TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Buntut namanya terseret dalam kasus dugaan korupsi pengadaan Laptop Chromebook pada Program Digitalisasi Pendidikan di Kemendikbud Ristek periode 2019-2022.
Mantan Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim dicegah keluar negeri hingga 6 bulan kedepan.
Dia juga telah diperiksa sebagai saksi dalam kasus yang tengah diusut Kejagung tersebut.
Mengulas ke belakang, ketika duduk di kursi Mendikbudristek, Nadiem Makarim sudah kenyang dengan sejumlah kritikan.
Kebijakan yang diambilnya saat menjabat tak jarang menuai kontroversi hingga sempat dipanggil Jokowi, presiden saat itu, di antaranya soal kenaikan biaya kuliah.
Hal lain, Nadiem Makarim pernah disorot soal keberadaan tim bayangan sebanyak 400 orang di Kemendikbud.
Ketika berada di acara PBB, Nadiem Makarim mendapat tepuk tangan meriah soal tim bayangannya.
Berbeda terbalik, Anggota Komisi X DPR RI Fraksi Demokrat, Anita Jacoba Gah, mengkritik habis-habisan Nadiem Makarim, terkait tim bayangan tersebut.
Nadiem Makarim mendapat teguran dari anggota DPR Komisi X Anita Jacoba Gah, dalam Raker DPR RI dengan Mendikbudristek RI, Senin (26/9/2022).
Anita mengkritik Nadiem Makarim yang mendapat tepuk tangan di hadapan PBB.
Namun, Anita tak merasa bangga dengan hal itu karena kenyataannya di Indonesia masih banyak guru yang belum sejahtera dan belum digaji.
"Sampai hari ini, Pak, masih banyak guru-guru yang menangis. Kapan kami terima gaji? Kami makan apa ini?" kata Anita.
"Itu yang harus Anda dengar kalau ingin ditepuk tangani oleh seluruh rakyat Indonesia," tegasnya.
Seperti dikutip Tribunnews dari YouTube Kompas TV, Anita juga mencecar Nadiem soal dirinya yang mengungkap adanya 400 tim bayangan di Kemendikbudristek di hadapan PBB.
"Kemudian, kami dengar di PBB, Anda dengan bangganya mengatakan ada 400 tim bayangan. Pertanyaan saya, tim bayangan yang Anda katakan dengan bangganya di sana itu, apa dampak positifnya untuk Indonesia?" tanya Anita.
"Terus 400 tim bayangan itu apa kebanggaannya? Apa yang mereka lakukan sampai kita itu harus bangga dengan Anda, Pak Menteri?" lanjutnya.
Selain menyoroti soal nasib para guru dan 400 tim bayangan, Anita juga mempertanyakan tentang laporan penggunaan Anggaran APBN 2021-2022.
Di kesempatan itu, DPR juga meminta laporan data realisasi APBN Kemendikbudristek.
"Tolong data realisasi APBN yang kita pernah minta itu diberikan. Semua program kerja, termasuk dana transfer ke daerah, itu tidak perlu ditutup juga kepada kami anggota dewan. Karena setelah kami setujui dana itu ditransfer, supaya kami bisa mengetahui Pemerintah daerah kami itu menggunakan APBN dengan bertanggung jawab atau tidak," kata Anita.
"Tunjangan khusus daerah terpencil itu pak, masih banyak yang belum dapet 3-6 bulan," tambahnya.
Anita mempertanyakan anggaran APBN yang mencapai triliunan rupiah itu tidak pernah sampai pada para guru di daerah terpencil.
Setelah membandingkan kebanggaan Nadiem Makarim di hadapan PBB dengan kenyataan di lapangan, Anita mengatakan sakit hati dengan adanya 400 tim bayangan Kemendikbudristek, yang dinilai tak memberi perubahan yang lebih baik.
"Kalau 400 tim bayangan itu hanya mengacaukan anggaran APBN, untuk apa Anda bangga dengan itu, Pak Menteri?" tanyanya pada Nadiem yang hanya diam menunduk.
Nadiem Makarim memberi jawaban dari pertanyaan tentang tugas 400 tim bayangan di Kemendikbudristek.
"Mungkin saya ada sedikit kesalahan dalam menggunakan frasa 'Shadow organization'. Organisasi ini adalah mirroring terhadap Kementrian kami, yang artinya setiap Direktur Jendral dapat menggunakan mirroring tim untuk mendorong kebijakan Kementrian melalui platform teknologi," kata Nadiem, dikutip dari YouTube Tribunnews.
