Ortu & Calon Murid Pakai Sandal Jepit saat Daftar Ulang, Wakasek Singgung Kepantasan: Minimal Sepatu
Mujib Anwar June 26, 2025 02:30 PM

TRIBUNJATIM.COM - Beberapa Calon Murid Baru (CMB) dan orang tua datang ke sekolah secara ala kadarnya ketika melakukan pendaftaran online di sekolah.

Hal itu seperti disampaikan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum sekaligus salah satu panitia SPMB 2025 SMPN 8 Semarang, Budi Hartanto.

Ia menyoroti aspek kedisiplinan dalam SPMB 2025 Kota Semarang.

Ditemui di sekolah tersebut, Budi mengatakan, aspek kedisiplinan merupakan pendidikan karakter yang harus ditanamkan sejak dini.

Makanya, ia mendorong para orang tua juga turut memberikan contoh sekaligus edukasi kedisiplinan sejak dini. 

"Untuk masyarakat itu, mungkin dari segi kedisiplinan anak-anak yang nuwun sewu, datang ke sekolah pada proses daftar online ini," kata Budi, Selasa (24/6/2025) lalu.

"Tanpa melihat bahwa ada satu pendidikan karakter yang harus ditanamkan yaitu kedisiplinan," imbuhnya.

"Mereka asal ke sini itu biasanya pakai sandal jepit. Sandal jepit itu kan identik dengan ke kamar mandi atau dalam arti datang ala kadarnya," jelas Budi.

Hal itu ditemukan panitia SPMB SMPN 8 Semarang pada pembukaan hari pertama posko layanan di Sekolah pada Senin (23/6/2025) kemarin.

Meski berlangsung secara daring, pihak sekolah termasuk SMPN 8 Semarang tetap membuka posko layanan bagi masyarakat yang membutuhkan bantuan dalam proses daftar online ini.

Bahkan, pihaknya menemukan ada pula masyarakat yang datang dalam kondisi baru bangun tidur.

Setelah menemui sejumlah kejadian tersebut, pihak sekolah kemudian memasang spanduk MMT di gerbang utama sekolah.

Spanduk ini terkait imbauan agar CMB yang hadir datang dengan menggunakan seragam SD sekolah asal, serta wajib bersepatu.

Orang tua juga diimbau untuk datang dengan pakaian sopan.

Orang tua siswa mengantre untuk mengadukan berbagai kendala yang dialami saat proses SPMB di posko pelayanan SPMPB Disdik Kota Semarang, Selasa (24/6/2025).
Orang tua siswa mengantre untuk mengadukan berbagai kendala yang dialami saat proses SPMB di posko pelayanan SPMPB Disdik Kota Semarang, Selasa (24/6/2025). (Tribun Jateng/Idayatul Rohmah)

"Minimal datang pakai sepatu. Di hari pertama kami temukan seperti bangun tidur datang ke sini."

"Kemudian hari pertama terakhir itu akhirnya kami bikin pengumuman di pagar. Karena memang ditemukan baru bangun langsung ke sini," kata Budi.

"Kelihatannya sepele, tapi itu pengaruhnya kepada pendidikan karakter anak," tambahnya.

Di sisi lain, Ketua SPMB SMPN 8 Semarang, Ulfatul Khasanah mengatakan, proses pendaftaran online berjalan lancar.

Sejumlah kendala yang ditemui CMB berkaitan dengan perpindahan jalur pendaftaran, yakni dari jalur domisili pindah ke jalur prestasi.

Hal tersebut karena persaingan pada peringkat CMB di jalur domisili cukup ketat.

Situasi ini kemudian membuat sejumlah CMB dan orang tua datang langsung ke sekolah meminta bantuan pindah jalur pendaftaran.

"Yang dari jalur domisili masuk ke jalur prestasi banyak. Jadi di jalur domisili tidak masuk kemudian ambil jalur prestasi," kata Ulfa.

Temuan lain pada layanan pendaftaran online di SMPN 8 Semarang yakni adanya data nama orang tua CMB yang berbeda antara database di sistem SPMB dan database di Dukcapil.

"Ada kasus salah nama, kemudian kasus salah nama bapak yaitu terekam di Dukcapil itu berbeda dengan di formulir pendaftaran."

"Ternyata nama bapaknya lain. Akhirnya kami harus mengedit manual," katanya.

Tak sampai di situ, sejumlah orang tua juga datang langsung ke sekolah meminta panitia mendaftarkan sang anak.

"Ada yang minta bantuan didaftarkan. Memang belum mendaftar sama sekali. Kemudian minta verifikasi, minta perubahan data bisa kami layani di sini," kata Ulfa.

"Keyakinannya memang yakin nanti di daftarkan oleh sekolah. Mantepnya kalau datang langsung."

"Di sisi lain, mungkin dari sudut kemampuan IT-nya mungkin kurang. Jadi ke sini minta didaftarkan langsung," ucapnya.

Pada tahun ajaran 2024/2025 ini, SMPN 8 Semarang menyediakan 256 kuota.

