TOBA Beri Kabar soal Ekspor Listrik ke Singapura, Jadi Dikirim Tahun 2028?
kumparanBISNIS June 20, 2025 08:00 PM
PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) memberi penjelasan soal rencana ekspor listrik hijau ke Singapura yang masih dalam tahap kajian awal.
Perusahaan mengakui proyek ini belum memiliki kepastian regulasi dan teknis yang menjadi dasar pelaksanaannya.
SVP Corporate Strategy and Investor Relations TOBA, Mirza Hippy, menjelaskan ekspor listrik masih terus dinilai kelayakannya secara berkala.
Katanya, teknologi yang dibutuhkan sangat kompleks, sementara regulasi dan ketentuan yang menjadi landasan proyek tersebut belum tersedia sepenuhnya.
"Berkaitan dengan ekspor listrik ke Singapura, ini sesuatu yang masih diasses secara berkala,” ujar Mirza dalam konferensi pers TOBA yang disampaikan secara daring, Jumat (20/6).
Untuk saat ini, TOBA masih berfokus pada studi kelayakan dan pengurusan lisensi terkait proyek ekspor listrik ke Singapura itu.
Mirza menambahkan, perkembangan lebih lanjut bakal disampaikan setelah aspek legal dan teknis lebih matang.
“Nanti pada saatnya kami akan sampaikan juga perkembangan terkait dengan ekspor listrik ke Singapura," lanjutnya.
TOBA diketahui tergabung dalam konsorsium untuk proyek ekspor listrik ke Singapura. Namun, katanya, masing-masing peserta konsorsium mengembangkan proyek listriknya di lokasi yang berbeda.
Untuk TOBA, pengembangan dilakukan di wilayah Waduk Tembesi, Batam, Kepulauan Riau.
Tahun ini, TOBA fokus menyelesaikan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Batam dengan kapasitas 46 megawatt (MW). Proyek tersebut berada di area kerja sama dengan BP Batam, yang memiliki luas sekitar 800 hektare.
"Jadi untuk area waduk yang kami sudah kerjasama dengan BP Batam yang mana misalnya akan kami coba bagi untuk supply kawasan industri maupun untuk potensi ekspor industri ke Singapura. Ini sesuatu yang harus kami kaji terus-terus," jelas dia.
Pada 13 Juni 2025 lalu, Pemerintah Indonesia dan Singapura telah menandatangani tiga nota kesepahaman (MoU) terkait kerja sama di bidang energi dan lingkungan.
MoU tersebut mencakup pengembangan zona industri berkelanjutan, perdagangan listrik lintas batas berbasis energi terbarukan, serta penangkapan, dan penyimpanan karbon lintas negara (CCS).
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengatakan penandatanganan ini menjadi langkah lanjutan dari proses panjang negosiasi antara kedua negara.
Meski demikian, pada September 2024, pemerintah mengungkapkan ekspor listrik hijau dari Indonesia ke Singapura paling cepat terealisasi di 2028 setelah transmisi kabel bawah laut sudah terbangun.
Pemerintah Singapura resmi menambah kuota impor listrik 1,4 gigawatt (GW), dari awalnya 2 GW menjadi total 3,4 GW dari 7 perusahaan di Indonesia. Penambahan kuota ekspor diresmikan pada gelaran Indonesia International Sustainability Forum (IISF) 2024 hari ini, Kamis (5/9).
Sebelumnya, Energy Market Authority (EMA) memberikan persetujuan bersyarat kepada lima perusahaan untuk mengimpor listrik rendah karbon sebesar 2 GW dari Indonesia ke Singapura, yakni Konsorsium Pacific Medco Solar Energy Medco Power with Consortium partners, PacificLight Power Pte Ltd (PLP) and Gallant Venture Ltd, a Salim Group company, Adaro Green, dan TBS Energi Utama.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.