OJK: Literasi Keuangan di Kalangan Pelajar Masih Rendah
Choirul Arifin June 27, 2025 05:32 PM

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Literasi keuangan di kalangan pelajar di Indonesia masih rendah. Sementara, mereka juga menghadapi ancaman maraknya judi online yang ditawarkan di platform digital. 

Naomi Triyuliani, Kepala Divisi Perencanaan, Pengembangan, Evaluasi Literasi dan Edukasi Keuangan, Deputi Direktur Senior Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan, literasi keuangan masyarakat Indonesiaa saat ini 56,46 persen.

Sementara literasi keuangan di kalangan pelajar Indonesia di rentang usia 15-17 tahun cuma 51,68 persen. "Hal ini jadi concern kita semua untuk tingkatkan literasi keuangan di kalangan pelajar," kata Naomi Triyuliani di acara Awarding Innovation Challenge yang diikuti pelajar sekolah menengah atas di Jakarta dan Bodetabek, Senin, 23 Juni 2025.  

Dia menjelaskan, tren digitalisasi yang saat ini terjadi di Indonesia memberi kesempatan besar untuk litrasi keuangan.

"Tapi hal ini juga membuka peluang bagi para pelaku kejahatan termasuk scammer menyasar korbannya," ungkapnya.

"Jika tidak memiliki literasi memadai kita bisa terjebak pada pinjol hingga judi online yang tanpa sadar kita lakukan," lanjutnya.

Ali Mukodas, Kepala Bidang SMA Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta menambahkan, judi online menjadi ancaman bagi generasi muda Indonesia dan juga para pelajar karena masifnya promosi judi online di platform digital.

"Perputaran uang di judi onlin mencapai triliunan rupiah. Trik pemasarannya pintar, mereka menyelipkan link judi online ke situs situs yang bisa diakses bebas oleh masyarakat. Akibatnya banyak anak sekolah ikut mengekliknya," kata Ali.

Dia menyebutkan, tingkat literasi pelajar Indonesia masih lemah dan kemampuan membaca pelajar Indonesia rendah. 

"Karena itu kami berterima kasih kepada PJI dan Citi Indonesia yang menyelenggarakan kegiatan ini.
Pelajar harus meyakini kegiatan ini akan sangat bermanfaat bagi masa depan mereka," ungkapnya.

Terkait dengan hal ini, Citi Indonesia kembali menggandeng Prestasi Junior Indonesia (PJI) dalam program edukasi keuangan bagi generasi muda sebagai bagian dari bisnis berkelanjutan mereka.

Kegiatan ini menjadi bagian dari perayaan 20 tahun Global Community Day (GCD) yang bertema Investing in Youth, Empowering Communities, dan berlangsung di tiga sekolah menengah atas di Jabodetabek.

Program ini menyasar lebih dari 300 siswa dan difokuskan pada penguatan literasi keuangan, keterampilan investasi, serta mitigasi risiko.

"Kami memanfaatkan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mendorong peningkatan literasi keuangan yang dibutuhkan oleh generasi muda demi membentuk pondasi keputusan finansial yang cerdas," ujar Batara Sianturi, CEO Citi Indonesia.

Data Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024 menunjukkan, indeks literasi keuangan remaja usia 15–17 tahun baru mencapai 51,70 persen.

Melalui pembelajaran interaktif dan bimbingan dari relawan Citi Volunteers, para siswa diajak memahami pentingnya perencanaan keuangan yang berkelanjutan di era ekonomi digital.

Menurut Robert Gardiner, Academic Advisor dan Operations Counsel Prestasi Junior Indonesia, membekali siswa dengan keterampilan dan wawasan keuangan sejak dini sangat penting.

Dia memuji pelajar yang mampu empresentasikan ide-ide yang bisa dimonetisasi dan berdampak bagi komunitas mereka di ajang ini.

"Ini bukan hanya tentang mengelola uang, tapi tentang membentuk masa depan finansial yang tangguh dan bertanggung jawab," kata dia.

Batara menambhkan, dengan keterampilan keuangan yang memadai, generasi muda dapat menjadi pondasi dalam penguatan literasi keuangan nasional. 

"Kami meyakini kontribusi edukasi finansial ini menjadi bagian penting dalam mendukung upaya OJK meningkatkan inklusi keuangan masyarakat Indonesia," ujar Batara.

Para Pemenang  Innovation Challenge:

Juara 1, Beruang SMA IAS Al Jannah Depok

Juara 2, Cuanologi, SMAN 35 Jakarta

Juara 3, Duitech SMA IAS Al Jannah Depok

Excellent in Creativity Award:  SMANJU SMAN 7 Jakarta

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.