Qatar Tutup Wilayah Udara Imbas Perang Iran Vs Israel AS Kian Memanas, Warga Diminta Waspada!
Acos Abdul Qodir June 24, 2025 01:31 AM

TRIBUNNEWS.COM, DOHA - Senin (23/6/2025), pemerintah Qatar mengumumkan penutupan sementara wilayah udaranya menyusul meningkatnya ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah.

Kementerian Luar Negeri Qatar dalam pernyataannya menyebut langkah tersebut merupakan bagian dari tindakan kehati-hatian. Penutupan lalu lintas udara diberlakukan guna menjamin keselamatan seluruh warga negara, penduduk, dan pengunjung.

"Otoritas Qatar yang berwenang mengumumkan penghentian sementara lalu lintas udara di wilayah udara negara sebagai langkah kehati-hatian demi keselamatan warga negara, penduduk, dan pengunjung," tulis pernyataan resmi tersebut di platform X (sebelumnya Twitter), dikutip Senin (23/6/2025) malam WIB.

Langkah ini diambil setelah Iran melancarkan serangan balasan terhadap Amerika Serikat, menyusul dugaan keterlibatan AS dalam serangan terhadap fasilitas nuklir Iran.

Ketegangan di kawasan meningkat setelah Iran dan Israel terlibat dalam serangkaian aksi militer, yang kemudian menarik perhatian dunia internasional.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed al-Ansari, menyampaikan bahwa keselamatan masyarakat menjadi prioritas utama negara tersebut. Ia menegaskan bahwa Qatar akan terus mengambil tindakan pencegahan sesuai dengan perkembangan situasi.

"Negara tidak akan ragu mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan dalam konteks ini," jelas Majed al-Ansari.

Qatar menjadi salah satu negara pertama yang mengambil tindakan tegas terhadap ancaman konflik terbuka yang berisiko meluas ke negara-negara Timur Tengah.

Hingga kini belum ada informasi lebih lanjut mengenai durasi penutupan wilayah udara tersebut atau dampaknya terhadap penerbangan sipil dan militer.

Jalur Penerbangan Strategis Dunia

Letak geografis Qatar membuat penutupan wilayah udaranya berdampak luas secara internasional. Terletak di semenanjung kecil di Teluk Persia dan berdekatan langsung dengan Iran, Qatar berada di persimpangan rute udara padat antara Eropa, Asia, dan Afrika.

Wilayah udaranya kerap digunakan oleh berbagai maskapai internasional untuk menghindari zona konflik seperti Irak dan Suriah.

Penutupan wilayah udara Qatar ini berpotensi memaksa maskapai penerbangan internasional mengalihkan rute secara signifikan, menambah waktu dan biaya perjalanan, terutama bagi maskapai yang melintasi wilayah Teluk.

Dekat Titik Panas Geopolitik

Selain jalur penerbangan strategis, jarak Qatar ke Iran hanya sekitar 300–400 km melalui Teluk Persia.

Dalam konflik berskala besar, wilayahnya berisiko menjadi jalur pelintasan rudal atau pesawat tempur, bahkan sasaran tidak langsung.

Situasi diperparah oleh keberadaan pangkalan militer AS terbesar di Timur Tengah, Al-Udeid Air Base, yang terletak di dekat ibu kota Doha. Pangkalan ini menjadi titik penting operasi militer Amerika di kawasan, menjadikan wilayah Qatar sebagai bagian dari peta konflik strategis.

Basis Militer AS di Qatar (Al-Udeid Air Base)

PANGKALAN MILITER AS - Pemandangan udara
PANGKALAN MILITER AS - Pemandangan udara "Log Town" di Pangkalan Udara AS Al Udeid di Qatar pada tahun 2004. Iran mengancam akan menyerang pangkalan militer AS, Inggris dan Prancis jika ketiganya membantu Israel, tetapi di mana letak pangkalan tersebut? (Foto Departemen Pertahanan AS/Defense Visual Information Center)

Al-Udeid Air Base di Qatar adalah pangkalan militer AS terbesar di Timur Tengah, menjadi markas Komando Pusat Angkatan Udara AS (US CENTCOM).

Dalam skenario perang regional, keberadaan pangkalan militer ini membuat Qatar menjadi target strategis atau titik pelintasan militer.

Hal ini meningkatkan urgensi keamanan wilayah udara di sekitarnya jika eskalasi terjadi.

Pencegahan Tragedi Udara

Langkah Qatar juga mencerminkan upaya pencegahan terhadap insiden tragis seperti jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 di zona konflik Ukraina pada 2014. Saat itu, pesawat sipil ditembak jatuh oleh rudal saat melintasi wilayah udara rawan perang.

Dengan luas wilayah udara yang sempit namun padat, dan meningkatnya ancaman rudal balistik atau drone militer, Qatar memilih menutup sementara ruang udaranya untuk menjamin keselamatan sipil dan stabilitas navigasi udara regional.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.