TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Perkembangan teknologi Artificial Intelligence (AI) saat ini membawa dampak signifikan terhadap cara manusia bekerja dan belajar.
Di satu sisi, AI dinilai mampu meningkatkan efisiensi dan mengotomasi berbagai tugas. Namun di sisi lain, muncul kekhawatiran terkait potensi ketergantungan terhadap teknologi tersebut.
Hal ini menjadi salah satu perhatian Kelly Alessandra Sugiarto, mahasiswa Program Studi Manajemen Universitas Pelita Harapan (UPH). Ia menilai, mahasiswa saat ini menghadapi tantangan budaya instan yang dapat mengurangi kedalaman proses belajar dan berpikir kritis.
“Cara manusia berpikir hari ini berubah drastis. Banyak yang jadi malas berpikir karena terbiasa menyelesaikan tugas dengan bantuan AI,” ujar Kelly saat dinobatkan sebagai Ambassador of UPH 2025, Senin (23/6/2025).
Menanggapi fenomena tersebut, Kelly menggagas sebuah aplikasi bernama Ignite, yang dirancang sebagai ruang kreatif bagi mahasiswa untuk mengembangkan ide, menyalurkan minat seni, dan memproduksi karya yang berdampak.
“Ignite dihadirkan untuk membangkitkan kembali semangat berpikir kritis, bereksplorasi, dan berkarya secara orisinal di kalangan generasi muda,” jelasnya.
Platform ini dirancang dengan pendekatan MBDL (More, Better, Different, Let Go) yang bertujuan mendorong mahasiswa menghasilkan lebih banyak karya, meningkatkan kualitas, berani tampil berbeda, dan siap melepaskan hasil untuk terus belajar dari proses.
Ignite direncanakan menghadirkan berbagai kegiatan seperti produksi konten media sosial, program podcast, hingga laboratorium kreatif (creative lab).
Menurut Kelly, platform ini juga akan menjadi ruang kolaborasi dan pembelajaran sosial yang mendorong mahasiswa untuk terlibat aktif dalam komunitas.
Sebagai bagian dari perannya sebagai Ambassador UPH, Kelly menyebut Ignite sebagai salah satu bentuk pengabdian terhadap nilai-nilai utama yang dipegang kampus, yakni iman, pengetahuan, dan karakter.
Adapun pemilihan Ambassador of UPH 2025 dilakukan melalui sejumlah tahapan seleksi dan pembekalan, dengan tiga dewan juri yaitu: Dr. Andry M. Panjaitan, S.T., M.T., CPHCM. (Associate Vice President of Student Development, Alumni, and Corporate Relations UPH), Sarah Sentoso, B.Com, MPA. (Puteri Indonesia DKI Jakarta 3 Tahun 2025) dan Aure Sangari, S.ST. (Director of Marketing UPH).
Salah satu juri, Sarah Sentoso, menyampaikan apresiasi terhadap performa Kelly yang dinilai mampu menyampaikan visi pribadinya secara jelas dan menggugah.
“Kelly tampil dengan kepercayaan diri yang seimbang dengan kerendahan hati. Ia tahu apa yang ingin disampaikan dan bisa menyampaikannya secara tulus,” kata Sarah.
Sementara itu, Dr. Andry Panjaitan menekankan bahwa Ambassador of UPH bukan hanya representasi simbolik kampus, tetapi juga menjadi perwajahan nilai-nilai integritas dan pelayanan.
“Mereka diharapkan menjadi agen perubahan yang membawa dampak positif, baik di lingkungan kampus maupun masyarakat luas,” ujar Andry.
Selain pemilihan tiga besar, ajang Grand Final Ambassador of UPH 2025 juga memberikan tiga penghargaan khusus kepada para finalis: Best Speech: Jessica Karen Christabella Silaen (Pendidikan IPS, 2023); Best Content: Joan Angelina Jingga (Ilmu Komunikasi, 2024); Most Favorite: Christopher Clarence Tjiptawidjaja (Hubungan Internasional, 2024)
Ajang ini menjadi salah satu program pengembangan karakter dan kepemimpinan bagi mahasiswa UPH, sekaligus menjadi wadah kontribusi aktif di bidang sosial, akademik, dan kreatif.