Tatong Bara Tinggalkan NasDem, 2 Partai Ini Diperkirakan Jadi Pelabuhan Mantan Wali Kota Kotamobagu
Rizali Posumah June 23, 2025 12:32 AM

TRIBUNMANADO.CO.ID - Dinamika politik di Bolaang Mongondow Raya (BMR) kembali mengemuka.

Kali ini, kabar mengejutkan datang dari mantan Wali Kota Kotamobagu dua periode, Tatong Bara.

Ia dikabarkan telah resmi hengkang dari Partai NasDem.

Keputusan tersebut sontak mengundang spekulasi mengenai langkah politik yang akan diambil Tatong selanjutnya, sekaligus menjadi tanda tanya besar: ke partai mana ia akan berlabuh?

Menurut analis politik Sulawesi Utara, Baso Affandi, langkah Tatong merupakan bagian dari reposisi taktis yang disesuaikan dengan perubahan peta kekuasaan dan dinamika elektoral, baik di level lokal maupun nasional.

"Keluarnya Tatong dari NasDem patut dibaca bukan sebagai akhir dari karier politiknya, melainkan fase reposisi strategis menjelang kontestasi ke depan dan konfigurasi nasional 2029," kata Baso, Minggu (22/6/2025).

TANGGAPAN - Pengamat Pemerintahan Sulut, Baso Affandi.
TANGGAPAN - Pengamat Pemerintahan Sulut, Baso Affandi. (Dok. Pribadi Baso Affandi)

2 Partai yang Diperkirakan Jadi Pelabuhan Mantan Wali Kota Kotamobagu

Dalam pandangan Baso, ada dua partai yang kemungkinan besar menjadi tujuan baru Tatong, yaitu PAN dan Gerindra.

"Pertama, kembali ke PAN, partai yang menjadi basis politik awalnya.

Secara ideologis, PAN lebih dekat dengan platform perjuangannya yang berbasis Islam moderat dan populisme daerah. Ini juga bisa memulihkan sentimen loyalis lama," jelas Baso.

Sementara Gerindra disebut sebagai alternatif strategis yang menjanjikan peluang lebih besar untuk memainkan peran dalam lingkup kekuasaan yang lebih luas.

"Merapat ke Gerindra bisa membuka akses lebih luas ke jaringan kekuasaan nasional. Ini akan menjadi langkah strategis jika Tatong ingin bermain di level provinsi atau bahkan lebih tinggi," tambahnya.

Baso menilai fenomena ini sebagai bagian dari proses strategic political realignment — langkah penyesuaian posisi politik untuk meningkatkan pengaruh dan daya tawar seorang elite dalam lanskap kekuasaan yang sedang berubah.

NasDem Terancam Goyah di BMR

Keputusan Tatong untuk mundur dari NasDem diyakini akan membawa dampak besar, terutama di kawasan BMR, yang selama ini menjadi salah satu basis kekuatannya.

Menurut Baso, setidaknya terdapat tiga dampak signifikan bagi NasDem pasca-ditinggalkan Tatong:

Erosi Elektoral

Figur Tatong selama ini menjadi magnet pemilih, terutama di kalangan perempuan dan kelompok menengah.

Kehadirannya memperkuat elektabilitas NasDem di daerah tersebut.

Kehilangan Jaringan Sosial-Politik

Tatong dikenal memiliki jejaring sosial dan budaya yang solid.

Dengan hengkangnya dia, NasDem kehilangan simpul utama dalam mobilisasi massa.

Potensi Fragmentasi Internal

Kepergian figur sentral seperti Tatong bisa memicu disorientasi di tubuh partai.

Loyalis yang selama ini mengikutinya berpotensi meninggalkan partai, terutama di struktur tingkat lokal.

"Tanpa langkah cepat menggandeng figur baru yang memiliki karisma dan jaringan seperti Tatong, NasDem bisa mengalami penurunan signifikan dalam perolehan suara di BMR," tandas Baso.
 
Langkah Strategis Menuju 2029?

Di akhir penilaiannya, Baso menyebut langkah politik Tatong ini bukanlah kemunduran, melainkan bagian dari strategi untuk menyongsong level kontestasi yang lebih tinggi.

"Ini bisa menjadi awalan untuk ambisi politik di tingkat provinsi. Jika melihat rekam jejak dan jaringan yang dimilikinya, Tatong sangat potensial mengambil peran penting dalam peta politik Sulut di 2029," pungkasnya.

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.