Citra Satelit Tunjukkan Ekskavator dan Buldoser di Lokasi Nuklir yang Dibom, Iran Bangkit Kembali?
Febri Prasetyo June 29, 2025 04:31 AM

TRIBUNNEWS.COM – Citra satelit terbaru menunjukkan bahwa peralatan konstruksi dikerahkan di Fordow, salah satu lokasi fasilitas nuklir Iran yang dibom oleh Amerika Serikat pekan lalu.

Berbagai aktivitas tampaknya sedang dilakukan untuk memperbaiki kerusakan sekaligus menggali jalur akses baru menuju fasilitas tersebut, menurut Business Insider.

Gambar satelit diambil oleh perusahaan pencitraan komersial asal AS, Maxar Technologies pada Jumat (27/6/2025).

Menurut Business Insider yang memperoleh gambar tersebut, terlihat adanya aktivitas baru di sekitar pintu masuk terowongan, termasuk pada titik-titik serangan bom berat AS yang menghantam Fordow.

Salah satu gambar menangkap ekskavator dan buldoser yang tampak sedang memindahkan tanah di sekitar kawah dan lubang pada sisi utara pegunungan di Fordow.

Menurut Pentagon, target utama bom GBU-57 Massive Ordnance Penetrator—yang dikenal sebagai bom penghancur bunker—adalah exhaust shafts atau lubang ventilasi/pembuangan udara, yang memungkinkan bom menembus jauh ke dalam kompleks bawah tanah.

Gambar lainnya tampak menunjukkan alat berat yang tengah menggali jalan akses baru ke dalam fasilitas, serta terlibat dalam upaya memperbaiki kerusakan pada jalur utama menuju kompleks tersebut.

Iran kemungkinan tengah mencoba memulihkan akses ke lokasi bawah tanah guna menilai kondisi struktur dan peralatannya, meski hal ini belum dikonfirmasi secara resmi.

PERANG IRAN ISRAEL - Data jumlah korban dan kerusakan akibat perang Iran vs Israel selama 12 hari. TRIBUNNEWS
PERANG IRAN ISRAEL - Data jumlah korban dan kerusakan akibat perang Iran vs Israel selama 12 hari. TRIBUNNEWS (TRIBUNNEWS/)

Presiden AS Donald Trump mengklaim bahwa serangannya benar-benar menghancurkan fasilitas nuklir Iran.

Israel juga menyatakan bahwa serangan itu telah memundurkan program nuklir Iran selama beberapa tahun.

Fordow merupakan salah satu dari tiga lokasi nuklir utama yang diserang AS dalam serangan akhir pekan lalu. Dua lainnya adalah Natanz dan Isfahan.

Seperti Fordow, Natanz juga diserang menggunakan bom udara, sementara Isfahan dihantam dengan rudal jelajah Tomahawk yang diluncurkan dari laut.

Tingkat kerusakan pada ketiga lokasi tersebut, serta dampaknya terhadap keseluruhan program nuklir Iran, termasuk persediaan uranium yang diperkaya dan peralatan, masih belum diketahui secara pasti.

Para ahli RUSI sebelumnya berspekulasi bahwa untuk benar-benar melumpuhkan Fordow, dibutuhkan beberapa bom yang ditembakkan berulang kali ke titik yang sama agar bisa menembus fasilitas bawah tanah yang diperkuat.

Dalam konferensi pers di Pentagon pada Kamis (26/6/2025) lalu, Jenderal Dan Caine, Ketua Kepala Staf Gabungan AS, mengatakan bahwa selama Operasi "Midnight Hammer", bom penghancur bunker MOP dijatuhkan satu demi satu ke lubang pembuangan.

Ia juga mengungkapkan bahwa personel dari Defense Threat Reduction Agency telah menghabiskan sekitar 15 tahun untuk mempelajari Fordow dan mencari cara paling efektif untuk menghancurkan program nuklir Iran.

Presiden Trump menegaskan bahwa Iran tidak akan mampu membangun kembali fasilitas tersebut.

Pejabat AS dan Israel, serta sejumlah pakar senjata nuklir, menilai serangan itu telah memundurkan ambisi nuklir Iran selama beberapa bulan hingga bertahun-tahun.

Namun, hal ini belum cukup untuk memastikan apakah Iran benar-benar tidak lagi mampu membangun senjata nuklir.

Menurut Business Insider, sulit untuk menghancurkan pengetahuan sebuah negara hanya dengan bom.

Ada pula penilaian bahwa Iran kini mungkin justru lebih terdorong dari sebelumnya untuk mempercepat pengembangan senjata nuklirnya.

Timeline Serangan Israel-AS Terhadap Iran (Perang 12 Hari)

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan pada 24 Juni 2025 bahwa Israel dan Iran telah mencapai kesepakatan resmi untuk melaksanakan gencatan senjata secara menyeluruh.

Iran dan Israel mengonfirmasi gencatan senjata tersebut sehari kemudian.

Berikut adalah kronologi lengkap peristiwa penting sejak serangan pertama Israel terhadap Iran dimulai pada 13 Juni 2025, mengutip Xinhua:

13 Juni

Israel meluncurkan serangan udara terhadap sejumlah lokasi di Iran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Tokoh militer terkemuka Iran seperti Kepala Staf Angkatan Bersenjata Mohammad Bagheri, Panglima IRGC Hossein Salami, serta beberapa ilmuwan nuklir senior dilaporkan tewas.

