Polling CNN: Mayoritas Warga Amerika Serikat Tak Setuju Donald Trump Serang Fasilitas Nuklir Iran
Bobby Wiratama June 25, 2025 10:32 AM

TRIBUNNEWS.COM - Polling (jajak pendapat) terbaru yang diadakan CNN mengungkap, mayoritas masyarakat Amerika Serikat (AS) tidak setuju dengan keputusan Presiden AS Donald Trump menyerang fasilitas nuklir Iran.

Sebagai informasi, AS melancarkan serangan militer yang menargetkan tiga fasilitas nuklir Iran di Fordow, Natanz, dan Isfahan pada Minggu (22/6/2025).

Serangan itu dilakukan dengan nama Operation Midnight Hammer, di mana pasukan AS menjatuhkan bom penghancur bunker di fasilitas nuklir Iran di Fordow dekat Qom, dan dua fasilitas nuklir lain di Natanz dan Isfahan.

Adapun CNN dan SSRS melakukan survei terhadap 1.030 orang dewasa di AS antara 22-23 Juni 2025 lalu, atau dua hari setelah Donald Trump mengumumkan Operation Midnight Hamme.

Hasil survei menunjukkan, 56 persen warga Amerika tidak setuju dengan keputusan Donald Trump untuk mengambil tindakan militer terhadap Iran.

Selain itu, 58 persen warga Amerika berpikir bahwa serangan tersebut hanya akan membuat Iran semakin menjadi ancaman bagi Amerika Serikat.

Polling CNN ini resmi dirilis setelah Donald Trump mengumumkan "gencatan senjata total" antara Israel dan Iran pada Senin (23/6/2025) malam waktu setempat. 

Namun pada Selasa (24/6/2025) pagi, Donald Trump mengecam Iran dan Israel karena melanggar gencatan senjata.

Saat mengamuk, Donald Trump mengatakan kepada wartawan bahwa Iran maupun Israel "sama sekali tidak tahu apa yang mereka lakukan."

Sementara itu, di platform media Truth Social, Selasa, Donald Trump mengecam Israel karena menyerang Iran.

“ISRAEL. JANGAN JATUHKAN BOM-BOM ITU.” 

“JIKA KAMU MELAKUKANNYA, ITU ADALAH PELANGGARAN BESAR. BAWA PULANG PILOTMU, SEKARANG!" 

"DONALD J. TRUMP, PRESIDEN AMERIKA SERIKAT.”

Selain kecaman di atas, Donald Trump juga menyebut “IRAN TIDAK AKAN PERNAH MEMBANGUN KEMBALI FASILITAS NUKLIR MEREKA!”

lihat fotoKENAIKAN BBM - Iran akan menutup Selat Hormuz imbas serangan Isral dan Amerika Serikat, hal ini akan mengakibatkan kenaikan harga BBM. TRIBUNNEWS
KENAIKAN BBM - Iran akan menutup Selat Hormuz imbas serangan Isral dan Amerika Serikat, hal ini akan mengakibatkan kenaikan harga BBM. TRIBUNNEWS

Namun, hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti apa bukti yang mendasari klaim Donald Trump tersebut.

Sebagai informasi, Donald Trump membuat pengumuman tentang gencatan senjata setelah Iran melancarkan serangan rudal terhadap pangkalan AS di Qatar.

Saat ini, ia dalam perjalanan ke Den Haag, Belanda untuk menghadiri KTT NATO.

Dalam perjalanannya, Donald Trump sempat berbicara lebih jauh tentang status Iran saat ini.

"China sekarang bisa terus membeli minyak dari Iran," tulis Donald Trump di platform Truth Social. 

"Mudah-mudahan, mereka juga akan membeli banyak dari AS. Merupakan kehormatan besar bagi saya untuk mewujudkan ini!" lanjutnya.

Pemerintah AS Tidak Berupaya Cukup Keras untuk Negosiasi

Dalam survei CNN terbaru ini, warga AS juga menyebut, pemerintah AS tidak melakukan upaya yang cukup untuk mencoba negosiasi.

Sebanyak 39 persen warga AS mengatakan bahwa Amerika Serikat tidak melakukan cukup upaya dalam hal diplomasi sebelum melakukan serangan.

Lalu, 55 persen warga Amerika juga mengatakan mereka tidak percaya Donald Trump akan membuat keputusan yang tepat tentang penggunaan kekuatan di Iran.

Kemudian, 65 persen warga Amerika mengatakan mereka ingin Donald Trump mendapat persetujuan kongres sebelum ia mengambil tindakan militer lebih lanjut.

Jajak pendapat CNN ini muncul setelah polling lain dari YouGov menyatakan bahwa sebagian besar warga Amerika menganggap serangan Donald Trump membuat Amerika Serikat kurang aman.

Lebih lanjut, banyak warga Amerika yang juga tidak menyetujui peningkatan penegakan imigrasi yang diberlakukan suami Melania Trump tersebut.

(Rizki A.)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.