Trump Janji Gencatan Senjata di Gaza Pekan Depan, tapi Israel Lancarkan Serangan Tewaskan 60 Warga
Glery Lazuardi June 29, 2025 07:31 AM

TRIBUNNEWS.COM – Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengklaim bahwa kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza "sangat dekat".

Namun, pernyataan itu justru dibarengi dengan serangan mematikan terbaru oleh militer Israel ke wilayah padat penduduk di Jalur Gaza, Sabtu (28/6/2025), yang menewaskan puluhan warga sipil, termasuk anak-anak.

Gencatan Senjata Dijanjikan, Serangan Justru Datang

Dalam pernyataan resminya di Oval Office, Washington DC, Jumat (27/6), Trump mengungkap bahwa pihaknya tengah bekerja keras menjembatani perdamaian antara Israel dan Hamas.

Ia meyakini bahwa kesepakatan bisa tercapai "dalam waktu satu minggu ke depan."

"Saya baru saja berbicara dengan sejumlah orang yang terlibat dalam pembicaraan gencatan senjata. Kami kira pekan depan kita bisa mencapai kesepakatan," ujar Trump kepada wartawan.

Namun hanya sehari berselang, Israel justru meluncurkan serangan udara ke beberapa titik di Jalur Gaza, termasuk lingkungan al-Tuffah di Kota Gaza.

Serangan ini menyebabkan kehancuran besar dan memicu gelombang kemarahan dunia internasional.

Menurut laporan Al Jazeera yang mengutip sumber medis setempat, setidaknya 20 orang tewas di al-Tuffah, termasuk sembilan anak-anak.

Total korban tewas akibat serangan pada hari Sabtu itu mencapai 60 orang, menurut laporan dari rumah sakit Gaza.

TRUK BANTUAN - Tangkapan layar YouTube Al Jazeera English pada Sabtu (28/6/2025) yang menampilkan 140 truk bantuan telah memasuki Gaza di bawah perlindungan warga Palestina-- membawa muatan tepung, obat-obatan, persediaan darah, dan bantuan pangan darurat. Pihak berwenang Palestina di Jalur Gaza pada hari Jumat (27/6/2025) mengecam keras penemuan pil yang diduga narkotika di dalam karung tepung bantuan kemanusiaan yang dikirim melalui program distribusi yang diawasi oleh Amerika Serikat dan Israel.
TRUK BANTUAN - Tangkapan layar YouTube Al Jazeera English pada Sabtu (28/6/2025) yang menampilkan 140 truk bantuan telah memasuki Gaza di bawah perlindungan warga Palestina-- membawa muatan tepung, obat-obatan, persediaan darah, dan bantuan pangan darurat. Pihak berwenang Palestina di Jalur Gaza pada hari Jumat (27/6/2025) mengecam keras penemuan pil yang diduga narkotika di dalam karung tepung bantuan kemanusiaan yang dikirim melalui program distribusi yang diawasi oleh Amerika Serikat dan Israel. (Tangkapan layar YouTube Al Jazeera English)

Korban Terus Bertambah, Mayoritas Anak dan Perempuan

Kementerian Kesehatan Gaza menyatakan bahwa sejak dimulainya agresi Israel pada Oktober 2023, jumlah korban tewas telah mencapai lebih dari 56.412 orang, sementara 133.054 lainnya mengalami luka-luka, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.

Setiap hari, warga sipil menjadi sasaran serangan.

Bahkan lokasi-lokasi distribusi bantuan dan kamp pengungsian tak luput dari serangan udara, menyebabkan banyak korban saat mereka sedang antre bantuan makanan atau berlindung dari hujan bom.

Tuduhan Kejahatan Perang dan Krisis Kemanusiaan

Kantor Media Pemerintah Gaza menanggapi laporan media Israel yang mengungkap bahwa pasukan Israel diberi perintah untuk “menembak dengan sengaja” warga Palestina kelaparan yang tengah mencari bantuan.

“Ini adalah bukti nyata bahwa kejahatan perang terus dilakukan secara sistematis oleh militer Israel,” bunyi pernyataan resmi otoritas Gaza.

Organisasi kemanusiaan internasional turut mengecam aksi tersebut dan menyerukan investigasi independen atas pelanggaran hukum humaniter yang dilakukan di wilayah pendudukan.

Trump: “Situasi di Gaza Sangat Mengerikan”

Dalam komentarnya, Donald Trump mengaku sangat prihatin dengan kondisi warga sipil di Gaza. Ia menegaskan bahwa perdamaian harus segera terwujud.

“Situasi di Gaza sangat mengerikan. Orang-orang terbunuh setiap hari. Kita harus segera menghentikannya,” ujar Trump.

Meski begitu, banyak pihak menilai pernyataan Trump tidak diiringi tekanan nyata terhadap Israel untuk menghentikan serangan, terutama karena AS selama ini menjadi sekutu utama Tel Aviv dalam berbagai kebijakan luar negeri.

SOLIDARITY GAZA - Peserta aksi mengikuti long march Solidarity March with Global March to Gaza di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (15/6/2025). Aksi tersebut sebagai bentuk solidaritas untuk gerakan Global March to Gaza yang bertepatan dengan ribuan warga lintas negara yang tengah bersiap memasuki wilayah Gaza untuk memberikan bantuan kepada rakyat Palestina yang mengalami krisis akibat blokade dari Israel. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
SOLIDARITY GAZA - Peserta aksi mengikuti long march Solidarity March with Global March to Gaza di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (15/6/2025). Aksi tersebut sebagai bentuk solidaritas untuk gerakan Global March to Gaza yang bertepatan dengan ribuan warga lintas negara yang tengah bersiap memasuki wilayah Gaza untuk memberikan bantuan kepada rakyat Palestina yang mengalami krisis akibat blokade dari Israel. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Serangan Berlanjut Meski Ada Tekanan Global

Konflik antara Israel dan Hamas telah memasuki bulan kesembilan dan belum menunjukkan tanda-tanda mereda.

Meskipun beberapa negara telah berusaha menjadi mediator damai, seperti Mesir dan Qatar, upaya tersebut seringkali buntu akibat ketegangan politik dan ketimpangan kekuatan militer.

Israel sendiri dilaporkan masih terus meluncurkan serangan ke berbagai wilayah Gaza bahkan di tengah konflik terpisah dengan Iran yang berlangsung selama 12 hari terakhir.

Masyarakat dunia berharap bahwa janji Trump bukan sekadar retorika.

Banyak pihak menantikan langkah konkret dari Washington untuk menekan Israel agar menghentikan operasi militer yang sudah menyebabkan kehancuran masif dan bencana kemanusiaan di Gaza.

Sementara itu, warga Gaza hanya bisa bertahan di bawah reruntuhan dan menanti—apakah gencatan senjata benar-benar akan datang, atau justru menjadi janji yang terkubur bersama nyawa tak berdosa.

(Aljazeera/Tribunnews)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.