TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG – Warga Tangerang Raya pecinta kuliner legendaris kini tak perlu jauh-jauh ke jantung Pecinan Jakarta. 

Sensasi cita rasa khas Glodok–Pancoran hadir lebih dekat lewat Festival Kuliner Glodok Pancoran yang digelar di Hampton Square, Paramount Gading Serpong, Tangerang.

Acara yang berlangsung hingga Minggu, 6 Juli 2025 ini menghadirkan lebih dari 40 tenant legendaris dengan sekitar 150 menu otentik, mulai dari hidangan berat hingga jajanan nostalgia yang telah menjadi bagian sejarah kuliner Jakarta.

Begitu memasuki area festival, aroma sedap langsung menyambut. Ada bakmi Amoy Gang Gloria dengan tekstur mi kenyal gurih, kuotie shantung Ling yang lembut di dalam dan renyah di luar, hingga kopi Es Tak Kie, racikan klasik yang sudah memanjakan lidah warga Jakarta sejak 1927.

Tak ketinggalan, Rujak Shanghai Encim menghadirkan paduan seafood segar dan saus kental nan unik. Sementara Es Ce Hun Tiau Bongko Alung Pontianak siap memberi kesegaran manis di tengah cuaca panas.

Belasan jajanan ikonik lain juga turut meramaikan festival, seperti Otak-otak Binatu, Lumpia Semarang, Pisang Kipas, Bubur Kacang Ijo Teddy, Siomay Lim, dan aneka kudapan nostalgia lainnya.

Menurut Febriyanto Rachmat, CEO Samsaka Group/Jiiscomm, festival ini bukan hanya soal kuliner, tetapi juga sarana merayakan kekayaan budaya.

“Festival Glodok Pancoran memberikan pengalaman mencicipi kuliner khas Peranakan Indonesia dan hidangan legendaris Glodok. Ini juga jadi hiburan warga Gading Serpong sekaligus bentuk pelestarian kuliner Nusantara,” ujarnya di Tangerang, Jumat (27/6/2025).

Lebih dari Sekadar Festival Makanan

Selain mencicipi ragam kuliner, pengunjung dapat menikmati berbagai aktivitas pendukung seperti games interaktif, lomba foto, workshop kreatif, dan hiburan live music yang membuat suasana semakin semarak.

Festival ini menjadi bagian dari upaya Paramount Land menciptakan kawasan hunian yang hidup dan berkelanjutan.

M. Nawawi, Presiden Direktur Paramount Land, menjelaskan bahwa inspirasi kawasan Gading Serpong salah satunya berasal dari dinamika kawasan Pecinan yang selalu menjadi pusat bisnis, perdagangan, dan kuliner.

“Kami bercermin pada kawasan Pecinan yang kaya aktivitas masyarakat lintas budaya, perputaran ekonomi yang cepat, warisan bangunan ikonik, hingga kuliner khas. Kolaborasi strategis semacam ini menjadi kunci menciptakan value kawasan,” ujarnya.

Di pameran properti tersebut, pengunjung bisa menjelajahi berbagai proyek unggulan, berkonsultasi langsung dengan tim Paramount Land, dan memanfaatkan penawaran spesial.

“Kami ingin menghadirkan pengalaman yang dinamis dan relevan dengan tren masa kini—bukan hanya menjual produk properti, tapi juga menciptakan pusat interaksi komunitas yang hidup,” imbuh Nawawi.