Kesedihan dan Gema Perlawanan di Jalanan Teheran, Ribuan Warga Iran Hadiri Pemakaman Akbar
Febri Prasetyo June 29, 2025 03:31 AM

TRIBUNNEWS.COM - Ribuan warga Iran turun ke jalan untuk mengikuti prosesi upacara pemakaman akbar bagi orang-orang yang tewas dalam serangan 12 hari oleh Israel dan Amerika Serikat (AS).

Warga Iran datang untuk menghormati komandan militer, ilmuwan nuklir, dan warga sipil yang tewas dalam serangan udara Israel.

Mereka diselimuti kesedihan, tetapi luka mendalam yang dirasakan telah memantik kemarahan warga Iran.

Berdasarkan laporan Al Jazeera, para pelayat terdengar meneriakkan slogan-slogan yang mengecam Israel dan AS serta terlihat membakar bendera mereka.

Gencatan senjata mungkin telah menghentikan perang, tetapi sentimen publik Iran menunjukan gema perlawanan terhadap musuh.

Salah seorang pelayat wanita bernama Reyhaneh dengan lantang menyatakan tentang kesetiaan para demonstran kepada negara mereka dan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.

"Beritahukan hal ini kepada AS dan Inggris, kami akan mengorbankan setiap tetes darah kami demi pemimpin kami dan demi kehormatannya," kata Reyhaneh.

"Mereka tidak dapat berbuat apa-apa," tegasnya.

Menurut laporan PressTV, upacara pemakaman untuk 60 orang yang terdiri dari ilmuwan nuklir, komandan militer, dan warga sipil, dimulai pukul 08.00 waktu setempat di Lapangan Enqelab, Teheran, pada Sabtu (28/6/2025).

Upacara kemudian dilanjutkan ke Lapangan Azadi, yang terletak sekitar 11 kilometer dari lokasi awal di jantung kota metropolitan tersebut.

Ribuan pelayat hadir dan turut serta dalam prosesi tersebut.

Mereka mengiringi peti jenazah sambil meneriakkan slogan “Matilah Israel” dan “Matilah Amerika,” serta membawa berbagai plakat.

Salah satu spanduk berbunyi “Boom boom Tel Aviv”, merujuk pada serangan rudal yang diluncurkan Iran ke Israel sebagai balasan atas serangan sebelumnya.

Presiden Iran Masoud Pezeshkian turut hadir dalam acara tersebut bersama sejumlah pejabat tinggi pemerintahan dan tokoh militer, termasuk Kepala Pasukan Quds Brigadir Jenderal Esmail Qa’ani.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmaeil Baghaei juga hadir dan menyampaikan penghormatan melalui sebuah unggahan di platform X.

“Hari ini, rakyat Iran yang penuh semangat mengusung di pundak mereka, dengan kesedihan mendalam namun tetap teguh, beberapa putra dan putri terbaik bangsa ini: para komandan, ilmuwan, atlet, wanita, dan anak-anak yang gugur dalam perang yang dipaksakan oleh rezim Zionis yang agresor. Mereka dimakamkan dengan kehormatan sebagai pahlawan-pahlawan mistis, agar tiap-tiap dari mereka menjadi benih bagi lahirnya pahlawan-pahlawan berikutnya,” tulisnya.

Foto-foto dari lokasi menunjukkan peti mati yang diselimuti bendera Iran dan potret para komandan yang gugur.

Kepala Dewan Koordinasi Pembangunan Islam Teheran, Mohsen Mahmoudi, menyebut hari itu sebagai “hari bersejarah bagi Iran Islam dan revolusi.”

Salah satu pejabat militer yang tewas adalah Mohammad Bagheri, seorang mayor jenderal dan orang nomor dua di jajaran militer setelah Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Seyyed Ali Khamenei.

Bagheri dimakamkan bersama istri dan putrinya, seorang jurnalis di media lokal, yang juga tewas dalam serangan Israel di Teheran.

Ilmuwan nuklir Mohammad Mehdi Tehranchi juga dimakamkan bersama istrinya, setelah keduanya gugur dalam serangan yang sama.

Panglima Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Mayor Jenderal Hossein Salami yang tewas pada hari pertama serangan Israel, juga dijadwalkan dimakamkan setelah upacara hari Sabtu.

Upacara ini juga untuk menghormati sedikitnya 30 komandan tinggi lainnya yang menjadi korban.

Dari total 60 korban yang dimakamkan, empat di antaranya adalah anak-anak.

Pihak berwenang Iran menyatakan bahwa lebih dari 600 orang, sebagian besar warga sipil, tewas dalam agresi gabungan Israel dan Amerika Serikat.

(M Alvian Fakka/Tiara Shelavie)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.