Bertahan Hidup di Gubuk Reyot Sejak 2013, Jumadil dan Ibu Tak Pernah Digubris Minta Bantu Baznas RI
Mujib Anwar June 28, 2025 05:30 PM

TRIBUNJATIM.COM - Memilukan kehidupan seorang Ibu Rumah Tangga yang tinggal bersama sang anak di Sinjai, Sulawesi Selatan ini.

Ibu Rumah Tangga (IRT) di Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan bertahan hidup di rumah tak layak huni.

Dia adalah ST Alama (50) warga Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai Utara.

Kondisi tempat bernaung ST Alam benar-benar memprihatinkan karena tampak rapuh.

Rumahnya terbuat dari kayu lapuk, dinding dan atap seng dengan ukuran lima meter.

Mirisnya ST alam ditinggalkan suaminya pada akhir tahun 2023.

Ia tinggal bersama anak semata wayangnya bernama Jumadil Asri.

Keluarga kecil ini tidak pernah terima bantuan dari Pemerintah Daerah (Pemda) Sinjai sejak tahun 2013.

“Sejak tahun 2013 sampai sekarang tidak terdaftar lagi sebagai penerima bantuan raskin,” kata Jumadil Asri kepada Tribun Timur, Jumat (27/6/2025).

Parahnya lagi mereka hanya sekali mendapat Bantuan Langsung Tunai (BLT) pada tahun 2012 dimana pandemi Covid-19.

“Sekarang bantuan pangan dan hanya menerima terakhir bantuan tahun 2021 masa pandemi Covid-19 bantuan BLT itupun hanya sekali setelah itu sampai sekarang tidak menerima lagi bantuan,” ujarnya.

Beruntung ST Alam kerap kali diberikan bantuan sembako dari uluran tangan dari para dermawan yang peduli dengan kondisinya saat ini.

ST Alam dulu bekerja sebagai penjual kue tradisional keliling.

Ia menjajakan dagangannya dengan berkeliling di instansi-instansi Pemda Sinjai. 

Kondisi rumah ST Alam di Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai difoto, Jumat (27/6/2025). ST Alam butuh bantun untuk berharap hidup.
Kondisi rumah ST Alam di Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai difoto, Jumat (27/6/2025). ST Alam butuh bantun untuk berharap hidup. (Tribun-Timur.com)

Namun karena kondisi kesehatannya terus menurun, ST Alam berhenti menjual kue tradisional.

ST Alam kini hanya menunggu bantuan dan uluran tangan untuk bertahan hidup.

Jumadil Asri mengaku sering kali mengusulkan bantuan bedah rumah ke pemerintah namun tidak pernah direalisasikan.

“Sudah berapa kali kami ajukan bantuan bedah rumah ke Baznas RI Pusat dan Instansi terkait namun tidak bisa terakomodir,” katanya.

Ia berharap ada solusi dari pemerintah untuk memberikan solusi terkait kondisi kehidupan keluarganya.

“Harapannya Pemerintah memberikan solusi sehingga kami bisa mendapatkan penghidupan yang layak,” ujarnya.

Penderitaan lain yang tak kalah viral adalah yang pernah dialami seorang lansia.

Munirah (66), warga Blok Dukuh Desa Gadingan, Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu menderita gangguan jiwa.

Oleh keluarganya, ia pun dipasung di sebuah rumah reyot tak layak huni yang hampir roboh.

Pihak keluarga terpaksa melakukan hal tersebut lantaran Munirah sering mengamuk. 

Di sisi lain, keluarga memiliki keterbatasan biaya untuk membawa Munirah berobat.

Saat ini, Munirah sudah berhasil diselamatkan dan dibawa berobat ke RSUD Indramayu oleh petugas gabungan yang terdiri dari polisi, TNI, Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Desa, serta petugas puskesmas setempat, Minggu (20/4/2024) sore, seperti dikutip TribunJatim.com via TribunJabar.ID, Senin (21/4/2025).

Dari informasi yang diterima, disampaikan Sutrisno, Munirah diketahui sudah dipasung di rumah tersebut selama kurang lebih 6 tahun.

Ia awalnya mengidap penyakit kejiwaan setelah ditinggal cerai suaminya.

“Kami pun langsung melakukan koordinasi dengan Puskesmas Sliyeg untuk segera mengevakuasi Munirah ke RSUD Indramayu guna mendapatkan perawatan dan penanganan medis lebih lanjut,” ujar Kapolsek Sliyeg, AKP Sutrisno kepada Tribuncirebon.com.

Sutrisno menceritakan, upaya penyelamatan ini berawal saat Kapolres Indramayu mendapat informasi tersebut dari salah satu rekan wartawan.

Nenek Munirah yang dipasung 6 tahun di Blok Dukuh Desa Gadingan, Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu, Minggu (20/4/2025)
Nenek Munirah yang dipasung 6 tahun di Blok Dukuh Desa Gadingan, Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu, Minggu (20/4/2025) (TribunJabar.ID)

Kapolres pun memerintahkannya untuk segera mengevakuasi Munirah. 

Dalam misi tersebut, pihaknya turut mengajak unsur-unsur lainnya seperti TNI, Pemdes, hingga petugas puskesmas.

Di sana, ia melihat Munirah yang kondisinya cukup memprihatinkan. Kakinya dirantai pada sebuah tiang rumah tak berdinding.

Munirah pun tidur hanya beralaskan tikar saja, rumah tersebut juga tampak berantakan.

Petugas sendiri sempat berupaya untuk berkomunikasi dengan Munirah.

Wanita ODGJ tersebut masih bisa diajak komunikasi walau bicaranya kadang tidak nyambung.

Sutrisno menyampaikan, pada kesempatan itu, polisi turut membawa sejumlah bantuan.

Ia juga berkomunikasi dengan pihak keluarga agar bersedia melepaskan Munirah guna dibawa berobat ke rumah sakit.

“Kegiatan ini merupakan bagian dari kepedulian kami sebagai pelayan masyarakat, tidak hanya dalam menjaga keamanan, tetapi juga turut hadir meringankan beban warga yang sedang dalam kesulitan,” ujar dia.

Sutrisno mengatakan, saat ini, Munirah sudah berada di RSUD Indramayu. Ia pun akan ditangani oleh dokter spesialis jiwa.

Pihaknya berharap, upaya tersebut dapat menyembuhkan Munirah agar bisa sehat kembali.

“Kami harap Ibu Munirah bisa mendapatkan penanganan yang layak dan bisa kembali pulih seperti sedia kala,” ujar dia.

DIPASUNG - Nenek Munirah yang dipasung selama 6 tahun di Blok Dukuh Desa Gadingan, Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu, Minggu (20/4/2025).
DIPASUNG - Nenek Munirah yang dipasung selama 6 tahun di Blok Dukuh Desa Gadingan, Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu, Minggu (20/4/2025). (TribunJabar.ID)
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.