TRIBUNMANADO.CO.ID - Kabar kurang enak di dengar datang dari Kementerian Ketenagakerjaan.
Pasalnya Indonesia terancam akan menghadapi pemutusan hubungan kerja (PHK).
Hal ini imbas dari perang Israel vs Iran.
Seperti yang disampaikan oleh Menteri Ketenagakerjaan Yassierli.
Yassierli mengakui bahwa konflik Iran-Israel dapat memicu PHK di Indonesia karena industri yang berorientasi ekspor berpotensi terdampak.
Ia juga mengungkap apa yang jadi alasannya.
Pasalnya jika konflik berlanjut, pertumbuhan ekonomi global akan terhambat dan menekan kinerja ekspor Indonesia.
Untuk mengantisipasi gelombang PHK, Kementerian Ketenagakerjaan menyiapkan langkah strategis, termasuk Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP).
Yassierli menyatakan bahwa kondisi geopolitik global akan berdampak pada industri yang ekspor ke luar negeri.
“Tentu ini akan berdampak kepada industri industri yang ekspor ke luar negeri, karena tentu kondisi geopolitik akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi secara global,” ujar Yassierli saat ditemui di gedung Kementerian Ketenagakerjaan, Jakarta Selatan, ditulis Rabu (25/6/2025).
Program JKP dirancang untuk memberikan perlindungan kepada pekerja yang terkena PHK, melalui bantuan uang tunai, pelatihan ulang, dan akses informasi lowongan kerja baru.
“Tindakan yang akan kita lakukan, kita sudah punya grand design, untuk mitigasi PHK, bagaimana kemudian program- program yang sifatnya spesifik, kita sudah punya JKP, yang dari awal tahun 2025 sudah kita pastikan teman teman yang di PHK itu mendapatkan manfaat yang lebih,” beber Yassierli.
Kemenaker juga juga menjalin koordinasi dengan lintas kementerian dan lembaga (K/L), Dinas Ketenagakerjaan di wilayah, hingga pihak terkait perihal dampak buruk gejolak di Timur Tengah bagi industri tenaga kerja di dalam negeri.
“Kita melakukan koordinasi konsolidasi, dan itu sudah rutin kita lakukan, kami juga melakukan koordinasi dengan lintas kementerian, temanya sama, bagaimana kondisi geopolitik global ini harus kita respon bersama sama, karena ujungnya di hilir adalah kementerian ketenagakerjaan,” ucap Yassierli.
Prof Yassierli menjalani pendidikan S1 dan S2 ITB dan mengenyam pendidikan S3 di Virginia Polytechnic Institute and State University, Virginia-Amerika Serikat pada 2005.
Prof Yassierli sebelumnya menjabat Guru Besar di ITB.
Dia juga pernah menjabat sebagai staf pengajar dan peneliti Fakultas Teknologi Industri ITB sejak 1998.
Ia juga menjadi Dosen Luar Biasa Teknik Industri dan Sistem, Virginia Tech, Amerika Serikat pada 2006.
Prof Yassierli juga pernah menjadi Kepala UPT Pengembangan Manusia & Organisasi (PMO) ITB 2015-2017 dan menjadi senat Akademik ITB 2024 hingga sekarang.
Dia juga pernah menjadi Ketua Perhimpunan Ergonomi Indonesia (PEI) 2015-2021, Presiden Masyarakat Jaringan Ergonomi Asia Tenggara (SEANES) 2015-2017.
Saat ini, Yassierli tergabung dalam Komite Manajemen Risiko Majelis Wali Amanat (MWA) ITB 2024–sekarang.
Berikut sepak terjang Yassierli dikutip dari yassierli.com:
Riwayat Pendidikan
Pengalaman Kerja
Pengalaman Konsultasi
Publikasi
Buku:
Penghargaan
(tribun-medan.com)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Profil Yassierli, Guru Besar ITB Berdarah Minang Kini Jadi Menteri Ketenagakerjaan, https://medan.tribunnews.com/2024/10/21/profil-yassierli-guru-besar-itb-berdarah-minang-kini-jadi-menteri-ketenagakerjaan?page=all#goog_rewarded.