Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyerukan "perang dimulai" melalui serangkaian unggahan di media sosial X.
Dia juga menulis dalam unggahan berbeda bahwa Iran "tidak akan pernah berkompromi dengan Zionis".
"Kami tidak akan menunjukkan belas kasihan kepada Zionis," demikian bunyi terjemahan unggahan tersebut.
Unggahan Khamenei mengemuka setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyebut soal keberadaan dirinya.
Trump menulis: "Kami tahu persis di mana sosok yang disebut 'Pemimpin Tertinggi' itu bersembunyi."
"Ia adalah target yang mudah, tetapi aman di sana - Kami tidak akan menghabisinya (membunuhnya!), setidaknya untuk saat ini."
Trump kemudian menulis dalam unggahan berikutnya: "MENYERAH TANPA SYARAT!"
Sebelumnya, Trump mengatakan bahwa "semua orang harus segera mengungsi dari Teheran".
Hingga saat ini pertikaian antara Iran maupun Israel tidak menunjukkan tanda-tanda mereda.
Justru sebaliknya, kedua kubu terus bertukar serangan rudal balistik.
Kepala staf Angkatan Bersenjata Iran, Mayor Jenderal Abdolrahim Mousavi, memperingatkan penduduk Israel "terutama Tel Aviv dan Haifa perlu dievakuasi sesegera mungkin untuk menyelamatkan nyawa mereka".
Di sisi lain, tentara Israel memperingatkan penduduk di Distrik 18 Teheran bahwa akan ada serangan terhadap infrastruktur militer Iran di wilayah tersebut.
Beberapa saat setelah peringatan disampaikan, ledakan telah dilaporkan terjadi di beberapa bagian ibu kota Iran, menurut laporan media Iran seperti disampaikan kantor berita Reuters.
Getty ImagesAsap mengepul setelah Israel dilaporkan menyerang sebuah gedung yang digunakan oleh media pemerintah Iran di Teheran, pada 16 Juni 2025.
Kementerian Kesehatan Iran mengatakan sedikitnya 224 orang tewas dan lebih dari 1.200 orang terluka dalam serangan udara Israel sejak Jumat (13/06).
Adapun Israel mengatakan sedikitnya 24 orang tewas akibat serangan Iran selama periode yang sama.
Perhitungan berbeda disampaikan Organisasi nirlaba Aktivis Hak Asasi Manusia di Iran (HRANA) yang melacak korban sejak serangan dimulai pada Jumat (13/06).
Menurut HRANA, sebanyak 224 warga sipil tewas, dengan 188 orang terluka.
Sebanyak 109 anggota militer tewas dan 123 orang terluka, kata organisasi itu.
HRANA juga mencatat sebanyak 119 orang tewas, dan 335 orang terluka, yang belum teridentifikasi.
Total korban di Iran, menurut HRANA, mencapai 452 orang tewas dan 646 orang terluka.
EPAAsap membumbung setelah Israel melancarkan serangan di bagian selatan Teheran, pada Minggu (15/06).
Trump sebelumnya mengisyaratkan bahwa ia dapat mencapai kesepakatan diplomatik dengan Iran guna mengakhiri konflik. "Begitu saya meninggalkan tempat ini, kami akan melakukan sesuatu," kata Trump merujuk KTT G7 di Kanada. KTT tersebut akan berakhir pada Selasa (17/06).
Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, mengatakan di media sosial bahwa jika Trump "sungguh-sungguh dalam berdiplomasi" dan ingin menghentikan pertempuran, "Hanya perlu satu panggilan telepon dari Washington untuk membungkam" Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Namun, ia memperingatkan bahwa jika AS "terperosok" dalam konflik, hal itu akan "menghancurkan prospek solusi yang dinegosiasikan".
EPAKawasan permukiman di Ramat Gan, dekat Tel Aviv, Israel, hancur akibat gempuran rudal Iran, pada Sabtu (14/06).
Israel membuat klaim bahwa serangannya telah mengenai ratusan lokasi, termasuk markas besar Kementerian Pertahanan Iran, Organisasi Inovasi dan Penelitian Pertahanan, fasilitas nuklir Natanz, dan fasilitas nuklir Isfahan.
Rudal Israel juga menghantam kilang minyak dan kapal tanker minyak Shahran, di Iran.
Video yang dipublikasikan oleh warga Iran di media sosial dan telah diautentikasi oleh BBC Verify menunjukkan kebakaran besar di depot minyak sebelah barat laut ibu kota Teheran itu.
EPATerjadi antrean kendaraan untuk mengisi bahan bakar di Teheran, kemarin.
