Jadi Alumni PPKN Lemhannas, Putri Lampung Ini Tegaskan Komitmen Bangun Kesadaran Publik terhadap Anak Didik Lapas
GH News June 22, 2025 09:04 PM

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Gabby Mayang Sari, tokoh muda nasional dan pendiri sekaligus Ketua Umum Wadah Indonesia Berbagi (WIBER), terpilih sebagai salah satu peserta pendidikan strategis dalam Program Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan (PPNK) Angkatan ke-219 Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI).

Program yang digelar pada 11–17 Juni 2025 tersebut merupakan agenda strategis nasional yang bertujuan menyiapkan pemimpin muda lintas sektor untuk memperkuat pemahaman dan pengamalan empat konsensus dasar kehidupan berbangsa, yakni Nilai-nilai Pancasila, Nilai-nilai Undang-Undang Dasar 1945, Nilai-nilai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika.

Gabby merasa senang mendapatkan kesempatan bersama dengan ratusan putra-putri terbaik perwakilan seluruh daerah di Indonesia itu. Menurutnya, kegiatan tersebut bukan hanya bersifat edukatif, tetapi juga transformatif.

“Ini bukan sekadar pendidikan nilai kebangsaan, tetapi pengalaman total yang menyadarkan kami bahwa tantangan bangsa harus dijawab dengan kolaborasi antarsektor dan keberpihakan kepada kelompok yang termarjinalkan,” ujar Gabby, kepada wartawan, di Jakarta, Minggu (22/06/2025).

Dalam kapasitasnya sebagai Founder dan Ketua Umum Wadah Indonesia Berbagi (WIBER), Gabby secara khusus membawa isu Anak Didik Pemasyarakatan (Andikpas) dalam berbagai forum diskusi strategis dalam program tersebut sebagai bagian dari komitmennya dalam menjalankan kesadaran berbangsa dan bernegara.

“Kesadaran publik terhadap keberadaan dan nasib Anak Didik Lapas masih sangat minim. Masyarakat sering hanya melihat sisi pelanggaran hukum, tanpa mempertimbangkan bahwa mereka adalah anak-anak yang sedang bertumbuh dan butuh dukungan untuk berubah,” jelas Gabby.

Ia menjelaskan, WIBER sendiri telah menjalankan sejumlah program di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA), mulai dari pendampingan psikososial, pelatihan keterampilan, hingga program literasi Pancasila dan pembinaan spiritual berbasis inklusif. Karena itu, Gabby menekankan bahwa pemantapan nilai kebangsaan harus menjangkau seluruh warga negara, termasuk mereka yang sedang menjalani masa pembinaan di dalam sistem pemasyarakatan.

“Setelah mengikuti program Lemhannas ini, saya makin yakin bahwa inklusi sosial adalah bagian dari ketahanan nasional. Anak Didik Lapas adalah bagian dari bangsa ini. Bila kita ingin membangun masa depan Indonesia yang berkarakter, mereka tidak boleh ditinggalkan,” tegasnya.

Sebagai alumni PPKN Lemhannas RI, Gabby menyatakan komitmennya untuk mengintegrasikan empat konsensus dasar ke dalam seluruh aktivitas WIBER ke depan. "Salah satu diantaranya adalah saya ingin nilai Pancasila diwujudkan dalam pendekatan kemanusiaan dan keadilan sosial kepada kelompok yang terpinggirkan," ulasnya.

Selain itu, lanjut Gabby, nilai UUD 1945 perlu diterapkan dalam upaya advokasi hak-hak anak dan kelompok rentan, termasuk hak pendidikan dan pengembangan diri bagi Andikpas.

"Begitu juga semangat NKRI diwujudkan melalui keterlibatan lintas daerah dan komunitas di seluruh Indonesia, termasuk di wilayah tertinggal dan kawasan perbatasan serta prinsip Bhinneka Tunggal Ika dijadikan dasar membangun kerja lintas agama, budaya, dan kelompok sosial dalam seluruh kegiatan pemberdayaan sosial.

“Nilai kebangsaan tidak boleh berhenti sebagai wacana, harus menjadi panduan konkret dalam kerja sosial, termasuk dalam mendampingi anak-anak di Lapas yang sesungguhnya juga anak-anak bangsa yang sedang mencari harapan baru,” tutup Gabby.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.