TRIBUNNEWS.COM - Berikut sosok Tri Adhianto, Wali Kota Bekasi yang panggil Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi dengan sebutan raja.
Sebutan raja tersebut, terlontar dari mulut Tri Adhianto saat memimpin rapat bersama Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD).
Dalam kesempatan itu, Tri Adhianto mengaku, secara rutin melaporkan kinerjanya beserta jajaran ke Dedi Mulyadi.
"Pagi tadi saya lapor ke raja, saya juga lapor ke Pak Wakil (Abdul Harris Bobihoe) ya, apapun yang saya lakukan insya Allah juga akan saya laporkan ke Pak Wakil."
"Pak Wakil juga akan memberikan take and gift ke saya, supaya kita sama-sama berjuang," kata Tri dalam video, Selasa (24/6/2025).
Video Tri Adhianto memanggil Dedi Mulyadi dengan sebutan raja pada akhirnya viral lewat media sosial.
Wali Kota Bekasi itu mengaku, sebutan raja yang disematkan adalah bentuk penghormatan.
Ia berharap, panggilan raja dapat membuatnya lebih dekat dengan Dedi Mulyadi.
"Ini bentuk penghormatan ke beliau, juga dalam rangka mendekatkan diri."
"Itu sama dengan saya kepada warga menganggap bro, itu bagian penghormatan kepada beliau," ujarnya, dikutip dari Wartakotalive.com, Selasa (24/6/2025).
Tri Adhianto juga menilai, sapaan raja yang ditujukan kepada Dedi Mulyadi tidak akan membuat masalah.
Di sisi lain, tidak hanya dirinya yang memberi julukan tersebut.
Sejumlah kepala daerah tingkat kota dan kabupaten di Jawa Barat memanggil Dedi Mulyadi sebagai raja.
Termasuk juga Wakil Wali Kota Bekasi, Abdul Harris.
"Pak wakil juga sama, di tingkat provinsi juga sama kita seperti ini. Saya yakin tidak ada masalah," tandasnya.
Dirangkum dari bekasikota.go.id, Tri Adhianto diketahui lahir di Jakarta, 3 Januari 1970.
Ia kini telah berusia 55 tahun.
Tri Adhianto Tjahyono diketahui pernah mengenyam pendidikan di SMAN 3 Jakarta dan lulus pada 1989.
Kemudian, ia melanjutkan studi S1 di Universitas Lampung dan berhasil meraih gelar Sarjana Ekonomi tahun 1999.
Tak sampai di situ, Tri Adhianto meneruskan studi S2 dan S3 masing-masing di Universitas Lampung dan Universitas Pasundan.
Ia berhasil menyandang gelar Magister Manajemen tahun 2000 dan memperoleh gelar Doktor pada 2013.
Tri Adhianto mengawali kariernya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN).
Bertugas sebagai abdi negara, ia malang melintang di sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
Berikut riwayat karier Tri Adhianto selengkapnya:
- Kasie Pengendalian & Keselamatan Lalin Pada Teknik Lalin (2004)
- Kabid Teknik Lalin Pada Dishub Kota Bekasi (2008)
- Sekretaris Dinas Bina Marga Dan Tata Air (2011)
- Kepala Dinas Bina Marga Dan Tata Air (2013)
- Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (2017)
Dirinya kemudian mulai terjun ke dunia politik.
Hingga akhirnya diberi amanah oleh masyarakat Kota Bekasi sebagai Wakil Wali Kota Bekasi, 20 September 2018–7 Januari 2022 Lalu Lanjut jadi Plt. Wali Kota Bekasi, 8 Januari 2022–21 Agustus 2023.
Di Pilkada 2024, Tri Adhianto maju bersama Abdul Harris Bobihoe.
Keduanya diusung Partai PDIP, Gerindra, Partai Buruh, PKB, Gelora, PKN, PBB, Demokrat, Perindo, dan Partai Umar.
Tri Adhianto-Abdul Harris Bobihoe paslon nomor urut tiga melawan pasangan Heri Koswara-Sholihin ditetapkan memperoleh nomor urut 1, pasangan Uu Saeful Mikdar-Nurul Sumarheni, ditetapkan memperoleh nomor urut 2.
Pada akhirnya, Tri Adhianto-Abdul Harris Bobihoe menang dengan memperoleh 459.430 suara atau 47,06 persen.
Keduanya dilantik secara serentak oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta, pada Kamis, 20 Februari 2025
Ditelusuri lebih jauh, Tri Adhianto bukan pertama kali ini saja viral.
Pada Selasa (5/3/2025), videonya saat mengungsi saat banjir melanda wilayah Bekasi, viral di media sosia.
Ia mengajak anak dan istrinya mengungsi di sebuah hotel.
Diketahui rumah Tri Adhianto di kawasan Kemang Pratama terdampak banjir.
Dirinya pun menceritakan air menggenangi kawasan kediamannya dengan tinggi 600 cm.
Adanya hal tersebut membuat dirinya bergegas untuk mencari tempat yang aman.
"Karena pada saat jam 2 itu memang ketinggian air sudah 600, dan saya perkirakan bahwa Kemang itu pasti akan tenggelam. Nah kalau saya bertahan di dalam berarti saya nggak bisa keluar," kata Tri, Rabu (5/3/2025).
Lantas pada dini hari sebelum banjir benar-benar menenggelamkan kawasan perumahannya, Tri beserta anak istrinya mengungsi ke sebuah hotel agar aman dan tetap bisa beraktivitas, mengutip TribunJakarta.com.
"Saya selamatkan dulu anak dan istri saya. Kemudian pagi-pagi jam 6 saya juga harus sudah bergabung dengan warga masyarakat. Saya harus bisa memastikan bahwa pada pagi hari itu logistik harus sudah siap," ungkap Tri.
Tri mengaku, tidak punya alasan khusus memilih hotel untuk tempat mengungsi.
"Tentu ada hal-hal yang lebih baik lagi, supaya ini saja, supaya prosesnya bisa pastikan lebih aman, tidak ada pengen kesan bermewah-mewahan," ucap dia.
(Endra/Dea)(TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar)(WartaKotalive.com/Rendy Rutama)