Dari pantauan video-video yang diunggah di media sosial dalam beberapa hari terakhir menunjukkan antrean bahan bakar dan lalu lintas saat orang-orang mencoba meninggalkan ibu kota.
Di sisi lain, pesan-pesan Israel yang meminta orang-orang untuk mengungsi dari kota-kota merupakan bagian dari "operasi psikologis musuh", kata juru bicara pemerintah Iran.
Fatemeh Mohajerani juga menegaskan bahwa internet Iran telah "diperlambat" untuk "memerangi serangan siber" di negara tersebut.
Menteri Pertahanan Israel telah memperingatkan bahwa penduduk Teheran akan "membayar harga" atas serangan Iran terhadap warga Israel dan meminta penduduk untuk mengungsi.
Di tengah baku serang antara Israel dan Iran, muncul kabar bahwa Presiden AS Donald Trump menolak rencana Israel untuk membunuh Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menurut tiga pejabat AS kepada CBS News, mitra BBC di AS.
Seorang pejabat AS mengatakan Israel memiliki kesempatan untuk membunuh Khamenei. Namun, Trump menyampaikan kepada Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, bahwa itu bukan "ide yang bagus".
Para pejabat itu mengatakan percakapan antara Netanyahu dan Trump terjadi setelah Israel melancarkan serangan besar-besaran terhadap Iran pekan lalu. Penolakan Trump terhadap usulan tersebut pertama kali dilaporkan oleh kantor berita Reuters.
EPARudal balistik Iran menghantam kawasan permukiman di Rishon LeZion, dekat Tel Aviv, Israel, Sabtu (14/06).
Selama wawancara dengan Fox News, Netanyahu tidak secara langsung mengonfirmasi atau membantah laporan Reuters.
"Ada begitu banyak laporan palsu tentang percakapan yang tidak pernah terjadi dan saya tidak akan membahasnya," katanya. "Tetapi saya dapat memberi tahu Anda bahwa saya pikir kami melakukan apa yang perlu kami lakukan. Saya pikir Amerika Serikat tahu apa yang baik untuk Amerika Serikat dan saya tidak akan membahasnya," kata Netanyahu.
Baca juga:
Dalam wawancara dengan Fox News, Benjamin Netanyahu ditanya apakah perubahan rezim di Iran merupakan bagian dari upaya Israel.
"Itu bisa jadi hasilnya, karena rezim Iran sangat lemah," katanya.
Netanyahu mengeklaim rezim Iran saat ini tidak "memiliki rakyat", dan mengatakan "80% rakyat" ingin menggulingkan pemerintah Iran.
Ia juga mengatakan, "rakyat Persia dan orang Yahudi telah memiliki persahabatan lama", dan menambahkan, "keputusan untuk bertindak, untuk bangkit saat ini adalah keputusan rakyat Iran".
Netanyahu mengatakan bahwa, kalaupun Iran setuju untuk berhenti menembakkan rudal ke Israel sebagai bagian dari kesepakatan apa pun, itu tidak berarti Teheran akan berhenti mengembangkan kemampuan nuklir.
"Masalahnya di sini bukan de-eskalasi. Masalahnya di sini bukan gencatan senjata. Masalahnya adalah menghentikan hal-hal yang mengancam kelangsungan hidup kita," katanya.
Sebagai pengingat, Iran telah berulang kali membantah bahwa mereka memiliki program senjata nuklir.
ReutersAsap membumbung di tengah serangan rudal Iran ke Tel Aviv, Israel, pada Jumat (13/06).
Sebelumnya, Korps Garda Revolusi Iran membalas serangan Israel dengan melancarkan gempuran rudal balistik terhadap "puluhan target, pusat militer, dan pangkalan udara" di Israel. Iran menamai operasi itu "True Promise 3".
Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei memperingatkan bahwa pasukan Iran akan "bertindak dengan kekuatan" terhadap Israel.
Dalam tulisan di media sosial X, ia memperingatkan Israel "tidak akan lolos tanpa cedera dari kejahatan ini".
Di Yerusalem dan Tel Aviv, terdapat laporan bunyi ledakan dan kilatan cahaya terang saat sistem pertahanan 'Kubah Besi' Israel berusaha mencegat serangan itu.
Beberapa rudal Iran dilaporkan menghantam beberapa tempat, termasuk di Tel Aviv dan Ramat Gan, kota dekat Tel Aviv.
Reuters Serangan rudal Iran menghantam bangunan di Ramat Gan, Israel, pada Jumat (13/06).
Reuters Sejumlah korban luka-luka akibat serangan rudal Iran ke Kota Ramat Gan, Israel, pada Jumat (13/06).
