Prabowo Resmikan KEK Sanur Bali dan BIH, Tarik Devisa Berobat, 2 Juta WNI Berobat ke Luar Negeri
Putu Dewi Adi Damayanthi June 26, 2025 06:30 AM

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Banyak warga negara Indonesia (WNI) yang berobat ke luar negeri (LN) dan membuat pengeluaran devisa cukup besar. 

Dari data Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Republik Indonesia, sebanyak 2 juta masyarakat Indonesia berobat ke luar negeri. 

Dari jumlah tersebut kurang lebih menghabiskan hampir Rp 150 triliun per tahun. 

Untuk mencegah devisa lebih banyak lagi keluar, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur dan Bali Internasional Hospital dinilai sebagai inisiatif. 

KEK Sanur dan Bali Internasional Hospital ditargetkan mampu menarik devisa berobat tersebut. 

“Kita tadi sudah diberi tahu bahwa begitu banyak WNI yang mencari pengobatan di luar negeri yang mengakibatkan juga pengeluaran devisa yang sangat besar. Dengan inisiatif ini, kita bisa memberi pelayanan yang tidak kalah dengan yang terbaik di dunia,” kata Presiden RI, Prabowo Subianto pada Peresmian KEK Sanur dan Bali Internasional Hospital, di The Meru Sanur pada Rabu 25 Juni 2025. 

Presiden sempat keliling ke Bali Internasional Hospital dan mengatakan alat-alat medis yang digunakan lumayan canggih. 

Terdapat teknologi dan pengobatan yang cukup canggih bertaraf internasional untuk kulit, plastik, gigi, mata, dan sebagainya. 

“Saya lihat cukup hebat, canggih, sampai saya sendiri tertarik. Mungkin diam-diam saya mau juga ke situ, tetapi diam-diam nyamar, dan katanya ada jalur khusus untuk Gubernur ke atas katanya, memang gigi saya agak kurang bagus,” bebernya. 

Bali Internasional Hospital dinilai merupakan rumah sakit bernuansa Hotel. 

Prabowo menekankan bahwa Indonesia adalah negara besar, negara bekemajuan, dinamis, sehingga harus memiliki fasilitas terbaik agar dapat menjadi pusat, dan menerima pasien dari Asia Tenggara, Pasifik dan sebagainya. 

“Dengan sistem asuransi kita yang harus kita perkuat, ini juga tidak dibatasi hanya untuk orang kalangan atas. Pelayanan kesehatan yang dibutuhkan siapapun bila perlu asuransi dan pemerintah intervensi sehingga orang yang kurang mampu dari segi ekonomi dapat juga akses,” kata dia. 

Kawasan ekonomi khusus (KEK) Sanur ini dinilainya merupakan contoh salah satu terobosan ke arah mengejar ketinggalan Indonesia dan ini harus ditiru oleh banyak sektor lain. 

“Sehingga hari ini saya mendapat kehormatan untuk meresmikan KEK Sanur dan Bali International Hospital, tadi juga saya sudah tandatangani prasasti di Bali International Hospital,” katanya.
 
Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan dari data terakhir terdapat 2 juta masyarakat Indonesia berobat di luar negeri. 

“Ini kurang lebih menghabiskan hampir Rp 150 triliun per tahun. Inilah mengapa Bapak Presiden, kami dari BUMN berinisiasi untuk hadir menjalankan amanah penugasan yang diberikan pemerintah oleh Bapak Presiden melalui pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Kesehatan yang bisa Bapak lihat hari ini (kemarin),” kata Erick. 

Dirut Injourney, Maya Watono menjelaskan, dengan adanya KEK Sanur ini setidaknya dari 150 triliun devisa yang keluar setiap tahunnya dapat diminimalisir Rp 75 triliun. 

Wisatawan dapat menikmati wisata medis di Bali sekaligus dapat mengelevasi ini menjadi destinasi wisata yang berkualitas dan premium. 

“Kita juga ada Bali International Hospital dengan cardiology and oncology, including cancer screening, kami juga membuka klinik Cell Therapy Jerman, juga dari Korea ada esthetic surgery jadi sudah tidak perlu ke Korea bisa ke Bali. Kita juga menyediakan resort, conventional center,” kata Maya. 

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengatakan KEK Sanur ini merupakan sebuah dukungan untuk Kementerian BUMN dan Danantara. 

“Memang ini BUMN dan Danantara sudah membuat kawasan ekonomi kesehatan sebagai salah satu pilar ekonomi Bali. Di sini sifatnya mendukung Pak Erick Thohir dan Pak Roeslani (CEO Danantara),” ujar Budi. 

Dengan adanya KEK Sanur ini, Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri berharap masyarakat Indonesia tidak ada lagi yang berobat ke Luar Negeri seperti Malaysia atau Singapura. 

“Ini adalah tren secara global yang juga sangat meningkat di sini, fasilitasnya luar biasa standar internasional dan kami harapkan dari wisatawan bisa datang ke sini. Intinya masyarakat Indonesia agar tidak berobat ke luar negeri ke Malaysia atau Singapura,” kata Widi. 

Tambah FK dan AKPER 

Lebih lanjut Presiden mengatakan, langkah untuk membantu keluar dari kemiskinan adalah meningkatkan kualitas hidup terutama kesehatan warga negara. 

