TRIBUNNEWS.COM - Delapan bulan pemerintahan Kabinet Merah Putih berjalan, Presiden RI Prabowo Subianto pernah dua kali me-roasting atau mencandai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia.
Yakni, kala Prabowo membahas Bahlil lulusan mana dan mempertanyakan kemampuan bahasa Inggrisnya, hingga yang terbaru menyentil soal nasib baik.
Singgung Nasib Baik
Presiden RI Prabowo Subianto melontarkan candaan yang menyinggung soal nasib Menteri ESDM Bahlil Lahadalia saat meresmikan royek pembangkit listrik tenaga energi baru terbarukan (EBT) di 15 Provinsi dan peningkatan produksi minyak 30 barel Blok Cepu, Kamis (26/6/2025).
Acara tersebut dihadiri Prabowo secara virtual.
Dalam acara ini, Prabowo mendengarkan laporan kepala daerah terkait ketersediaan listrik di masing-masing daerahnya.
Salah satunya Bupati Mappi, Papua Selatan.
Setelah mendengarkan laporan dari Bupati Mappi, Prabowo melontarkan candaan terhadap Bahlil Lahadalia yang juga berasal dari Papua.
Presiden ke-8 RI sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra tersebut juga bercanda bahwa Bahlil bernasib baik, karena saat ini menjadi menteri.
"Ini Menteri ESDM-nya juga berasal dari Papua rupanya, kan," kata Prabowo sambil tertawa, dikutip dari tayangan video Kompas.com, Jumat (27/6/2025).
"Siap. Siap Bapak Presiden," jawab Bahlil.
"Nasib kau baik jadi menteri kau," tambah Prabowo, masih dengan tertawa.
Bahlil pun membalas candaan Prabowo tersebut dengan tertawa pula di kursi hadirin.
Ia juga menjawab, dirinya merasa beruntung karena menjabat sebagai Menteri ESDM.
"Masih agak baik Pak, karena Menteri ESDM, kalau yang lain parah juga," pungkasnya.
Pertanyakan Asal Kampus
Dalam peringatan HUT Golkar ke-60 di Sentul International Convention Center (SICC), Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (12/12/2024) lalu, Prabowo mengungkap kisah perkenalannya dengan Bahlil Lahadalia.
Dikutip dari video yang diunggah di kanal YouTube Kabar Golkar, Prabowo sempat me-roasting Bahlil soal almamaternya.
"Waktu saya ketemu, saya tanya (ke Bahlil), pelan-pelan saya tanya, nggak enak, nanti tersinggung. Tapi saya (beranikan) ngomong, 'Pak Bahlil, Anda lulus dari universitas mana?'" tanya Prabowo menirukan percakapannya dengan Bahlil.
Bahlil pun menjawab bahwa kampusnya tidak terkenal, dan bahkan sulit ditemukan di mesin pencarian internet.
Prabowo lantas terkejut dengan jawaban Bahlil tersebut.
"'Pak, universitas saya nggak ada di Google, kenapa Pak?'" kata Prabowo menirukan jawaban Bahlil kala itu.
Sebagai informasi, Bahlil telah mengungkap bahwa dirinya adalah lulusan perguruan tinggi bernama Kampus STIE Port Numbay, sebuah kampus swasta yang ada di Jayapura.
Meski sempat heran, Prabowo mengaku yakin dengan kinerja Bahlil setelah mengenal lebih jauh, terutama saat Ketua Umum Partai Golkar itu masih menjabat sebagai Menteri Investasi RI (Kepala BKPM).
"Aneh ini, kenapa Pak Jokowi milih Pak Bahlil Menteri Investasi, apalagi beliau dari Papua kan? Biasanya jabatannya Menteri Pembangunan Desa Tertinggal, gitu-gitu, tapi beliau pilih Menteri Investasi," tutur Prabowo.
Lalu, Prabowo menjelaskan bahwa meski latar belakang Menteri Investasi sebelumnya berasal dari kampus top dunia, Bahlil tetap bisa menunjukkan kinerja yang baik.
Prabowo kemudian menilai, latar belakang kampus bukan penentu utama kinerja seorang menteri dalam menarik investasi ke Indonesia.
"Biasanya, Menteri Investasi itu lulusan universitas di Amerika, iya kan? Harvard University atau Stanford atau Brooklyn. Kalau nggak Amerika, minimal Inggris-lah. Oxford University, Cambridge University, atau Sorbonne," cerita Prabowo.
"Saya nilai sukses sebagai menteri, operasinya (kinerja) luar biasa, mengerti masalah politik, mengerti ekonomi, mengerti kenegaraan, ternyata penilaian saya benar. Dan paling penting patriotisme dari saudara Bahlil, ini bukan saya muja-muji," tambahnya.
Pertanyakan Kemampuan Bahasa Inggris
Masih dalam acara peringatan HUT Golkar ke-60 di SICC Sentul, Bogor, Prabowo menanyakan, bagaimana seorang Bahlil yang datang dari kampus kecil lalu bergaul dengan para investor asing.
"Habis itu, 'Anda kalau ketemu investor-investor asing gimana? Saya nggak mau nanya, Anda Bahasa Inggrisnya bagus apa nggak,'" kata Prabowo menirukan lanjutan obrolannya dengan Bahlil.
Ternyata, menurut Bahlil, bahasa bukan kendala saat bertemu investor asing.
Kata Prabowo, Bahlil bercerita, setiap bertemu investor luar selalu mengandalkan penerjemah.
"Dia bilang ke saya, Pak nggak ada masalah lah itu. Pengusaha pejabat Korea juga nggak bisa bahasa Inggris, dari Jepang juga nggak bisa bahasa Inggris," ungkap Prabowo.
(Rizki A.) (Kompas.com)