ReutersSistem pertahanan udara Kubah Besi menangkal sejumlah serangan rudal Iran di Tel Aviv, pada Jumat (13/06).
Menurut juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Avichay Adraee, Iran meluncurkan kurang dari 100 rudal dalam dua gelombang ke Israel.
Dalam sebuah posting di X, ia mengeklaim sebagian besar rudal Iran berhasil dicegat atau gagal mencapai target.
"Ada sejumlah kecil bangunan yang terkena serangan, beberapa karena pecahan peluru dari operasi intersepsi," tambahnya.
Sebanyak 40 orang dirawat di rumah sakit Israel setelah serangan Irandua di antaranya dalam kondisi kritis.
Militer Israel memulai serangan ke puluhan lokasi di berbagai wilayah Iran, pada Jumat (13/06).
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan serangan Israel "menyasar ke jantung program pengayaan nuklir Iran". Dalam serangan itu, kepala Garda Revolusi Iran dilaporkan tewas.
"Israel meluncurkan Operasi Rising Lion, operasi militer yang ditargetkan untuk menangkal ancaman Iran terhadap kelangsungan hidup Israel," kata Netanyahu pada Jumat (13/06).
"Operasi ini akan terus berlanjut sampai berapapun hari yang diperlukan untuk menghilangkan penyebarannya."
"Dalam beberapa bulan terakhir, Iran telah mengambil langkah-langkah yang belum pernah diambil sebelumnya, langkah-langkah untuk mempersenjatai uranium yang diperkaya ini," tambahnya.
"Jika tidak dihentikan, Iran dapat memproduksi senjata nuklir dalam waktu yang sangat singkat. Bisa jadi satu tahun. Bisa jadi dalam beberapa bulan, kurang dari satu tahun. Ini adalah bahaya yang jelas dan nyata bagi kelangsungan hidup Israel."
Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengatakan serangan ke sejumlah lokasi di Iran mengungkap "sifat keji" Israel.
Dia menambahkan, Israel "telah menyiapkan nasib pahit untuk dirinya sendiri, yang pasti akan diterimanya" dengan melakukan serangan ke Iran.
Seorang juru bicara angkatan bersenjata Iran mengatakan bahwa AS dan Israel akan membayar "harga yang mahal" untuk serangan tersebut.
"Angkatan bersenjata pasti akan menanggapi serangan Zionis ini," kata juru bicara militer Iran, Abolfazl Shekarchi, sebagaimana dikutip kantor berita Reuters.
Presiden AS Donald Trump mengaku telah mengetahui rencana Israel menyerang Iran. Namun, dia menegaskan bahwa militer AS tidak berperan dalam operasi tersebut.
"Iran tidak dapat memiliki bom nuklir dan kami berharap untuk kembali ke meja perundingan. Kita lihat saja nanti," katanya kepada Fox News.
"Ada beberapa orang dalam kepemimpinan yang tidak akan kembali," katanya, seraya mencatat bahwa AS telah mengonfirmasi bahwa beberapa pemimpin Iran telah tewas dalam serangan tersebut.
Kepala Garda Revolusi Iran, Hossein Salami, tewas dalam serangan Israel, demikian dilaporkan media pemerintah Iran.
Ia termasuk di antara beberapa pemimpin senior yang tewas dalam serangan Israel.
Hossein Salami mungkin adalah pemimpin Iran paling senior yang tewas dalam serangan Israel.
Salami pertama kali bergabung dengan Garda Revolusi pada 1980 saat Perang Iran-Irak.
Seiring dengan kenaikan pangkatnya di militer, ia makin dikenal karena retorikanya yang keras terhadap AS dan sekutu-sekutunya.
Sejak tahun 2000-an, ia telah dikenai sanksi oleh Dewan Keamanan PBB dan AS atas keterlibatannya dalam program nuklir dan militer Iran.
Dia menjabat sebagai kepala Garda Revolusi pada 2024 ketika Iran melancarkan serangan militer langsung pertamanya terhadap Israel, dengan mengerahkan lebih dari 300 pesawat nirawak dan rudal.
Ketika ketegangan dengan Israel meningkat dalam beberapa hari terakhir, Salami mengatakan pada Kamis (12/06) bahwa Iran "sepenuhnya siap untuk segala skenario, situasi, dan keadaan".
"Musuh mengira mereka dapat melawan Iran dengan cara yang sama seperti mereka melawan warga Palestina yang tak berdaya yang dikepung Israel," katanya. "Kami teruji dalam perang dan berpengalaman."
Selain Hossein Salami, media pemerintah Iran menyebutkan bahwa Mohammad Bagheri, kepala staf Angkatan Bersenjata Iran, tewas dalam serangan Israel.