Namun, saat ini yang tersedia tinggal 255 kursi sebab ada satu pendaftar yang sudah dipastikan diterima lewat jalur afirmasi inklusi (anak difabel).

"Dia sudah mendaftar satu atau dua bulan lalu. Sudah terkonfirmasi di dinas, lalu mengabarkan ke kita. Jadi otomatis anak satu itu sudah masuk, tidak mungkin kami tolak," katanya.

Kejadian miris justru dialami SDN Wayut 01, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur.

Sejak dibuka dari tanggal 2 sampai dengan 20 Juni 2025, cuma ada satu anak usia enam tahun yang berminat untuk mendaftar.

Kondisi ini membuat para guru SDN Wayut 01 harap-harap cemas siswa siswi baru pada tahun ajaran 2025/2026.

Hal itu seperti diungkapkan Kepala SDN Wayut 01, Sri Hartatik.

Kondisi ini lantas dimanfaatkan oleh pihaknya dengan melakukan pendekatan kepada wali murid.

"Kebetulan kakeknya masih sekitar sekolah, sedangkan orang tuanya itu beda desa," ungkap Sri, ditemui di kantornya, Senin (16/6/2025).

Keinginan Sri Hartatik tidaklah muluk-muluk.

Selama SPMB dibuka, bisa mendapatkan 10 murid baru saja adalah sebuah pencapaian yang luar biasa baginya.

"Sekolah kami dari kelas 1 sampai kelas 6 juga tidak memenuhi pagu, bahkan cenderung sangat kecil," tuturnya.

"Rata-rata per kelas paling tinggi hanya lima murid," tambah Sri.

Berbagai upaya sudah dilakukan demi menarik minat orang tua, supaya mau mendaftarkan putra putrinya di sekolah tersebut.

"Sosialisasi berupa pemasangan banner dengan harapan bisa dibaca masyarakat atau desa yang ada di sekitar," jelasnya.

"Untuk memahami bahwa kami membutuhkan atau menerima siswa baru," imbuh Sri.

Sri juga menambahkan, upaya berikutnya adalah selalu berkomunikasi dengan guru PAUD dan TK yang ada di desa setempat. 

"Kami pantau kelulusannya berapa, kami adakan sosialisasi biar mau jadi murid di sekolah kami."

"Terus kerja sama juga dengan kader Posyandu yang ada di desa, guna mengetahui data anak usia yang masuk ke sekolah dasar," imbuhnya.

"Kami juga berhubungan dengan guru-guru yang sudah purna alumni SD."

"Dengan harapan untuk memberikan pendekatan secara riil kepada orang tua siswa, supaya berminat masuk di sekolah kami," sambung Sri.

Pihaknya tetap optimistis dan berpikir positif, melalui upaya yang dilakukan semaksimal mungkin, akan dapat membuahkan hasil terbaik di tengah persaingan antar lembaga.

"Walaupun untuk TK yang dekat dengan SDN Wayut 01 itu hanya satu, demikian juga dengan PAUD."

"Tapi kebanyakan PAUD di sini tidak langsung menuju ke TK, itu yang menjadi kesulitan kami," katanya.

SEKOLAH KEKURANGAN MURID - Guru SDN Wayut 01 Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun, sedang menunggu di salah satu kelas menanti kedatangan calon wali murid yang akan mendaftar di SPMB, Senin (16/6/2025) pagi. SDN Wayut 01 baru mendapatkan satu murid baru jelang tahun ajaran baru.
Guru SDN Wayut 01 Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun, sedang menunggu di salah satu kelas menanti kedatangan calon wali murid yang akan mendaftar di SPMB, Senin (16/6/2025) pagi. (TribunJatim.com/Febrianto Ramadani - YouTube/KOMPASTV)

Di satu sisi, lanjut Sri, tanggapan masyarakat terhadap SDN Wayut 01 sudah baik.

Akan tetapi keinginan orang tua menjadi kendala hingga menyebabkan kesulitan untuk diajak masuk SDN Wayut 01.

"Kami tidak jauh berbeda dengan sekolah lain. Pengembangan yang diberikan 11 tenaga pengajar kami itu sama."

"Kegiatan siswa juga ada pramuka, pendidikan karakter, bahkan Kurikulum Merdeka juga kami terapkan," bebernya.

Dengan dihadapkan situasi kekurangan murid, tidak menutup kemungkinan tahapan SPMB tetap dibuka meski sudah memasuki tahun ajaran baru.

"Meski sudah ditutup oleh pemerintah, kami tetap membuka peluang-peluang yang ada sampai kapanpun."

"Kami menerima karena memang pagu kami belum terpenuhi," ujarnya.

Sri lantas berpesan kepada masyarakat setempat agar memanfaatkan lembaga yang ada.

Jangan sampai lembaga yang sudah bagus milik pemerintah terbengkalai gara-gara tidak ada peminat.

"Kami siap membimbing anak anak. Sekolah ini juga menghasilkan alumni, sekarang di ITS Ahli Kimia."

"Kami kemarin lomba seni tari juga juara. Itu kan padahal dengan keterbatasan jumlah siswa bisa menghasilkan prestasi," pungkas Sri.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.