Iran merespons dengan menembakkan hampir 100 rudal ke wilayah tengah dan utara Israel, menimbulkan kerusakan signifikan dan melukai 41 orang.

 

14 Juni

Israel menggempur beberapa kota di wilayah barat dan barat laut Iran.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengklaim menewaskan sembilan ilmuwan dan pakar nuklir senior Iran.
 
15 Juni

Angkatan Udara Israel kembali melancarkan gelombang serangan, kali ini menargetkan fasilitas peluncuran rudal di bagian barat Iran.

Garda Revolusi Iran mengonfirmasi delapan komandan senior divisi kedirgantaraan mereka tewas dalam serangan di Teheran.
 
16 Juni

Lembaga penyiaran negara Iran, IRIB, mengumumkan salah satu gedungnya terkena serangan udara Israel.

Kepala intelijen IRGC Mohammad Kazemi dan wakilnya Hassan Mohaghegh tewas dalam serangan udara di Teheran.

Di sisi lain, kilang minyak terbesar Israel, Bazan, mengumumkan penutupan seluruh fasilitasnya di Pelabuhan Haifa akibat kerusakan dari serangan rudal Iran.
 
17 Juni

Garda Revolusi Iran menyerang fasilitas intelijen utama Israel di Tel Aviv, termasuk kompleks militer dan markas Mossad.

Israel mengklaim telah menewaskan Ali Shadmani, salah satu komandan militer tertinggi Iran.

Trump mengunggah pernyataan di media sosial, menyerukan Iran untuk menyerah tanpa syarat.

 

18 Juni

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, memperingatkan bahwa intervensi militer AS dapat menimbulkan kerusakan yang tak dapat diperbaiki.

Menhan Israel, Israel Katz, menyatakan bahwa jet tempur mereka telah menghancurkan markas besar pasukan keamanan internal Iran.
 
19 Juni

Televisi pemerintah Iran melaporkan bahwa fasilitas air berat di Arak diserang oleh Israel.

Serangan Iran ke Israel selatan menargetkan fasilitas intelijen militer.

Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan Trump akan memutuskan dalam dua minggu apakah akan memerintahkan serangan lebih lanjut terhadap Iran.
 
20 Juni

Menlu Iran Seyed Abbas Araghchi mengadakan pembicaraan dengan perwakilan Inggris, Prancis, Jerman, dan Uni Eropa.

Araghchi menegaskan bahwa program nuklir Iran tetap berada di bawah pengawasan IAEA.

Menlu Israel Gideon Saar menyatakan serangan udara Israel telah menunda kemampuan Iran mengembangkan senjata nuklir selama dua hingga tiga tahun.
 
21 Juni

Israel melancarkan serangan udara di Isfahan, lokasi dari pusat riset nuklir utama Iran.
 
22 Juni

Trump mengumumkan bahwa AS telah menyelesaikan serangan terhadap tiga fasilitas nuklir Iran: Fordow, Natanz, dan Isfahan.

Ia menyebut fasilitas nuklir utama Iran telah "dihancurkan sepenuhnya" dan memperingatkan bahwa serangan lanjutan akan "jauh lebih besar dan lebih mudah".

PM Israel Benjamin Netanyahu menyebut serangan AS sebagai langkah berani.

3 SITUS NUKLIR IRAN - Kondisi 3 Situs Nuklir Iran, Isfahan, Fordow dan Natanz luluh-lantah usai diserang AS. (Infografis/Akbar Permana/Tribunnews)
SITUS NUKLIR IRAN - Kondisi 3 Situs Nuklir Iran, Isfahan, Fordow dan Natanz luluh-lantah usai diserang AS. (Infografis/Akbar Permana/Tribunnews) (/Akbar Permana/Tribunnews)

 

23 Juni

Sistem pertahanan udara Qatar mencegat sejumlah rudal di atas Doha setelah Iran melancarkan serangan terhadap pasukan AS di Pangkalan Udara Al Udeid.
 
24 Juni

Trump mengumumkan secara resmi bahwa Israel dan Iran telah mencapai gencatan senjata penuh.

Gencatan senjata awal berlaku selama 12 jam dan diperpanjang sebagai bagian dari kesepakatan damai yang diawasi oleh AS.

TV pemerintah Iran mengonfirmasi bahwa gencatan senjata dimulai setelah gelombang serangan balasan Iran terhadap Israel.

Netanyahu menyatakan bahwa Israel telah mencapai tujuan militernya dan menerima gencatan senjata yang diajukan Trump.

Trump memperingatkan Israel agar tidak menjatuhkan bom lagi ke Iran, menyebutnya sebagai "pelanggaran besar" terhadap kesepakatan.

Menteri Kesehatan Iran Mohammad-Reza Zafarghandi mengatakan bahwa 606 warga Iran tewas dan 5.332 lainnya terluka selama 12 hari konflik.

Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengumumkan berakhirnya perang dan memerintahkan seluruh instansi pemerintah dan lembaga revolusioner untuk memfokuskan upaya pada rekonstruksi nasional.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.