TRIBUNNEWS.COM - Lukman (45) ditemukan dalam kondisi tak bernyawa di rumah kontrakan, Dusun Karangtengah, Desa Johowinong, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Rabu (25/6/2025).
Korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan dan mengeluarkan bau menyengat.
Peristiwa ini mencuat setelah seorang perempuan berinisial F (47) datang ke kantor polisi dan mengaku telah menghabisi nyawa suaminya.
Berikut sejumlah fakta dalam kasus ini yang dirangkum oleh Tribunnews.com.
Salah satu warga setempat yang enggan disebutkan identitasnya, M (54), mengaku kaget dengan keberadaan polisi yang tiba-tiba ramai mendatangi kontrakan tersebut.
Rumah itu ternyata ditinggali oleh pasangan suami istri yang selama ini dikenal biasa-biasa saja.
“Awalnya saya nggak tahu, baru sadar pas lihat polisi ramai. Saya pun belum selesai masak langsung keluar karena penasaran,” ucap M saat dikonfirmasi di lokasi kejadian, Rabu.
Menurutnya, pasangan yang tinggal di kontrakan itu tak menunjukkan gelagat mencurigakan.
Sang suami diketahui memiliki usaha mebel di wilayah Catakgayam, Kecamatan Mojowarno, dan setiap hari berangkat serta pulang bersama istrinya.
“Sehari-hari mereka seperti pasangan biasa, sering ngobrol juga dengan tetangga. Tidak pernah terdengar cekcok atau keributan apa pun,” sambungnya.
Ia juga mengatakan bahwa korban cukup aktif dalam kegiatan masyarakat.
Korban sering mengikuti pengajian dan acara keagamaan, sedangkan sang istri jarang terlihat dalam kegiatan warga.
Warga belakangan mengetahui bahwa perempuan yang tinggal bersama korban adalah istri sirinya.
“Korban ini sudah tiga kali menikah. Dua pernikahan sebelumnya resmi dan masing-masing punya dua anak. Dengan istri yang sekarang, tidak ada anak,” imbuhnya.
Sahabat kecil korban, Nur Ajemi Prasanto (43), tak menyangka bahwa teman bermain masa kecilnya ditemukan tewas mengenaskan di dalam rumah kontrakan.
“Pak Lukman atau biasanya saya panggil kaji Lukman itu orangnya sangat baik. Beliau juga teman saya sejak kecil, teman main layangan. Kami juga sering ngobrol dan ketemu,” ujar Nur Ajemi saat ditemui di rumah duka, Rabu.
Ia berujar, kabar meninggalnya Lukman membuatnya terkejut. Nur sempat mengira informasi itu tidak benar.
“Saya asli kaget. Saya kira bohong. Tapi setelah saya cek sendiri, ternyata benar,” ucapnya lirih.
Lukman diketahui memiliki usaha mebel di Desa Catakgayam.
Meskipun mengontrak rumah di wilayah Mojoagung, ia disebut rutin setiap sore pulang ke Catakgayam bersama F.
“Ya terlihatnya seperti tidak ada apa-apa. Mereka itu akur dan akrab, seperti pasangan pengantin baru,” tambah Ajemi.
Akan tetapi, sejak sebulan terakhir, keberadaan Lukman mulai menjadi tanda tanya.
Nur mengaku tidak pernah melihat sahabatnya itu lagi, tetapi istri korban masih sering mondar-mandir dari Mojoagung ke Catakgayam.
“Istrinya sering ke sini, tapi Pak Lukman tidak pernah terlihat. Sudah satu bulan lebih saya tidak bertemu beliau. Saya sempat tanya ke istrinya, katanya Pak Lukman ada di rumah,” ungkapnya.
Sebagai pemilik toko layanan BRI Link di dekat usaha mebel milik Lukman, Nur juga mengaku kerap menyambut istri korban yang datang untuk transfer uang atau mengambil uang di toko miliknya.
Namun, keberadaan Lukman tetap menjadi misteri hingga kabar tragis itu tersebar.
Kepala Desa Johowinong, Rojiun Widodo, yang dihubungi oleh petugas dari Polsek Mojoagung, mengaku terkejut atas laporan dugaan pembunuhan ini.
“Saya ditelepon polisi soal dugaan pembunuhan. Setelah dicek, rumah memang dalam kondisi terkunci dari luar dan sepi,” ucap Rojiun saat dikonfirmasi awak media, Rabu.
Saat petugas kepolisian masuk ke dalam, ia dibuat terperanjat dengan temuan jasad korban yang sudah tertutup dengan dua lapis kasur dan selimut di kamar depan.
Bau busuk yang menyengat pun menjadi pertanda jasad sudah cukup lama berada di kontrakan tersebut.
“Kondisinya sudah rusak parah, jenazahnya diperkirakan sudah lebih dari satu bulan,” lanjut Rojiun.
Tim medis bersama aparat akhirnya mengevakuasi jasad ke RSUD Jombang sekitar pukul 10.30 WIB untuk keperluan autopsi.
Saat ini kasus tersebut sedang didalami oleh pihak kepolisian, sedangkan F diamankan untuk pemeriksaan intensif.
Berdasarkan keterangan Kapolsek Mojoagung, Kompol Yogas, kasus ini terungkap setelah F mendatangi Polres Jombang dan mengakui perbuatannya.
“Perempuan berinisial F telah mendatangi Polres Jombang dan mengakui perbuatannya. Ia menyatakan telah menghabisi nyawa suaminya pada 14 Mei 2025,” ungkap Ismail.
Yogas menambahkan, karena kasus ini masuk dalam kategori dugaan pembunuhan, penanganannya kini diambil alih oleh tim Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Jombang untuk proses penyelidikan lebih lanjut.
(Deni)(Surya.co.id/Anggit Puji Widodo)