Cetak Generasi Emas, LPPD Jatim Selenggarakan Ujian Kitab Kuning di Ma'had Aly Al-Tarmasi Pacitan
GH News June 21, 2025 05:04 PM

TIMESINDONESIA, PACITAN – Komitmen mencetak generasi emas dari pesantren terus dikuatkan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Salah satu buktinya, Lembaga Pengembangan Pesantren dan Diniyah (LPPD) Jatim kembali menggelar Ujian Membaca Kitab Kuning Program Beasiswa Marhalah Ula (M1) di Ma’had Aly Al-Tarmasi Pacitan.

Kegiatan yang berlangsung sejak 20 Juni 2025 itu merupakan bagian dari Seleksi Tahap II, menyasar mahasantri terpilih yang telah lolos penyaringan awal oleh pihak internal. Ada 22 peserta yang mengikuti ujian membaca Kitab Kifayatul Akhyar, dengan harapan 20 terbaik akan mendapatkan beasiswa prestisius dari Pemprov Jatim.

Ujian yang digelar di ruang 2.1 Gedung Perkuliahan Ma’had Aly ini menjadi bukti bahwa pesantren tak hanya mencetak santri yang paham agama, tetapi juga membangun generasi yang tangguh secara intelektual dan spiritual.

“Program ini bukan sekadar soal beasiswa, tetapi bagian dari strategi mencetak generasi emas yang mengakar pada nilai-nilai pesantren,” tegas Staf Administrasi LPPD Jati,  Saifuddin, S.Pd., saat ditemui usai ujian, Sabtu (21/6/2025).

Mahad-Aly-Al-Tarmasi-Pacitan-B.jpg

Saifuddin menjelaskan bahwa sejak diluncurkan pada 2019, program beasiswa LPPD terus berkembang. Dari semula hanya menyasar Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI), kini merambah ke Ma’had Aly yang fokus pada pengkajian kitab kuning klasik.

“Kita melihat antusiasme Ma’had Aly luar biasa. Tahun ini ada 19 lembaga se-Jawa Timur yang ikut. Yang siap kita akomodasi. Yang belum, bisa ikut tahun depan,” tambahnya.

Menurutnya, penyelenggaraan seleksi di Ma’had Aly Al-Tarmasi juga menjadi indikator bahwa lembaga ini punya kesiapan infrastruktur, kualitas pengajar, serta atmosfer akademik yang mendukung.

Sementara itu, Mudir Ma’had Aly Al-Tarmasi, KH. Luqman Harits Dimyathi, menyambut gembira kepercayaan yang kembali diberikan oleh LPPD Jatim.

“Alhamdulillah, kami dipercaya lagi. Ini amanah besar. Kami siap mencetak kader-kader ulama muda yang unggul dan berdaya saing,” ujar Kiai Luqman.

Ia menegaskan, pendidikan pesantren bukan hanya soal hafalan dan tradisi, tetapi juga soal penguatan karakter, kecerdasan emosional, serta kesiapan menjawab tantangan zaman.

“Terima kasih kepada LPPD dan Gubernur Jatim. Ini bukti nyata bahwa Pemprov benar-benar mendukung masa depan pendidikan pesantren,” imbuhnya.

Dalam seleksi tersebut, para mahasantri tampak serius dan fokus. Ujian berlangsung secara bergantian, dengan penilaian langsung dari tim penguji LPPD. Bagi mereka, membaca dan memahami Kitab Kifayatul Akhyar bukan sekadar ritual keilmuan, tetapi juga bentuk pengabdian pada tradisi keilmuan Islam Nusantara.

Ujian ini juga menjadi ajang pembuktian bahwa santri dan mahasantri memiliki kapabilitas akademik setara—bahkan melebihi—mahasiswa di luar pesantren. Mereka tidak hanya dibekali pemahaman keislaman, tapi juga kemampuan berpikir kritis dan solusi atas problematika umat.

Program Beasiswa Marhalah Ula (M1) ini menjadi bagian dari roadmap jangka panjang Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam membentuk “Generasi Emas Pesantren 2045”—yakni generasi yang tidak hanya berilmu, tapi juga berakhlak, nasionalis, dan siap memimpin.

“Jawa Timur, Gerbang Nusantara Baru. Ma’had Aly Al-Tarmasi: Ngaji, Ngaji, Ngaji, Ijazah Negeri,” tutup KH. Luqman dengan semangat diikuti seluruh peserta. (*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.