Pemimpin Kristen, Yahudi, dan Zoroaster di Iran Kecam Ancaman Pembunuhan Ali Khamenei
Febri Prasetyo June 22, 2025 04:31 AM

TRIBUNNEWS.COM - Di tengah perang Israel-Iran, kelompok-kelompok minoritas di Iran mengecam ancaman pembunuhan terhadap Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.

Kecaman itu disampaikan para pemimpin Kristen, Yahudi, Zoroaster, dan Mandaisme di Iran lewat pernyataan bersama yang ditandatangani pada hari Sabtu, (21/6/2025).

Mereka mengkritik pedas ancaman yang dilontarkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Menurut mereka, ancaman itu tidak hanya serangan terhadap tokoh politik, tetapi juga serangan terhadap nilai-nilai dan kehormatan spiritual umat beragama di seluruh dunia.

"Para pemimpin agama dan cendekiawan agama adalah cerminan sempurna dari identitas pengikut kegamaan. Tindakan menyerang mereka akan dianggap sebagai serangan terhadap keyakinan dan emosi ratusan juta orang," demikian pernyataan itu dikutip dari Press TV.

Di samping itu, para pemimpin minoritas itu memperingatkan bahwa ancaman tersebut melanggar Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan norma penting hukum internasional.

Kata mereka, ancaman itu juga berpotensi memicu reaksi yang tidak bisa dikendalikan dari Iran dan wilayah lainnya karena adanya dimensi religius global.

"Para pemimpin agama dan antaragama, Dewan Keamanan PBB, dan lembaga internasional lainnya dan otoritas hukum diharapkan meresponsnya secara tegas, terbuka, dan efektif," demikian pernyataan itu.

Berikut tokoh agama yang menandatangani pernyataan itu.

  • Narsay Benjamin, Uskup Gereja Assyria Timur di Iran, Armenia, dan Georgia
  • Varosh Avansian, Kepala Dewan Khilafah Teheran dan Utara
  • Rabi Younes Hamami Lalehzar, pemimpin masyarakat Yahudi di Iran
  • Mobad Mehraban Poladi, Kepala Perkumpulan Zoroaster di Iran
  • Ganzora Nejat Chahili, pemimpin masyarakat Sabea Manda di Iran

Peringatan dari Rusia

Rusia memperingatkan bahwa pembunuhan Khamenei bisa memicu dampak besar dan berbahaya di seluruh dunia. Menurut Rusia, upaya seperti itu berpotensi menimbulkan kekacauan yang lebih besar di Timur Tengah.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengklaim perubahan rezim di Iran tidak bisa diterima. Bahkan, perbincangan untuk mencopot Khamenei pun tidak diperbolehkan.

DMITRY PESKOV (ARSIP) - Foto yang didistribusikan oleh Sputnik menunjukkan juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menghadiri pertemuan Presiden Rusia dengan Perdana Menteri Irak di Kremlin di Moskow pada 10 Oktober 2023.
DMITRY PESKOV (ARSIP) - Foto yang didistribusikan oleh Sputnik menunjukkan juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menghadiri pertemuan Presiden Rusia dengan Perdana Menteri Irak di Kremlin di Moskow pada 10 Oktober 2023. (Sergei BOBYLYOV / POOL / AFP)

Dikutip dari India Times, saat ini Rusia dan Iran adalah sekutu dekat. Keduanya mendantangani kerja sama strategis awal tahun ini.

Sementara itu, AS mungkin akan terlibat lebih jauh dari perang Iran-Israel. Hal itu membuat Rusia cemas.

Sebelumnya, Trump sudah memperlihatkan isyarat bahwa pembunuhan Khamenei merupakan salah satu opsi yang bisa dipilih. Namun, Trump berkata AS saat ini belum akan bertindak.

Beredar laporan bahwa Israel pernah mengusulkan pembunuhan terhadap Khamenei, tetapi Trump saat itu menolaknya.

Menurut Peskov, perang Iran-Israel bisa menjadi masalah global jika ada lebih banyak negara yang terlibat di dalamnya.

Kyiv Independent menyebut Iran membantu Rusia mengobarkan perang di Ukraina dengan cara mengirimkan rudal dan drone.

Adapun Israel berupaya mengambil sikap netral dan tidak ikut menjatuhkan sanksi kepada Rusia seperti yang dilakukan negara-negara Barat. Namun, Israel mengecam Iran karena mendukung Rusia dalam perang di Ukraina.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.