TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kehutanan (Menhut), Raja Juli Antoni bersama Dubes Inggris untuk RI Dominic Jermey mengunjungi Desa Karang Kampar, Bener Meriah, Aceh Tengah, Kamis (19/6/2925). Desa ini jadi salah satu lokasi jalur jelajah gajah.
Gajah sendiri dikenal sebagai satwa teritorial di mana selalu bergerak dalam jalur jelajah yang sama selama hidupnya untuk mencari makan, minum dan lainnya. Konflik manusia dan gajah terjadi bukan karena gajah yang memasuki desa atau lahan warga, melainkan manusia yang membangun pemukiman pada ruang jelajah gajah.
Berdasarkan data BKSDA Aceh, ada sebanyak 583 kali konflik gajah dan manusia di Aceh selama periode 2019-2023. Angka ini memperlihatkan maraknya konflik gajah dengan manusia.
"Hari ini langsung bertemu dengan masyarakat yang selama ini menghadapi masalah real, tadi istilahnya bukan konflik manusia dan gajah tapi interaksi antara manusia dan gajah. Tinggal kita geser nanti, dari interaksi yang negatif jadi interaksi yang positif," kata Raja Antoni, Kamis (19/6/2025).
Dalam kunjungannya di Aceh Tengah, Raja Antoni dan Dubes Inggris juga mengecek progres preservasi Gajah yang dinamakan Peusangan Elephant Conservation Initiative (PECI) Aceh sebagai upaya penyelesaian konflik antar manusia dan gajah dengan pendekatan agroforestri.
Kawasan preservasi seluas 20 ribu hektare ini berlokasi di lahan pribadi Presiden Prabowo Subainto yang dihibahkan untuk konservasi gajah Sumatera.
Gajah sumatera saat ini berstatus satwa liar dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri LHK Nomor: P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018.
Menhut mengatakan kunci program konservasi gajah sumatera ini adalah keterlibatan aktif masyarakat untuk bekerja sama dengan pemerintah dan organisasi lingkungan.
"Tadi saya mengimbau kepada masyarakat keberhasilan program ini kata kuncinya adalah keterlibatan masyarakat insya allah kalau masyarakatnya terlibat aktif, bekerjasama dengan WWF, dengan teman-teman BKSDA yang ada di sini, kita insya allah akan melihat hasilnya pada jangka pendek 2-5 tahun, jangka panjangnya 10 tahun," jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Dubes Inggris Dominic Jermey menyatakan pelestarian ekosistem dan spesies unik Indonesia penting bagi keanekaragaman hayati, sekaligus mewujudkan masa depan bagi rakyat lokal dan generasi penerus.
"Kami mendukung inisiatif konservasi ini, ada dua tujuan, yang pertama adalah kesejahteraan warga. Kedua untuk melindungi gajah dan lingkungan hidup Aceh Tengah," kata Dominic.