dan PT Chandra Asri Pacific Tbk (Chandra Asri Group) telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk menjajaki potensi masuknya Danantara Indonesia dan INA sebagai investor strategis baru dalam pengembangan bersama proyek pabrik Chlor Alkali – Ethylene Dichloride (CA-EDC Plant).
Kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan produksi soda kostik dan Ethylene Dichloride, dua bahan kimia penting bagi industri hilir seperti pengolahan nikel di Indonesia, agar dapat memperkuat kemandirian industri nasional dan mendukung agenda hilirisasi dalam transformasi ekonomi jangka panjang Indonesia.
Dengan nilai investasi bersama yang mencapai sekitar USD 800 juta atau Rp 13,33 triliun (kurs Rp 16.265), proyek ini mencerminkan komitmen para pihak untuk memperkuat ketahanan industri nasional, mengurangi ketergantungan impor bahan baku kimia utama, dan mempercepat industrialisasi strategis di dalam negeri.
Chief Investment Officer (CIO) Danantara, Pandu Sjahrir, menegaskan pentingnya kemitraan ini secara strategis dan kesesuaiannya dengan prioritas pembangunan nasional.
“Industrialisasi hilir adalah kunci transformasi ekonomi Indonesia dan membuka peluang besar bagi investor visioner. Sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional, kolaborasi ini mendukung industri berskala besar yang mengurangi impor dan memiliki potensi pertumbuhan jangka panjang. Sektor kimia menopang rantai nilai penting dari manufaktur hingga transisi energi, terutama dalam pengolahan nikel dan pemurnian alumina,” ucap Pandu melalui keterangan tertulis, dikutip Selasa (17/6).
Ia menyampaikan, investasi tersebut dinilai dapat memperkuat ketahanan nasional dengan cara mengurangi ketergantungan terhadap produk seperti soda kostik dan Ethylene Dichloride. Danantara juga membuka peluang kerja sama dengan mitra global yang memiliki visi sejalan dalam membangun ekosistem industri yang tangguh dan bernilai tinggi di kawasan Asia.
Partisipasi Danantara menunjukkan komitmen jangka panjang perusahaan untuk menanamkan investasi di sektor-sektor utama yang mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif, membuka lapangan kerja, dan meningkatkan nilai tambah industri. Proyek pembangunan pabrik CA-EDC ini pun mendukung target pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional hingga 8 persen.
Proyek CA-EDC akan dikelola oleh PT Chandra Asri Alkali (CAA). Proyek berada dalam fase pertama yang mencakup pembangunan pabrik dengan kapasitas produksi 400.000 ton soda kostik padat per tahun yang setara 827.000 ton dalam bentuk cair dan 500.000 ton Ethylene Dichloride.
Fase kedua pengembangan akan mencakup perluasan produksi Chlor-Alkali dan pengenalan produk turunan berbasis klorin untuk meningkatkan efisiensi operasional serta menciptakan sinergi rantai nilai. Studi kelayakan juga tengah dilakukan untuk mengevaluasi potensi pengembangan produk turunan berbasis klorin.
CEO INA, Ridha Wirakusumah, menyampaikan bahwa kolaborasi ini merupakan bentuk komitmen bersama untuk memperkuat fondasi industri Indonesia melalui peningkatan kapasitas produksi dalam negeri dan mengurangi ketergantungan impor bahan baku penting.
“Dengan menggabungkan kekuatan investor institusional dan pelaku industri, kami tidak hanya menjawab isu keamanan pasokan strategis tetapi juga membangun dasar pertumbuhan industri jangka panjang yang memperkuat daya saing Indonesia di ekonomi global. Kolaborasi ini sesuai dengan mandat investasi jangka panjang INA untuk menggerakkan modal yang mendukung prioritas nasional dan pembangunan berkelanjutan,” ujar Ridha.
Sementara, Presiden Direktur Chandra Asri Group, Erwin Ciputra menyampaikan bahwa keterlibatan Danantara dan INA menunjukkan adanya kepercayaan dari para investor terhadap prospek pertumbuhan industri kimia di Indonesia. “Melalui kolaborasi ini, kami membangun fondasi kuat untuk mendorong pembangunan industri yang berkelanjutan,” ucap Erwin.
Produksi Ethylene Dichloride dari pabrik ini akan diekspor dan diproyeksikan menghasilkan devisa hingga Rp 5 triliun per tahun. Selain itu, pabrik ini juga akan mengurangi kebutuhan impor soda kostik dengan potensi penghematan hingga Rp 4,9 triliun per tahun.
Selain memberikan dampak positif secara ekonomi, pabrik CA-EDC juga akan mendukung penyediaan bahan baku utama bagi berbagai sektor industri seperti pengolahan air, produksi sabun dan deterjen, pemurnian alumina, serta pengolahan nikel. Proyek ini turut memperkuat rantai pasok dalam negeri dan memperluas peluang ekspor, sehingga berkontribusi pada upaya industrialisasi yang berkelanjutan sekaligus meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global.