TIMESINDONESIA, SURABAYA – Di tengah gemuruh sorak dukungan kader PMII, debat kandidat chapter 2 calon Ketua Pengurus Koordinator Cabang (PKC) PMII Jawa Timur (Jatim) di Pendopo Kabupaten Pasuruan, Sabtu (21/06/2025), tak hanya ruang adu visi dan strategi. Sa'i Yusuf kembali mencuri perhatian lewat karyanya.
Usai debat, Sa'i Yusuf kandidat yang selalu tampil beda itu, memperkenalkan buku terbarunya yang berjudul "PMII Jawa Timur: Fragmen Pemikiran dan Keberpihakan".
Menurut Sa'i Yusuf, buku yang ia tulis di persembahkan khusus untuk kader PMII Jatim.
Dalam bukunya, Sa'i Yusuf menjelaskan bagaimana mengukir mimpi besar gerakan PMII Jatim, lewat dialektika kader yang membumi.
Tak hanya itu, buku itu juga mempertegas komitmen dan kualitas Sa'i sebagai kader PMII yang siap memimpin PKC PMII Jatim kedepan.
"Ini bukan sekadar peluncuran buku, melainkan penguatan arah perjuangan yang selama ini kami yakini. Buku ini merekam denyut nadi pergerakan yang tumbuh dari ruang-ruang kaderisasi, dan keberpihakan nyata terhadap masyarakat," ungkap Sa’i di hadapan peserta debat dan undangan yang hadir.
Peluncuran buku itu menegaskan bahwa regenerasi kepemimpinan di tubuh PMII tak cukup hanya soal siapa yang layak memimpin. Lebih dari itu, ia harus hadir membawa gagasan, rekam jejak, dan produk pemikiran yang bisa diwariskan.
Dalam sesi debat sendiri, Sa’i tampil menonjol. Ia menekankan pentingnya konsolidasi nilai dan arah perjuangan PMII Jawa Timur ke depan, dengan tetap berpijak pada konteks kedaerahan dan kebutuhan real kaderisasi.
Ia juga menyoroti pentingnya membangun center of excellence kader di tiap cabang, agar PMII tidak kehilangan daya dobraknya.
Debat yang mengangkat tema "Keragaman Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat" mempertemukan para kandidat dengan berbagai latar belakang pemikiran. Namun Sa’i tampil berbeda dengan membawa pendekatan naratif yang menyentuh dan berbasis karya.
“Buku ini adalah bukti bahwa PMII Jawa Timur punya narasi yang bisa dibanggakan. Bukan hanya soal aksi, tapi juga kontemplasi,” ucap ketua PW GP Ansor Jatim, Musaffa Safril.
Lebih lanjut, Safril yang juga sebagai panelis debat menilai bahwa pemimpin yang mengedepankan gagasan dan keberpihakan adalah bukti nyata keberhasilan.
"Melalui buku yang ia tulis sendiri, ia hendak memperlihatkan bahwa pemimpin masa depan PMII harus hadir membawa warisan nilai, bukan sekadar ambisi," pungkasnya. (*)