Sosok Roslina Majikan Viral Siksa ART di Batam, Paksa Makan Kotoran Anjing dan Minum Air Septic Tank
Ficca Ayu Saraswaty June 25, 2025 04:30 PM

Berikut ini sosok Roslina majikan yang siksa ART di Batam.

Aksi pelaku sungguh biadab, paksa korban makan kotoran anjing hingga menganiayanya.

Seorang majikan di Kota Batam, Kepulauan Riau, jadi pergunjingan.

Roslina alias Rossa Fang namanya.

Dia telah ditetapkan tersangka oleh polisi karena menyiksa pembantunya di rumah (ART/Asisten Rumah Tangga).

Tinggal di pemukiman elite di kawasan Sukajadi Batam, tak banyak menyangka ibu rumah tangga ini begitu kejam.

Selain menganiaya Intan, ART, Roslina tega menyiksa secara psikis.

Sehari-hari disebut disapa oleh majikannya dengan sebutan keji seperti “anjing”, “babi”, bahkan “lonte.”

 “Sama sekali tidak ada martabatnya diperlakukan begitu. Dia tak dianggap manusia,” ucap Yosep Yingokodie, penasihat Perkumpulan Keluarga Sumba seperti dikutip dari Tribun Batam.

Intan bahkan kerap dipukuli, diinjak, diseret ke kamar mandi lalu dipaksa makan kotoran anjing dan meminum air dari septic tank.

Pegawai Bank dan Punya Kafe di Batam
 
Roslina hanya terdiam dan menggunakan masker saat dihadirkan polisi di Polresta Barelang, Senin (23/6/2025) kemarin.

Perempuan ini sehari-harinya berpenampilan rapi.

Ia pernah bekerja di salah satu bank swasta ternama di Indonesia.

Roslina tercatat pernah dipercaya menjabat sebagai Kepala Cabang Bank Sinar Mas di Batam.

Tribun Batam mendapat foto saat ia foto bersama rekan kerjanya.

Senyum mengembang terlihat dari wajahnya dengan posisi di tengah.

Selain pernah bekerja di bank, Roslina diketahui memiliki usaha kafe bernama Hana Pet Café.

Kafe di Batam ini memiliki konsep tempat makan sekaligus area bermain untuk hewan peliharaan. 

Tak hanya itu, ia juga merintis usaha pet shop dan pet clinic yang baru diresmikan belum lama ini. 

Dia dikenal jarang mau bergaul dengan tetangga.

Roslina disebut hidup bersama seorang pria berkewarganegaraan Korea Selatan (Korsel) yang dikenal sebagai kekasihnya.

Kasat Reskrim Polresta Barelang, AKP M Debby Tri Andreastian, SI.K., M.H.Li mengungkap jika keberadaan suami tersangka kasus majikan siksa pembantu di Batam itu sedang berada di luar negeri.

"Untuk keberadaan suaminya kini masih di luar negeri, dia ke Korea Selatan. Sejauh ini kami masih dalami," ujarnya.

Sosok Intan

PENGANIAYAAN DI BATAM - Korban pelaku penganiaayaan Intan dan Roslina majikan yang aniaya ART di Batam. (Tribun Batam)

Intan ART asal Sumba merantau ke Batam setelah lulus sekolah dan berharap bisa membantu ekonomi keluarga.

Namun yang ia temukan justru neraka.

Sejak mulai bekerja pada Juni 2024, ia tidak digaji sepeser pun.

Kesalahan kecil seperti mengepel atau menyapu dianggap fatal, hingga ia kerap dituduh mencuri hanya karena mengambil makan.

Dalam dua bulan terakhir, penyiksaan mencapai puncaknya. Intan dipukuli, diinjak, diseret ke kamar mandi, lalu dipaksa makan kotoran anjing dan meminum air dari septic tank.

Dan semua itu ditelan olehnya dalam kondisi terpaksa.

“Bayangkan, manusia disuruh makan tai anjing dan minum air comberan. Bahkan bukan dipanggil namanya, tapi sebutan seperti hewan najis dan perempuan murahan,” ujar Yosep Yingokodie, penasihat Perkumpulan Keluarga Sumba.

Lebih menyakitkan, penyiksaan itu dilakukan bukan hanya oleh majikan, Rosalina, tapi juga sepupu kandung Intan sendiri, Merlin, yang juga bekerja di rumah tersebut.

Namun Yosep yakin Merlin ikut menyiksa karena diancam akan dipukul jika tak menuruti perintah sang majikan.

Saat Intan mencoba mengadukan nasibnya lewat handphone ART tetangga, pengaduannya justru tak dianggap serius.

Ketika majikannya mengetahui hal itu, Intan dikurung di dalam rumah selama dua minggu.

Hingga pada Minggu (22/6/2025), teriakan minta tolongnya terdengar tetangga yang kemudian melapor ke RT. Saat rumah didatangi, Intan ditemukan dalam kondisi babak belur dan trauma berat.

Kasat Reskrim Polresta Barelang AKP Debby Tri Andrestian membenarkan bahwa dua orang telah ditetapkan sebagai tersangka, yakni Rosalina sebagai pelaku utama, dan Merlin sebagai pelaku sekunder karena turut memukul atas perintah.

Barang bukti seperti raket listrik, serokan sampah, ember, hingga kursi lipat disita. Semua menjadi saksi bisu penyiksaan yang berlangsung sistematis.

“Pemukulan terjadi berkali-kali. Jika bangun telat atau salah potong daging, gajinya dipotong, padahal tak digaji sama sekali. Semua dicatat rapi di buku majikan,” jelas Debby.

Kini, Intan dirawat intensif di rumah sakit. Ia mengalami gizi buruk, anemia parah, memar di sekujur tubuh, dan luka serius di bagian kemaluan hingga tak bisa memakai celana.

“Dia butuh transfusi darah, dan saat ini sedang menunggu hasil USG karena ada keluhan sakit di perutnya,” terang Yosep.

Yosep juga berharap keadilan berpihak kepada Merlin, yang menurutnya hanya korban yang dikambinghitamkan.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.