Korban berikutnya adalah Gholamali Rashid, komandan Markas Pusat Khatam-al Anbiyaperusahaan konstruksi yang bernaung di bawah Korps Garda Revolusi Iran.
Dua ilmuwan nuklir senior juga tewas dalam serangan Israel.
Salah satunya adalah Fereydoon Abbasi, mantan kepala Organisasi Energi Atom Iran (AEOI). AEOI bertanggung jawab atas fasilitas nuklir Iran.
Abassi selamat dari upaya pembunuhan di Teheran pada 2010.
Sosok berikutnya adalah Mohammad Mehdi Tehranchi, rektor Universitas Islam Azad di Teheran. Dia disebut-sebut terlibat dalam program senjata nuklir Iran.
Seorang pejabat militer Israel mengatakan bahwa serangan itu diarahkan ke puluhan lokasi di berbagai wilayah Iran. Targetnya adalah lokasi rudal jarak jauh Iran dan segala fasilitas yang terkait dengan program nuklir, kata pejabat itu.
Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengungkap puluhan pesawat tempur terlibat dalam "tahap pertama" terhadap "target nuklir" di berbagai wilayah Iran.
Salah satu lokasi yang menjadi target, kata Netanyahu, adalah fasilitas pengayaan uranium di Kota Natanz, sekitar 225 km sebelah selatan Teheran, ibu kota Iran.
Stasiun televisi pemerintah Iran melaporkan bahwa markas besar Garda Revolusi di Teheran turut menjadi sasaran serangan Israel.
Media lokal juga melaporkan api dan asap keluar dari lokasi tersebut.
Garda Revolusi Islam adalah cabang Angkatan Bersenjata Iran dan salah satu organisasi paling kuat di negara itu.
BBC
Iran telah lama menyatakan bahwa program nuklirnya hanya untuk tujuan sipil. Iran memiliki beberapa fasilitas nuklir, beberapa di antaranya telah menjadi sasaran serangan Israel.
Namun, banyak negaraserta Badan Energi Atom Internasional (IAEA)tidak yakin bahwa program nuklir Iran hanya untuk tujuan sipil.
Pekan ini, Dewan Gubernur IAEA secara resmi menyatakan Iran melanggar kewajiban nonproliferasinya untuk pertama kalinya dalam 20 tahun.
Mereka mengutip "banyak kegagalan" Iran untuk memberikan jawaban lengkap tentang keberadaan bahan nuklir yang tidak dilaporkan serta persediaan uranium yang telah diperkaya.
Laporan IAEA sebelumnya menyebut Iran telah memperkaya uranium hingga kemurnian 60%, cukup mendekati uranium tingkat senjata untuk membuat sembilan bom nuklir.
Iran mengatakan resolusi itu "politis".
Berdasarkan keterangan sejumlah saksi mata sebagaimana dilaporkan kantor berita Reuters yang mengutip Nour Newslembaga pemberitaan di bawah pemerintah Iranledakan terdengar di timur laut Teheran.
Reporter BBC juga mendapat informasi dari orang-orang di Teheran yang mengonfirmasi ledakan tersebut.
Media pemerintah Iran melaporkan bahwa Israel telah menyerang area pemukiman di Teheran dan beberapa kota lainnya.
Kantor berita Reuters mengutip stasiun TV pemerintah Iran yang menyebutkan bahwa sejumlah anak-anak termasuk di antara korban tewas.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, juga menetapkan keadaan darurat di Israel.
"Setelah serangan preventif terhadap Iran, serangan rudal dan pesawat nirawak terhadap Israel dan penduduk sipilnya diperkirakan akan segera terjadi," begitu bunyi pengumuman keadaan darurat tersebut.
Akibat serangan itu, semua penerbangan di bandara internasional utama di Teheran telah ditangguhkan, menurut media pemerintah Iran.
Bandara Internasional Imam Khomeini terletak sekitar 30 km di barat daya ibu kota Iran.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio membuat klaim bahwa negaranya tidak terlibat dalam serangan tersebut.
"Malam ini, Israel mengambil tindakan sepihak terhadap Iran. Kami tidak terlibat dalam serangan terhadap Iran dan prioritas utama kami adalah melindungi pasukan Amerika di kawasan tersebut," kata Rubio.
"Israel memberi tahu kami bahwa mereka yakin tindakan ini diperlukan untuk membela diri," ujarnya.
"Presiden Trump telah mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi pasukan AS dan tetap berhubungan erat dengan mitra regional kami. Saya tegaskan: Iran tidak boleh menargetkan kepentingan atau personel AS," kata Rubio.
Berita ini akan diperbarui secara berkala
Saksikan Live DetikPagi: