Iran Sebut Serangan Rudal Fokus pada Markas Intelijen Israel, Rumah Sakit Hanya Terkena Dampak
Wahyu Gilang Putranto June 19, 2025 10:32 PM

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Iran menyatakan bahwa serangan rudal yang menghantam sebuah rumah sakit utama di selatan Israel pada Kamis (19/6/2025) dini hari tidak ditujukan ke fasilitas kesehatan, melainkan ke target militer strategis.

“Target utama serangan itu adalah Pangkalan Intelijen dan Komando Angkatan Darat Israel (IDF C4I) dan Kamp Intelijen Angkatan Darat di Taman Teknologi Gav-Yam, yang terletak di sekitar Rumah Sakit Soroka,” kata kantor berita negara Iran, IRNA.

“Rumah sakit hanya terkena gelombang ledakan,” tulis IRNA, menegaskan bahwa sasaran utama adalah markas militer dan bukan warga sipil, dikutip dari Al-Arabiya.

Pernyataan ini datang setelah rentetan rudal menghantam beberapa lokasi di Israel, termasuk Rumah Sakit Soroka dan dua kota dekat Tel Aviv.

Sementara itu, media Israel menampilkan rekaman visual kerusakan di rumah sakit, termasuk jendela-jendela pecah dan asap hitam pekat.

Pejabat layanan medis darurat Israel melaporkan sedikitnya 65 orang terluka, dua di antaranya dalam kondisi serius.

Kebakaran terjadi di gedung 6 lantai rumah sakit dan petugas penyelamat masih terus mengevakuasi pasien ke area yang lebih aman.

Komandan polisi setempat, Haim Bublil menyatakan bahwa kebakaran menyulitkan evakuasi, terutama di area dengan pasien yang menggunakan ventilator atau yang sulit dipindahkan cepat. 

Rumah sakit telah mengaktifkan rencana darurat dan mengonversi area parkir bawah tanah menjadi ruang perawatan sejak awal pekan ini.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengecam keras serangan tersebut dan menyebutnya sebagai aksi teror. 

“Kami akan menuntut harga penuh dari para tiran di Teheran,” katanya melalui akun X (dulu Twitter).

Menteri Kesehatan Israel, Uriel Bosso, menyebut serangan itu sebagai “pelanggaran batas merah dan kejahatan perang terhadap warga sipil tak bersenjata serta tim medis.”

Ia menambahkan bahwa evakuasi dini dan kesiapan rumah sakit berhasil mencegah jatuhnya korban jiwa yang lebih banyak.

Rumah Sakit Soroka adalah pusat medis strategis yang menyediakan layanan bagi sekitar satu juta penduduk Israel bagian selatan, dengan kapasitas lebih dari 1.000 tempat tidur.

Serangan Iran ini terjadi bersamaan dengan serangan balasan Israel ke berbagai situs strategis di Iran, termasuk reaktor air berat Arak, pusat riset nuklir penting milik Teheran. 

Televisi pemerintah Iran menyatakan bahwa reaktor itu telah dievakuasi dan tidak mengalami kerusakan berarti. 

Mereka juga memastikan tidak ada risiko radiasi terhadap penduduk sekitar.

Konflik yang sudah berlangsung selama tujuh hari ini dimulai dari serangan udara mendadak Israel terhadap target militer dan nuklir Iran. 

Menurut laporan, kampanye militer tersebut telah menewaskan sejumlah pejabat tinggi militer dan ilmuwan nuklir Iran. 

Sebagai balasan, Iran telah menembakkan sekitar 400 rudal dan ratusan drone tempur ke wilayah Israel. 

Sejauh ini, data terbaru menunjukkan bahwa akibat serangan udara Israel, sedikitnya 585 orang tewas dan lebih dari 1.300 lainnya terluka di Iran.

Sementara di sisi Israel, lebih dari 47 orang dilaporkan tewas akibat serangan rudal Iran dan ribuan lainnya mengalami luka-luka.

Serangan terhadap reaktor Arak yang terletak sekitar 250 km dari Teheran juga menjadi sorotan dunia. 

Air berat di reaktor itu digunakan dalam proses pendinginan dan berpotensi menghasilkan plutonium, bahan yang dapat digunakan untuk membuat senjata nuklir. 

Iran sebelumnya telah sepakat dalam kesepakatan nuklir 2015 untuk merombak fasilitas tersebut demi meredakan kekhawatiran internasional.

Namun, setelah Amerika Serikat di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump menarik diri secara sepihak dari perjanjian nuklir tersebut pada 2018, proyek desain ulang reaktor sebagian besar terhenti.

Sementara Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), pengawas nuklir PBB, telah memperingatkan Israel untuk tidak menyerang situs nuklir Iran, ketegangan yang terus meningkat kini menimbulkan kekhawatiran internasional terhadap eskalasi konflik lebih lanjut di kawasan Timur Tengah.

(Farra)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.