TRIBUNJATIM.COM - Momen membahagiakan terpancar dari sebuah video yang dibagikan oleh akun resmi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, @ugm.yogyakarta.
Video tersebut menggambarkan perjalanan tim UGM bersama Wakil Rektor menuju sebuah rumah di tengah sawah.
Rumah gubuk di tengah sawah tersebut dihuni oleh keluarga yang sedang berbangga hati.
Pasalnya, anak dari seorang petani di Kulon Progo itu berhasil lolos masuk ke UGM.
Sahida Ilmi, seorang pelajar asal Kulon Progo mendapat kesempatan emas dijemput langsung oleh Wakil Rektor UGM dan timnya.
Kedatangan mereka langsung ke rumah Sahida Ilmi adalah untuk mengunjungi penerima bantuan beasiswa tersebut.
Perjalanan mendatangi rumah Sahida direkam dan diunggah dalam akun @ugm.yogyakarta, Jumat (27/6/2025).
Seperti dipantau TribunJatim.com, hingga berita diturunkan video ini menjadi viral setelah diunggah di tengah masyarakat.
Banyak netizen yang ikut terharu dan bangga dengan prestasi gemilang Sahida.
Siswa dari SMAN 1 Wates Kulon Progo itu lolos masuk UGM dan akan mengampu pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi UGM.
Dalam unggahannya, diceritakan bahwa kehidupan Sahida Ilmi yang sederhana di rumahnya itu tak mengurungkan niat dan impiannya berkuliah di UGM.
Tekad dan keinginan kuat menjadikan Sahida lolos masuk bahkan sampai dijemput Wakil Rektor UGM untuk memulai kuliah di universitas ternama tersebut.
"Pas kami datang, Sahida lagi bantu-bantu ibunya di rumah" ungkap admin @ugm.yogyakarta.
Terlihat Sahida membantu sang ibu menyiapkan suguhan bagi para tamu.
Tampak jelas kondisi rumah Sahida dan keluarganya yang jauh dari kata mewah.
Dinding hanya bertutupkan alas jerami, dan dapur menggunakan tungku kayu bakar.
Tak hanya itu, bagian ruang tamu dan depan rumahnya juga terlihat sangat sederhana.
Diceritakan dalam video tersebut, Sahida memiliki ayah yang bekerja sebagai petani.
Ayah Sahida juga memiliki sapi dan peternakan kecil di samping rumahnya.
Beberapa bantuan diberikan kepada Sahida yang akan melanjutkan pendidikannya di UGM.
Hadiah tersebut diberikan langsung oleh pihak Wakil Rektor UGM kepada Sahida.
"Sahida juga mendapatkan bantuan laptop dan uang kuliah awal di UGM" tulis akun tersebut.
Menanggapi kunjungan tersebut, ayah Sahida menyampaikan rasa terima kasih dan amat bersyukur dengan kondisi tersebut.
"Saya senang dan bersyukur karena Allah mengetuk hati dan menggerakkan bapak ibu hingga bisa menemukan anak saya di sini," ungkap ayah Sahida.
Berbagai pujian dan dukungan disampaikan netizen di akun @ugm.yogyakarta tersebut.
"Masyaallah keren banget,... kuliah bukan cuma angan angan sekarang, asal bersungguh-sungguh untuk meraihnya,"
"Merinding saya mas lihat video ini, MasyaAllah..."
"Masyaallah anak solihah cerdas, semoa Allah mudahkan selalu langkahmu adik Sahida.."
Belakangan, sosok anak berprestasi di kampus lain juga jadi sorotan.
Ia adalah Devit Febriansyah.
Devit merupakan siswa SMAN 1 Bukittinggi.
Kisah Devit mendapat sorotan publik.
Devit yang bukan berasal dari keluarga kaya itu, diterima kuliah di ITB.
Ayah Devit setiap hari bekerja sebagai kuli angkut kayu manis.
Sementara ibunya adalah tukang sisi kayu manis.
Nama Devit mulai dikenal setelah kisahnya dibagikan oleh influencer pendidikan, Imam Santoso melalui akun Instagram @santosoim, Senin (9/6/2025), dikutip dari Tribunnews.
Kisah berawal ketika Devit Febriansyah resmi diterima di Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI-ITB).
Ia adalah satu-satunya anak dari Kecamatan Malala yang lolos Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).
Dalam video yang diunggah Imam Santoso, terlihat Rektor ITB datang ke tempat tinggal Devit.
Devit terlihat terkejut saat mengetahui dijemput oleh sang Rektor.
"Diarak Rektor di lereng Gunung Singgalang, Sumatera Barat. Devit dari SMAN 1 Bukittinggi keterima STEI, tremor, tau ada Pak Rektor," tulis Imam Santoso, melansir dari Tribun Jabar, Selasa (10/6/2025).
Orang tua Devit, Julimar dan Doni Afrijal, langsung menyambut kedatangan sosok penting dari ITB tersebut.
Bahkan, istri Rektor ITB langsung memeluk ibunda Devit.
Keduanya menangis di hadapan Rektor ITB tersebut.
"Ayah Ibu Devit nangis sesenggukan termasuk Prof Tata," lanjut Imam.
Profesor Tata tampak menenangkan ayah Devit yang menangis.
Ia juga memberikan hadiah topi untuk mahasiswa barunya tersebut.
Sehari-hari, ayah Devit bekerja sebagai kuli angkut kayu manis dengan penghasilan harian tidak menentu.
Sementara ibu Devit bekerja sebagai tukang sisir kayu manis.
Kabar Devit diterima di ITB membuat warga satu kampungnya bangga.
Bahkan, para warga turut bergotong royong membantu biaya keberangkatan Devit ke Bandung melalui iuran sukarela.
Imam juga memperlihatkan sebuah pesan grup di WhatsApp.
"Devit keterima ITB bikin bangga sekampung, penduduk patungan bantu Devit, 50rb, 100rb, dan seterusnya," sambung Imam.
Devit kemudian mendapatkan hadiah dari Paragon Corp berupa laptop, uang tunai untuk bekal merantau, dan produk Paragon lainnya.
Unggahan Imam Santoso pun langsung dibanjiri komentar warganet.
@dia***.
semoga Devit dan orang orang yang membersamainya senantiasa dimudahkan jalannya MasyaAllah ikut bangga sama anak orang
@rit***.
Yg bikin terharu disini masyarakat kampung nya yg saling bantu sampe iuran untuk bekal Devit di Bandung. Jujur terharu, buat Devit yg semangat belajar nyaa ya. Nanti kalo udah sukses jangan lupain masyarakat kampungnya. Dan semoga Devit bisa jadi panutan untuk adik2 dikampungnyaa biar rajin belajar dan masuk ITB kaya Devit. Selamat ya Devit, semoga setelah lulus nanti bisa membawa perubahan baik untuk masyarakat kampungnya. Aamiin
@alf***.
Devit bener-bener pribadi 'anak baik' yang terselamatkan oleh bantuan para warga. Bener-bener terharu karena beliau disokong oleh para warga dengan urunan, ini adalah budaya urunan & gotong royong yang masih common di desa. Proud of you Davit, semoga potensi mu dapat berkembang secara maksimal & dapat mensejahtrakan keluarga mu di desa