Pengeluaran kesehatan menurut Prabowo adalah sesuatu yang mengambil porsi besar dari pengeluaran setiap keluarga warga negara, karena itu negara harus hadir negara harus berani untuk menjadi pelopor dalam menjamin dan menjaga kesehatan seluruh rakyat. 

“Karena itu dalam rangka membangun kemandirian suatu bangsa langkah KEK kesehatan ini sangat penting,” kata dia. 
 
Presiden juga mengungkapkan jumlah dokter spesialis dan perawat di Indonesia dinilai masih sedikit. 

“Kita masih banyak kekurangan, kita masih kurang dokter, karena itu Menteri Kesehatan saya minta juga nanti Menteri Pendidikan kita harus segera tambah Fakultas Kedokteran (FK), kita harus tambah juga Akademi Perawatan (AKPER) dan kita harus tambah pendidikan spesialis dengan efisien,” jelas Prabowo. 

Ia meminta proses penambahan FK dan AKPER agar jangan terlalu terhimpit oleh prosedur dan peraturan kuno, serta peraturan yang tidak bisa menjawab kesulitan dan tantangan masa kini. 

“Dan kepada sahabat-sahabat di luar negeri, terima kasih atas partisipasinya, atas dukungannya, saya kira Kawasan Ekonomi Khusus Pelayanan Kesehatan dan Kedokteran adalah sesuatu yang bisa dibanggakan Indonesia, dan partisipasinya sangat saya hargai,” kata dia. 

Presiden juga mengatakan Indonesia harus mengejar bangsa lain, dan tidak bisa menggunakan cara-cara lama atau cara-cara yang tidak efisien serta yang boros manajemen.  

“Tinggalkan itu tidak ada tempat, rakyat Indonesia tidak mau dengan sistem seperti itu, rakyat Indonesia menuntut pemerintah yang efisien pelayanan yang baik pertanggungjawaban setiap uang rakyat tidak boleh disalahgunakan,” tegas Presiden. 

Dorong Wisata Medis dan Estetika di Bali

Sebelum meresmikan Kawasan Ekonomi Khusus Sanur dan RS BIH, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto juga meresmikan Gedung Wellness dan Estetik di RSUP Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah, Denpasar, Rabu 25 Juli 2025. 

Ini menjadi kunjungan perdana Presiden Prabowo ke rumah sakit pemerintah rujukan nasional tersebut. 

Kehadirannya sekaligus bentuk dukungan terhadap pengembangan wisata medis dan estetika di Indonesia, khususnya di Bali. 

Gedung yang telah beroperasi sejak soft opening pada 3 Februari 2025 ini menawarkan layanan unggulan dalam bidang wellness dan aesthetic medicine. 

Dalam kunjungannya, Presiden mendapatkan penjelasan langsung dari dr. Nahla Syihab, SpDV, selaku General Manager yang juga dokter spesialis penyakit dalam bersertifikasi American Board of Internal Medicine. 

“Untuk layanan wellness, kami memiliki fasilitas medical check-up dengan peralatan paling lengkap di Indonesia, dan seluruh prosesnya sudah paperless,” ujar dr. Nahla. 

Mulai dari pendaftaran hingga penandatanganan dokumen, seluruh sistem di gedung ini telah terdigitalisasi. 

Hal ini mendapat apresiasi langsung dari Presiden Prabowo. 

Di lantai tiga, Presiden diajak meninjau berbagai alat laser kecantikan berkualitas tinggi yang dimiliki rumah sakit.  

Fasilitas tersebut mendukung prosedur skin tightening, skin lifting, hingga rejuvenation untuk mencerahkan kulit.  

Selain itu, layanan bedah plastik juga ditawarkan dengan standar internasional.

“Tujuan kami adalah mengurangi ketergantungan warga Indonesia untuk perawatan estetik ke luar negeri. Saat ini, dari data setiap tahunnya ada sekitar 600 ribu WNI yang berwisata medis ke luar negeri, dan itu menyebabkan kehilangan devisa hingga USD 1,8 miliar,” jelas dr. Nahla.

Sejak beroperasi, RSUP Prof. Ngoerah telah melayani lebih dari 250 pasien asing, mayoritas berasal dari Australia, Rusia, dan Ukraina. 

Mereka datang untuk mendapatkan layanan estetika hingga bedah plastik, yang kini tersedia dengan kualitas setara luar negeri. 

Salah satu daya tarik utama adalah Digital Dental Lab di lantai lima, satu-satunya di Bali dan salah satu dari kurang dari 10 rumah sakit di Indonesia yang memilikinya.  

Dengan teknologi pemindaian digital dan 3D printing, prosedur seperti pemasangan veneer, mahkota gigi, dan gigi palsu bisa diselesaikan hanya dalam satu hari.

"Biasanya proses ini memakan waktu berminggu-minggu. Di sini, semua serba digital, hasilnya akurat dan efisien. Pak Prabowo bahkan sempat mengatakan ingin mencoba perawatan gigi di sini," tambah dr. Nahla.

Prabowo memberikan pesan agar pengembangan layanan estetika terus ditingkatkan demi menarik lebih banyak wisatawan medis domestik dan internasional. (sup)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.