Dalam Model Kolb, Tahap Konseptualisasi Abstrak Merujuk pada...
Moh. Habib Asyhad June 28, 2025 11:34 AM

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

===

Intisari-Online.com -Model Kolb adalah model pembelajaran yang dikembangkan oleh David A. Kolb yang sering disebut sebagai model pembelajaran berbasis experiental learning alias pembelajaran berbasis pengalaman.

Dalam Model Kolb, tahap konseptualisasi abstrak merujuk pada proses individu menyusun teori atau konsep baru berdasarkan pengalaman yang telah dialami dan direfleksikan.

Pada prinsipnya, Model Kolb menekankan pada pembelajaran terjadi melalui proses siklus empat tahap. Yaitu pengalaman konkret, observasi reflektif, konseptualisasi abstrak, dan eksperimen aktif. Model ini juga mengidentifikasi empat gaya belajar yang berbeda, yaitu belajar melalui pemikiran abstrak, observasi, refleksi, dan penerapan.

Penjelasannya begini:

1. Pengalaman Konkret. Tiap-tiap peserta didik punya keunikannya masing-masing dengan pengalaman hidup yang juga masing-masing.

2. Observasi Reflektif. Setelah menyerap pengalaman, peserta didik akan merenungkan dan menganalisis pengalaman tersebut, memikirkan apa yang terjadi, bagaimana perasaannya, dan bagaimana hal itu berhubungan dengan pengetahuan yang sudah ada.

3. Konseptualisasi Abstrak. Setelah itu, peserta didik akan mengembangkan konsep dan ide baru berdasarkan refleksi mereka, menciptakan pemahaman baru tentang pengalaman tersebut.

4. Eksperimen Aktif. Yang terakhir, dia akan mencoba menerapkan konsep baru ini dalam situasi yang berbeda, menguji keefektifan pemahaman baru mereka dan mempersiapkan diri untuk pengalaman selanjutnya.

Sebagai catatan, Model Kolb menekankan,pembelajaran tak sekadar tentang menerima informasi. Lebih dari itu, ia adalah pengalaman yang meliputi mengalami, merefleksikan, berpikir, dan bertindak. Melalui siklus ini, pengetahuan baru diciptakan dan pengetahuan lama diubah. Model ini juga membantu individu mengidentifikasi gaya belajar preferensi mereka, yang pada akhirnya dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran mereka.

Nah, individu dengan gaya belajar aktif dalam Model Kolb biasanya cenderung terlibat langsung dalam pengalaman, membuat keputusan berdasarkan pengalaman, dan cepat bereaksi terhadap situasi baru. Mereka lebih suka pembelajaran yang bersifat praktis dan terlibat langsung dalam aktivitas, serta mungkin merasa kesulitan memahami teori atau konsep tanpa aplikasi langsung.

Ada beberapa karakter individu dengan gaya belajar aktif dalam model Kolb:

1. Berorientasi pada tindakan. Mereka lebih suka melakukan daripada hanya membaca atau mendengarkan.

2. Suka tantangan. Mereka cenderung menyukai situasi baru dan mencoba hal-hal baru.

3. Cepat bereaksi. Mereka yang cenderung mengambil tindakan cepat dan tidak ragu-ragu.

4. Pembelajaran berbasis pengalaman. Mereka yang belajar paling baik melalui pengalaman langsung dan praktik.

5. Membutuhkan aplikasi. Mereka kesulitan memahami konsep tanpa melihat bagaimana konsep tersebut diterapkan dalam situasi nyata.

Begitulah, individu dengan gaya belajar aktif dalam model Kolb cenderung terlibat langsung dalam pengalama yang membuat keputusan berdasarkan pengalaman dan biasanya mereka akan cepat bereaksi dengan situasi yang baru.

Dalam Model Kolb, tahap konseptualisasi abstrak merujuk pada prosesindividu menyusun teori atau konsep baru berdasarkan pengalaman yang telah dialami dan direfleksikan. Tahap ini melibatkan kemampuan untuk menganalisis informasi dari pengalaman konkret dan refleksi, kemudian mengorganisasikannya untuk membentuk pemahaman yang lebih terstruktur dan luas.

Intinya,tahap ini adalah tentang mengolah informasi dari pengalaman untuk membentuk pemahaman yang lebih mendalam dan generalisasi. Beberapa poin penting tentang tahap konseptualisasi abstrak dalam model Kolb:

1. Penyusunan Teori. Individu mulai membuat teori atau konsep baru berdasarkan pengalaman yang telah mereka alami.

2. Analisis dan Generalisasi. Mereka menganalisis informasi yang diperoleh dari pengalaman konkret dan refleksi, lalu menggeneralisasi temuan tersebut untuk membentuk pemahaman yang lebih luas.

3. Pentingnya Refleksi. Tahap ini sangat bergantung pada tahap observasi reflektif sebelumnya, karena refleksi memberikan dasar untuk konseptualisasi.

4. Pengembangan Pemahaman. Konseptualisasi abstrak membantu individu untuk tidak hanya mengingat pengalaman, tetapi juga untuk memahami makna yang lebih dalam dari pengalaman tersebut.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.