Momen Haru Saat Mahasiswi dari Iran Tiba di Indonesia, Peluk dan Cium Ibu Beriring Tangis
Abdi Ryanda Shakti/Tribunnews.com
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Suasana hiruk-pikuk Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta mendadak diwarnai isak tangis
Tangisan itu terdengar dari sejumlah wanita di pintu keluar khusus Jemaah Haji di bandara internasional tersebut.
Tangis mulai terdengar saat dari kejauhan, tampak dua orang wanita belia mendekati pintu keluar dengan jalan yang cukup cepat.
Setelah melewati pembatas, dua wanita belia tersebut disambut pelukan hangat dari tiga wanita lainnya.
Pelukannya erat, sampai air mata dari para wanita tersebut tak bisa terbendung lagi.
Bahkan, pelukan itu tak dilepas selama beberapa menit layaknya sebuah pertemuan setelah lama berpisah.
Wanita belia itu bernama Haura (19).
Dia adalah seorang warga negara Indonesia (WNI) yang baru saja dievakuasi dari Iran yang saat ini tengah berkonflik dengan Israel.
Tentu saja, wanita yang memeluk Haura dengan erat adalah sang Ibunda bernama Naja (51) dan beberapa kerabatnya yang sudah menunggu kepulangannya tersebut.
Naja seperti tak mau melepaskan pelukannya setelah anaknya yang tengah menempuh studi di Iran selama dua tahun belakangan itu berhasil dievakuasi.
Sesekali ciuman dari ibunda juga terlihat ke bagian pipi hingga kening Haura. Seakan tak percaya, anaknya yang beberapa waktu lalu berada di negara yang tengah perang, kini sudah kembali ke pelukannya.
Haura pun tak berhenti-berhenti menyeka matanya dan mengusap pipinya yang sudah dibasahi air mata ketika bertemu sanak keluarganya di tanah air.
Setelah momen haru itu terjadi, Haura pun bercerita jika dirinya sangat senang ketika kembali menginjakan kakinya di Indonesia.
Wanita asal Bogor, Jawa Barat itu seakan tak percaya karena selamat dari perjalanan berat dan mencekam selama berada di Iran.
"Ya Alhamdulillah, saya merasa lega karena begitu berat ya selama perjalanan saya dari negara sana," kata Haura kepada wartawan di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Rabu (25/6/2025) malam.
Apalagi menurutnya, komunikasi dengan keluarga di Indonesia yang sulit sebelum dirinya dievakuasi membuat dirinya semakin senang ketika sudah bertemu keluarganya.
"Komunikasi di sana pastinya agak terhambat ya, karena pastinya negara konflik, pastinya ada kesulitan untuk internet dan sebagainya," tuturnya.
Haura menyebut peristiwa yang terjadi tempat tinggal yang dekat dengan kota Teheran itu memang menjadi satu pengalaman yang berarti selama hidupnya.
Suara ledakan yang terdengar begitu keras yang menghujam kota Teheran membuat suasana dan kondisi di Iran mencekam.
Meski begitu, Haura mengaku proses evakuasi berjalan sangat lancar karena usaha dan kerja keras Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Iran yang membantu para WNI yang mau dievakuasi.
Di samping itu, Iran sendiri disebut Haura memberi keamanan ekstra untuk para warga negara asing (WNA) ketika konflik tersebut terjadi.
"(Proses evakuasi) tidak sulit sama sekali, karena KBRI di sana sangat mengusahakan kami, mendapatkan kenyamanan, memberikan begitu banyak fasilitas," ucapnya.
Untuk informasi, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menyebut akan ada 48 warga negara Indonesia (WNI) dan 1 warga negara asing (WNA) yang akan tiba di Indonesia pada Rabu (25/6/2025) hari ini.
"Pasca ketibaan 11 WNI di Jakarta yang dievakuasi dari Iran pada tgl 24 Juni 2025 kemarin, hari ini (25/6) akan kembali tiba 48 WNI dan 1 WNA evacuees," kata Direktur Perlindungan WNI Kemlu, Judha Nugraha kepada Tribunnews.com, Rabu.
Judha mengatakan 49 orang tersebut akan tiba Bandara Soekarno-Hatta dalam tiga penerbangan komersial dari Baku, Azerbaijan, dengan transit terlebih dahulu dari Istanbul dan Doha sebelum ke Jakarta.
"Selain 49 evacuees, Kemlu dan KBRI Muscat juga mengevakuasi 3 WNI dari Yaman Utara, wilayah yg dikuasai Houthi. Kemlu dan KBRI Amman juga memfasilitasi evakuasi 2 WNI yang menetap di Tel Aviv dan Yerusalem. Kelima evacuees tersebut juga akan tiba pada hari ini (25/6)," tuturnya.
Judha mengatakan KBRI Muscat dan KBRI Amman telah menetapkan Siaga 1 masing-masing utk wilayah Yaman Utara dan wilayah Israel dan Palestina.