Belajar Pelan-pelan: Saat Ambisi Tak Lagi Bisa Kubiarkan Menyakiti
Elsa Ramadhani June 19, 2025 05:20 PM
Aku pernah percaya bahwa hidup harus cepat, bahwa kalau ingin dianggap berhasil, aku harus selalu punya pencapaian baru, target baru, dan progres yang bisa dipamerkan. Setiap hari aku pacu diriku. Buka mata langsung cek to-do list, kuliah sambil berorganisasi, nugas sambil overthinking, bahkan istirahat pun terasa seperti kesalahan.
Sampai suatu hari, tubuhku berhenti bekerja sama, aku mulai sulit tidur, napasku pendek, hatiku sering sesak tanpa sebab. Aku duduk di depan laptop tapi tak bisa mengetik satu kata pun, dan untuk pertama kalinya, aku takut pada ambisiku sendiri.
Aku mulai bertanya, kenapa harus selalu buru-buru? Kenapa gagal jadi aib? Kenapa aku begitu sulit menerima diriku saat sedang lambat?
Jawabannya sederhana tapi menyakitkan: karena aku takut. Takut kalah, takut tidak cukup, takut tertinggal, takut oleh pandangan orang lain.
Photo by Photo By: Kaboompics.com: https://www.pexels.com/photo/a-girl-with-books-5877583/
zoom-in-whitePerbesar
Photo by Photo By: Kaboompics.com: https://www.pexels.com/photo/a-girl-with-books-5877583/
Tapi perlahan aku belajar satu hal, "pelan-pelan juga tetap jalan." bahkan ketika aku tidak berlari, aku tetap bisa sampai, bahkan ketika aku rehat, dunia tidak berhenti berputar, dan itu tidak masalah.
Hari ini, aku masih punya banyak mimpi, tapi aku tidak lagi memaksakan semuanya harus sekarang juga, aku belajar memberi jeda, belajar bernapas, belajar memaafkan diriku yang lelah, karena ternyata menjadi ambisius bukan berarti harus tetap terbakar, kadang nyala kecil yang konsisten lebih bertahan dari api yang membakar habis.
Teruntuk kalian yang juga sedang dalam perjalanan pulih yang sama, ingatlah.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.