Menurutnya, 400 orang tersebut bertugas sebagai product manager, software engineer, dan data scientist.
Ia mengatakan, tim ini adalah vendor yang bekerja dan berada di bawah kontrak langsung BUMN.
“Jadi, inovasinya itu bukan meluncurkan produk, tapi cara kerja birokrasi kami. Bahwa, di Kemendikbud kami memperlakukan mereka tidak seperti vendor. Walaupun secara kontekstual, mereka adalah vendor yang bekerja dari rumah, dan memiliki kontrak langsung di bawah PT Telkom Indonesia,” kata Nadiem.
Menurut Nadiem jika semua Kementerian memiliki tim teknologi yang bisa jadi mitra, maka bisa meluncurkan aplikasi gratis.
Tim bayangan yang beranggotakan 400 orang di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) pernah jadi sorotan.
Lantas, apa yang dimaksud tim bayangan di Kemendikbud Ristek era Nadiem Makarim itu?
Berikut ini fakta-fakta tim bayangan Nadiem Makarim sebagaimana dirangkum Tribunnews.com:
1. Bekerja sebagai Product Manager hingga Data Scientist
Dilansir Tribunnews.com, Nadiem Makarim mengungkapkan dirinya memiliki tim yang membantu merumuskan produk kebijakan Kemendikbud Ristek.
Nadiem menjelaskan, 400 orang itu bekerja sebagai product manager, software engineer, dan data scientist.
"Kami sekarang memiliki 400 orang product manager, software engineer, dan data scientist yang bekerja sebagai tim yang melekat untuk kementerian," ungkapnya dalam video di akun Instagram @nadiemmakarim.
2. Posisi Ketua Tim Setara Direktur Jenderal
Nadiem Makarim mengungkapkan, setiap ketua tim memiliki posisi yang sama dengan Direktur Jenderal pada direktorat yang ada di Kemendikbud Ristek.
"Setiap product manager dan ketua tim posisinya hampir setara dengan direktur jenderal yang beberapa di antaranya hadir di sini," tuturnya.
3. Peran Tim Bayangan
Selanjutnya, Nadiem menyebut, tim bayangan berperan sebagai rekan bertukar pikiran dalam mendesain pendidikan di Indonesia.
"Jadi kementerian akan menyampaikan arahan kepada mereka dan tim produk akan mengatakan, 'Sebentar, kami akan cek dulu ke para guru dan melakukan survei untuk memvalidasi yang kami kerjakan'," terangnya.
4. Disebut Dapat Majukan Kemendikbud Ristek
Nadiem Makarim mengatakan, 400 anggota tim bayangan tersebut tidak memberi kesan negatif.
Namun, kehadiran tim bayangan disebut dapat memajukan Kemendikbud Ristek lewat inovasi teknologi.
"Itu adalah karena inovasi budaya dalam Kemendikbud Ristek, ya walaupun mereka vendor, mereka tidak diperlakukan sebagai vendor," kata Nadiem dalam Raker Komisi X DPR, Senin, seperti diberitakan Kompas.com.
5. Semua Keputusan Ada di Tangan Dirjen atau Direktur
Mendikbud Ristek memastikan, keputusan dari kebijakan 400 anggota tim bayangan masih dalam pengawasan direktorat terkait.
Semua keputusan, kata Nadiem, masih ada di tangan Direktur Jenderal (Dirjen) ataupun direktur.
"Dirjen dan direktur bekerja sama dengan mereka untuk gotong-royong."
"Dan itulah yang ingin dipelajari negara lain, bagaimana kita bisa ciptakan kapasitas yang baru," paparnya.
6. Ide Bentuk Tim Bayangan
Nadiem Makarim mengaku, 400 anggota tim bayangan itu merupakan ide dari dirinya sendiri.
Adapun tujuan Nadiem membentuk tim bayangan agar bisa diterapkan di setiap jenjang kedinasan.
"Saya ingin mengucapkan sekali lagi ini adalah aspirasi saya sebagai pemimpin," ungkapnya.
"Harapan besar saya adalah kami bisa sharing ini ke Pemerintah Daerah (Pemda) dan kementerian lain," imbuh dia.
(tribun network/thf/Tribunnews.com)