TRIBUNJATIM.COM - Dedi Mulyadi dibuat kaget sekaligus heran dengan seorang warga asal Prabumulih yang bertekad menemuinya.
Dedi Mulyadi tak menyangka ada seseorang dengan tekad yang kuat sampai rela menghabiskan empat buah sandal dalam perjalanan menuju Jawa Barat.
Bagaimana tidak menghabiskan banyak sandal, Randi pria tersebut ternyata melakukan perjalanan dengan berjalan kaki dari Sumatera Selatan ke Jawa Barat.
Randi asal Prabumulih, Sumatera Selatan nekat berjalan kaki 26 hari demi bertemu Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
Momen pria penjual kerupuk bertemu Dedi Mulyadi ini dibagikan lewat Youtube Kang Dedi Mulyadi, Selasa (24/6/2025).
"Namanya siapa," tanya Dedi mulyadi dikutip dari akun YouTube Dedi Mulyadi, Rabu (25/6/2025).
"Randi pak asal Prabumulih Sumatera Selatan," kata Randi.
"Aku jual kerupuk keliling pak di Palembang," imbuhnya.
Kepada Dedi Mulyadi, Randi mengaku sengaja ke Jawa Barat demi bertemu Gubernur Jawa Barat.
"Sengaja pak ke sini," kata Randi.
Randi mengaku berjalan kaki dari Prabumulih ke Lembur Pakuan, Subang, Jawa Barat, untuk bertemu Gubernur Jabar Dedi Mulyadi.
Ia menempuh perjalanan 26 hari mulai dari tanggal tanggal 21 Mei hingga tanggal 15 Juni 2025.
"Dari Prabumulih pak jalan kaki, 26 hari," kata Randi.
Selama 26 hari tersebut, ia melintasi banyak kota.
Mulai dari Baturaja, Martapura, Way Kanan, Kotabumi, Bandar Jaya, Bandar Lampung, hingga Bakauheni.
"Dari Bakauheni nyeberang ke Pelabuhan Merak. Dari sana jalan kaki lagi, Pak. Kemarin saya Lebaran (Idul Adha) di Serang,” ujar Randi.
Mendengar itu, Dedi Mulyadi menanyakan keinginannya bertemu dirinya.
"Ga capek, Pak? Kakinya ga sakit? 26 hari loh, ada (keperluan apa) bertemu saya?” jawab Dedi.
Rupanya Randi mengaku keinginannya bertemu Dedi Mulyadi hanya ingin berfoto.
"Saya ingin berfoto dengan Bapak,” tutur Randi.
Dedi kembali bertanya kepada Randi tujuan datang ke Lembur Pakuan.
Sebab perjalann 26 hari dengan berjalan kaki bukan sesuatu yang mudah.
Namun Randi meyakinkan ia tidak memiliki maksud lain selain berfoto dengan Dedi Mulyadi.
Sebab pria yang akrab disapa KDM itu di Prabumulih dan Palembang, begitu terkenal.
"Bapak berjalan kaki pakai sepatu apa? Kan itu panas kalau siang hari di jalan raya?” tanya Dedi.
Kepada Dedi Mulyadi, Randi mengaku menghabiskan empat sandal karena putus.
"Saya jalan kaki pakai sandal, Pak, habis empat karena putus,” jawab Randi. “Oh…sandalnya rusak?” tanya Dedi.
"Bukan, Pak. Sandalnya rusak. Karena kaki saya (sebelah) agak cacat. Mata saya juga (kurang) karena lahir prematur. Kalau sepatu ga muat, karena kaki saya lebar sebelah,” ungkap Randi memperlihatkan kakinya yang cacat.
Selama perjalanan, ia menginap di pom bensin, musala, masjid, ataupun emperan ruko. Untuk mandi, ia memanfaatkan fasilitas SPBU.
Hidup Sederhana Randi adalah penjual kerupuk keliling di Palembang. Ia sudah bercerai dan memiliki dua anak.
Salah satunya, anak perempuan berusia 13 tahun yang tahun ini akan masuk SMP.
Selama perjalanan anak tersebut dititipkan di rumah saudara. Untuk mengobati rasa kangen, ayah dan anak ini kerap mengirim pesan di WhatsApp.
“Saya jualan kerupuk Palembang pak, modal Rp 8.000, dijual Rp 10.000,” ungkap dia.
Takut Pesawat Dedi kemudian menawarkan Randi untuk pulang menggunakan pesawat, namun Randi menolak.
Ia lebih memilih menggunakan bus untuk kemudian dilanjutkan dengan kereta api.
Ia menolak tiket pesawat karena takut. Ia khawatir pesawat yang ia tumpangi kecelakaan dan jasadnya tidak utuh.
“Takut naik pesawat, takut kalau mati hilang jasadnya. Kalau kecelakaan bus kan jasadnya ada jadi bisa dibawa pulang ke Prabumulih, anak masih bisa lihat,” ucapnya sambil tersenyum.
Dedi pun sempat video call dengan anak dan saudara Randi yang tinggal di Palembang.
Kisah mengharukan lainnya datang dari seorang kakek penjual kerupuk.
Kakek itu tiap hari jualan kerupuk jalan kaki dengan untung Rp 3 ribu tiap kerupuk yang terjual.
Kakek di Jawa Barat itu diketahui bernama Abah Umar.
Usianya sudah 70 tahun.
Sosok Abah Umar viral di media sosial usai videonya dibagikan akun Instagram @wali_umat.
Kala itu Abah Umar senang ada yang mau membeli kerupuknya.
"Berapaan ini harganya?," tanya perekam video, dilansir TribunJatim.com, Kamis (17/4/2025).
"Rp 15 ribuan," kata Abah Umar.
"Untungnya berapa?," tanya perekam video lagi.
"Kalau satu sedikit, Rp 3 ribu," jawabnya.
Abah Umar mengaku tiap hari berjualan kerupuk.
Ia pun mulai kaget saat perekam video ingin membeli semua dagangannya.
Dikatakannya, harga untuk semua kerupuk Rp 35 ribu.
Kemudian ia syok saat perekam video memberinya uang Rp 300 ribu.
"Gimana ini? Serius? Alhamdulillah," ucapnya sembari menangis.
Abah Umar pun mendoakan perekam video.
Tak sampai di situ, Abah Umar semakin terharu saat perekam video memberinya uang Rp 300 ribu lagi.
"Untuk nenek dan ongkos," kata perekam video.
Abah Umar pun kembali menangis seraya berterima kasih.
"Allahu Akbar," tuturnya.
Kini, video tersebut ramai komentar warganet.
Mereka ramai mendoakan Abah Umar.
afraa_aulia: Maa sya Allah abah semoga lancar rezekinya ya bah
mama.shahia: Buat kita uang segitu kadang cm buat makan di mol atau buat beli baju 1/2 tapi buat mereka besar dan bermanfaat bgt
bie_soeraatmadja: Ya Alloh panjangin umurnya,barokahkah rejekinya semua org2 baik ini Ya Alloh
memerinim: Alhandulillah org ketemu dgn org baik
yani125883: sehat sllu buat bapak,semoga dilncarkn rizkinya amin
verraw2604: Semoga selalu tercurah keberkahan kesehatan untuk dirimu orang baik semoga selalu berbuat baik
andriayuwanda: Masyaallah bah semoga sehat selalu panjang umurnya luas rejekinya ya bah aamiin...
latifahabbad: Masyaa'Allaah........"Orang Baik"......
dedywijjaya: Sehat sehat ya Abah dan keluarga semoga selalu dikasih keberkahan dalam hidup