TRIBUN-MEDAN.com - Motif suami berinisial JN menghabisi nyawa istrinya berinisial RK di Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan terkuak.
Terungkap pula pelaku sempat gelisah saat menemui tetangganya.
Bahkan, pelaku sempat meminta maaf setelah mengaku telah membunuh istrinya
Peristiwa suami bunuh istri itu terjadi di sebuah rumah kontrakan di Jalan Rusa IV A, RT 04/03, Pondok Ranji, Ciputat Timur, Senin (16/6/2025).
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi mengungkapkan motif pelaku diduga kuat karena rasa cemburu.
Pelaku sakit hati dan emosi setelah mengetahui istrinya diduga menjalin hubungan gelap dengan pria lain.
"Izin kami sampaikan, tersangka mengakui perbuatannya. Ia mengatakan motifnya karena cemburu, setelah mengetahui istrinya berselingkuh," ujar Ade Ary saat dikonfirmasi, Jumat (20/9/2025).
Tetangga korban Ade Widyana (47) mengaku pelaku sempat mengetuk rumahnya.
Saat itu, suaminya akhirnya bangun dari tidurnya.
Ade menceritakan mereka pertama kali mengetahui peristiwa itu sekitar pukul 00.30 WIB.
"Kami tahunya sekitar setengah satu malam, pas suami saya dibangunin pelaku yang ketok-ketok rumah. Saya belum bangun waktu itu, suami saya yang duluan bangun," ujar Ade, Selasa (17/6/2025).
Menurut Ade, pelaku datang dengan kondisi gelisah dan langsung menyampaikan pengakuan atas tindakannya.
"Dia bilang ke suami saya, minta maaf, katanya sudah melukai istrinya. Bahkan dia siap kalau harus bertanggung jawab atas semuanya," kata Ade.
Mendengar hal itu, pasangan suami istri pemilik rumah pun terkejut dan langsung menghubungi pihak polisi.
Suasana saat itu disebut cukup mencekam karena kondisi yang belum sepenuhnya jelas dan adanya kekhawatiran dari warga sekitar.
"Waktu kami lihat, suasananya sudah sepi dan gelap, jadi nggak kelihatan jelas apa yang sebenarnya terjadi. Tapi memang bikin kaget dan tidak tenang," ujar Ade.
Saat ini, kasus tersebut sedang dalam penanganan pihak kepolisian. Petugas telah datang ke lokasi untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut.
Sebelumnya diberitakan, TribunTangerang.com mendatangi lokasi, gerbang gang kontrakan berwarna silver nampak dipasang garis polisi.
Memasuki gang tersebut, terlihat terdapat empat rumah berjejer.
Di lokasi kejadian, tampak dua pasang sarung tangan medis yang diduga merupakan sisa dari proses olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).
TKP berada di bagian tengah gang. Kontrakan tersebut memiliki ciri khas berupa pintu berwarna ungu, tembok berwarna pink, dan jendela kuning.
Di depan rumah, terlihat sebuah kipas angin AC berwarna putih, serta satu galon yang difungsikan sebagai penampung air dari AC.
Di bagian teras, terdapat gantungan pakaian bertingkat. Tergantung di sana satu kaos kaki bayi, serta empat pakaian berwarna putih, hitam, dan pink di bagian bawahnya.
Selain itu, terlihat pula tujuh pakaian lain yang masih dijemur rapi di teras.Rumah tersebut kini telah dipasangi garis polisi bertuliskan "Dilarang Melintas Garis Polisi, Do Not Cross."
Curhat Korban Alami KDRT
Tetangga korban, Rahman Hadi Hasibuan mengatakan, korban merupakan sosok wanita muda berusia 25 tahun yang dikenal baik dan murah senyum.
Sehari-hari, korban bekerja sebagai apoteker.
Rahman mengatakan, sebelum ditemukan tewas korban sempat bercerita pada istrinya bahwa sang suami atau terduga pelaku kerap melakukan KDRT.
"Jadi korban ini pernah cerita ke istri saya, curhat gitu bahwa selama 5 tahun pernikahan mereka si pelaku ini memang sering KDRT," kata Rahman, dikutip dari TribunBanten.com.
Rahman mengungkap, istrinya pernah memperingatkan korban untuk meminta pertolongan apabila alami KDRT.
Akan tetapi saat malam peristiwa pembunuhan, Rahman mengaku tak mendengar ada teriakan minta tolong dari korban.
"Dari jauh-jauh hari istri saya itu pernah bilang ke korban, kalau ada apa-apa misal terjadi KDRT itu teriak aja atau gedor-gedor pintu," kata Rahman.
"Tapi malam itu ga ada teriak-teriak atau gedor-gedor pintu, cuma nangis aja. Abis itu ya udah gak ada suara lagi," jelasnya.
Kepada tetangganya itu, korban sempat menyebut bahwa suaminya orang yang temperamental dan cemburuan.
J tak suka apabila melihat sang istri berbaur dengan orang lain.
"Kata korban, si pelaku ini memang orangnya temperamental dan cemburuan. Jadi gak bisa lihat istrinya berbaur dengan orang lain, mungkin takut perbuatan KDRT nya diketahui orang lain," ungkap dia.
Awalnya peristiwa ini terungkap saat J mengetuk pintu tetangganya, ia membuat pengakuan mengejutkan telah membunuh istrinya.
Rahman atau akrab disapa Opung, yang merupakan tetangga korban mengakui memang sebelumnya sempat mendengar suara gaduh-gaduh dari rumah kontrakan suami istri tersebut.
Ia mendengar ada suara keributan.
"Jadi sekitar pukul 21.00 WIB, ada suara gaduh-gaduh kecil gitu. Jadi si istri itu agak nangis dan anaknya juga nangis," katanya, Selasa (17/6/2025).
Ketika itu, Rahman mengaku tak mau ikut campur. Sebab, ia tak berpikir jauh dan hanya mengira bahwa itu cuma keributan rumah tangga biasa.
Hingga sekira pukul 00.30 WIB, J mengetuk jendela rumahnya dan meminta agar Rahman menjaga anaknya.
"Dia (terduga pelaku) manggil saya, terus saya buka pintu, dia bilang 'tolong pegang anak saya katanya, tapi anaknya enggak mau," ungkapnya.
"Tiba-tiba dia buat pengakuan antara sadar atau enggak sadar, dia buat pengakuan saya sudah bunuh Istri saya, (korban). Dia bilang 'itu mayatnya ada di kamar, silahkan dilihat kalau enggak percaya'," kata Rahman.
"Dia bilang juga silahkan bunuh saya atau borgol saya," tuturnya.
Rahman yang kaget mendengar pengakuan itu, langsung melapor ke Ketua RT setempat dan peristiwa ini langsung dilaporkan pada polisi.
Korban kemudian ditemukan sudah dalam kondisi terbaring di lantai.
"Ada bercak darah di tembok samping kepala korban dan tubuh korban tertutup selimut," jelasnya.
Artikel sudah tayang di TribunTangerang
(*/ Tribun-medan.com)