Cerita Caca Tengker soal Efek Gula bagi Emosi Anaknya
kumparanMOM June 22, 2025 07:40 PM
Makanan manis seperti cokelat atau permen biasanya digemari oleh banyak anak. Hal itu pula yang dirasakan oleh publik figur sekaligus ibu dua anak, Caca Tengker.
Sebagai orang tua, ia pernah mengalami dilema saat anak merengek minta permen, padahal hal itu merupakan sesuatu yang ingin ia batasi.
“Apalagi kalau kita lagi sibuk, mau ngobrol sama teman-teman terus anak 'Bu, gula bu, gula' itu kan kita 'Ya sudah deh ya sudah deh' biar kita juga bisa tenang, karena kalau kita nggak tenang juga nanti kita tantrum ke anaknya. Ya sudah deh jadinya dikasih gula,” kata Caca dalam acara Press Launch Susu Formula Cair Bebelac, di Jakarta Selatan, Kamis (19/6).
Narasumber dalam acara Press Launch Susu Formula Cair Bebelac, di Jakarta Selatan, Kamis (19/6/2025). Foto: Eka Nurjanah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Narasumber dalam acara Press Launch Susu Formula Cair Bebelac, di Jakarta Selatan, Kamis (19/6/2025). Foto: Eka Nurjanah/kumparan
Namun, keputusan itu ternyata membawa konsekuensi. Caca menyadari bahwa asupan gula berlebih membuat anak-anaknya jadi lebih emosional. Kata Caca, energi anak-anak sebenarnya sudah besar secara alami, ketika ditambah dengan asupan manis, berubah menjadi tenaga ekstra yang tak tersalurkan. Akibatnya, mereka lebih mudah tantrum, lebih sensitif, bahkan kesulitan tidur.
“Tapi habis dikasih gula, anak aku itu biasanya jadi emosional, dia jadi lebih gampang tantrum. Tidur juga jadi nggak nyenyak, dia jadi gampang marah,” ujarnya.
Pengalaman itu membuat Caca mulai lebih berhati-hati. Ia perlahan memberi pengertian kepada anak tentang efek gula terhadap tubuh dan emosi mereka.
“Sampai akhirnya aku kasih pengertian kayak “Tahukan kalau habis makan gula, nanti jadi gampang kesal. Kalau terlalu gampang kesal, konsekuensinya apa,” tutur Caca.

Berapa Batasan Asupan Gula Anak dalam Sehari?

Ilustrasi anak makan makanan manis. Foto: Dmitry Lobanov/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak makan makanan manis. Foto: Dmitry Lobanov/Shutterstock
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia mengenai Pedoman Gizi Seimbang, bahwa anak usia 7-12 tahun disarankan hanya mengonsumsi gula tambahan sebanyak 2 porsi atau 20 gram yang setara dengan 2-3 sendok makan per hari.
Sementara menurut WHO, konsumsi gula harian anak tidak boleh lebih dari 5 persen dari total energi dalam sehari. Jika dikonversi, batas harian gula itu sekitar 5 sendok teh/hari untuk anak usia 4-6 tahun, 6 sendok teh/hari untuk anak usia 7-10 tahun, dan 7 sendok teh/hari untuk anak usia 11 tahun ke atas.
Untuk itu, orang tua perlu memerhatikan informasi gizi yang tertera pada produk makanan. Terutama kandungan gula sebelum membeli camilan atau produk susu untuk si kecil.

Lantas, apa bahayanya jika anak terlalu banyak konsumsi gula?

Dikutip dari Good Parenting Brighter Children, ahli gizi Nancy Appleton, Ph.D, menjelaskan, ada beberapa dampak negatif lainnya yang akan dirasakan anak bila terlalu banyak mengonsumsi gula, seperti:
Ilustrasi anak makan makanan manis. Foto: 9nong/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak makan makanan manis. Foto: 9nong/Shutterstock
-Menekan sistem kekebalan
-Membuat anak hiperaktif
-Mengganggu fungsi penglihatan
-Menyebabkan gangguan pencernaan
Jadi, sebisa mungkin, hindari minuman yang mengandung gula berlebihan dan ganti dengan produk camilan yang mengandung tinggi protein untuk membantu membangun dan memperbaiki jaringan tubuh, serta sebagai sumber serat ya, Moms.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.