Soccer Challenge telah berjalan selama dua tahun. Ajang ini diharapkan menjadi wadah kemunculan bakat pesepakbola putri.
MilkLife Soccer Challenge 2025 baru saja menuntaskan seri Yogyakarta di Stadion Tridadi Sleman. Berlangsung sejak tanggal 18 sampai 22 Juni, SD Kanisius Duwet menjadi juara di Kelompok Umur (KU) 12 dan SDN Ungaran 1 jawara di KU 10.
Pesertanya melibatkan 1.315 siswi dari 70 Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Dasar (SD) di Yogyakarta. Jumlah ini meningkat jika dibandingkan dengan penyelenggaraan pada bulan Juli 2024 yang diikuti oleh 452 siswi dari 24 MI dan SD.
Pelatih kepala Soccer Challenge, Timo Scheunemann, mengatakan para putri Yogyakarta telah menunjukkan peningkatan kualitas dalam penguasaan permainan sepakbola. Hal ini semakin membuat optimis, misi memiliki talenta pesepakbola putri handal.
"Turnamen MilkLife Soccer Challenge dapat menjadi media munculnya talenta-talenta pesepak bola putri di usia dini untuk supply pemain di KU 14. Ini peluang besar dan perlu dukungan besar untuk mengambil kans tersebut, perlu regenerasi juga sehingga ke depan timnas Indonesia jauh lebih bagus," kata Timo dalam keterangan persnya.
Untuk menjaga mata rantai regenerasi pesepakbola putri muda, diselenggarakan pula Festival SenengSoccer yang digelar bersamaan dengan Soccer Challenge - Yogyakarta 2025. Berbeda dengan turnamen 7x7 di KU 10 dan KU 12, Festival SenengSoccer menyasar kelompok usia 6-8 tahun (KU 8) dengan kategori individual.
Para peserta diajak bermain bola dengan melewati tiga rintangan yang mencakup latihan lari, ketangkasan, melompat, melempar dan menggiring bola. Peserta dinilai berdasarkan catatan waktu tercepat dalam menyelesaikan semua permainan.
"Ini merupakan hal dasar dari bermain sepakbola yang dikemas secara menyenangkan dan harapannya makin banyak siswi yang akan berpartisipasi," ujar Timo, yang punya lisensi kepelatihan UEFA A di Jerman sejak tahun 2007.