Pemimpin Majelis Sabilu Taubah Muhammad Iqdam Kholid (Gus Iqdam) merespons fenomena majelis selawat yang viral karena diisi jogetan dan bercampurnya laki-laki dan perempuan.
Ia menekankan pentingnya menjaga adab dan etika dalam berselawat.
"Dan selawat itu ada adabnya. Ngaji atau selawat itu agar ilmu itu masuk ke dalam diri kita, selawat itu benar-benar bisa diterima oleh Allah SWT, diterima oleh Rasulullah, ya itu ada adabnya, ada etikanya. Jadi seperti itu," ujar Gus Iqdam di Majelis Sabilu Taubah, Blitar, Jawa Timur, Selasa (17/6).
Menanggapi video-video yang beredar di media sosial tentang majelis selawat yang diisi dengan joget-joget dan campur baur laki-laki dan perempuan, Gus Iqdam mengimbau untuk tidak cepat mengambil kesimpulan tanpa mengetahui konteks sebenarnya.
"Kalau saya mengenai isu-isu seperti itu, ya menanggapinya biasa-biasa saja. Karena biasanya kan orang yang menilai suatu isu atau orang yang menyimpulkan sesuatu, padahal dia itu belum tahu kebenarannya itu ya karena hanya melihat di sosial media," ucapnya.
Perbesar
Sejumlah warga menyaksikan peserta melantunkan selawat diiringi tabuhan alat musik rebana dalam Parade 12 Jam Shalawat di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Semarang, Jawa Tengah, Rabu (27/9/2023). Foto: Makna Zaezar/Antara Foto
Terkait dengan campur baur antara laki-laki dan perempuan, Gus Iqdam menilai hal itu memang tidak baik jika dilakukan dalam satu ruang tanpa pemisahan.
"Kalau memang ada dicampurkan atau dijadikan satu ya memang kurang baik. Tapi kalau di tempat kami sendiri di sini ya nggak pernah dicampur-baurkan. Jadi laki-laki, perempuan di sini juga sendiri-sendiri," jelasnya.
Saat diminta tanggapan mengenai aksi joget yang dinilai berlebihan dalam majelis selawat, Gus Iqdam menegaskan batasan.
"Ya kalau terlalu parah sampai menunjukkan lengkuk tubuhnya dan sebagainya, sampai bahkan atau auratnya itu terbuka dan sebagainya, ya jelas-jelas tidak baik," tandas dia.
Perbesar
Jamaah berebut koin dan uang kertas yang dilempar oleh sesama jamaah di Masjid Jami Jamsaren, Kota Kediri, Jawa Timur, Rabu (27/9/2023). Foto: Prasetia Fauzani/Antara Foto