TRIBUNJATIM.COM - Pemprov Sulawesi Selatan sengaja memangkas bonus bagi para atlet di daerahnya dalam perayaan PON XXI Aceh-Sumut 2024.
Kondisi ini menimbulkan kekecewaan tersendiri bagi para atlet.
Bahkan ada beberapa atlet yang menunjukkan tangisan di depan awak media karena bonus yang dipotong.
Terbaru, Pemprov akhirnya mengungkapkan alasan di balik kondisi tersebut.
Sekretaris Provinsi (Sekprov) Sulawesi Selatan, Jufri Rahman, angkat bicara soal polemik besaran bonus bagi atlet PON XXI Aceh-Sumut 2024.
Pasalnya, sejumlah atlet merasa besaran bonus yang diterima belum sebanding dengan capaian dan jerih payah mereka
Pemprov Sulsel mengalokasikan anggaran sebesar Rp6,75 miliar untuk para atlet.
Rinciannya sebesar Rp150 juta untuk peraih emas, Perak Rp100 juta dan Perunggu Rp50 juta.
Adapun total medali yang didapatkan oleh Sulsel sebanyak 61 medali, terbagi antara tim individu dan grup.
Medali itu terbagi dari, 10 medali emas, 19 perak dan 32 perunggu.
Jufri Rahman mengatakan, pemberian bonus tersebut telah sesuai dengan kebijakan nasional dan disesuaikan dengan kondisi fiskal daerah.
“Kalau kapasitas fiskal kita memenuhi, mungkin bisa lebih. Tapi sekarang saja kita sedang melakukan efisiensi di semua aktivitas OPD,” katanya saat ditemui di Rujab Gubernur Sulsel, Kota Makassar, Jumat (27/6/2025).
Menurutnya, kebijakan efisiensi anggaran bukan hanya terjadi di Sulsel, tetapi merupakan kebijakan nasional yang berlaku secara menyeluruh.
Hal ini mengacu pada Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025.
“Itu kebijakan nasional, dan bukan hanya di Sulsel saja. Seluruh Indonesia juga kena efisiensi,” ujarnya.
Jufri juga menekankan bahwa angka-angka yang tertera dalam Peraturan Gubernur (Pergub), termasuk soal bonus, hanyalah batas maksimal.
Ia membandingkan dengan standar biaya lainnya seperti SPPD dan TPP yang juga bergantung pada kemampuan keuangan daerah.
“Di Pergub itu angka-angka itu adalah batas maksimal. Sama juga seperti standar biaya masukan, SPPD misalnya," ungkapnya.
"Kalau disebut hotelnya sekian, tapi kalau nginap di hotel yang di bawahnya, itu tonji yang dibayarkan. Semua disesuaikan dengan kapasitas fiskal kita. TPP juga begitu,” tambah dia.
Saat ini diketahui, bonus atlet yang membela Sulawesi Selatan pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI di Banda Aceh, Aceh dan Medan, Sumatera Utara, 2024, jadi perbicangan lantaran telat dibayar.
Pembayaran bonus baru dilakukan setelah atlet bersuara.
Total nilai bonus dibayarkan Rp 6,75 miliar.
Seremoni pembayaran bonus baru dilakukan di sela acara jalan sehat "Sulsel Anti Mager", di Rujab Gubernur Sulsel, Jl Jenderal Sudirman, Makassar, Sulsel, Jumat (27/6/2025), kemarin, atau selang 9 bulan usai PON digelar.
Bonus diserahkan secara simbolis Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Sulsel, Suherman, di sela acara mengatakan, "Peraih medali emas kami berikan (bonus) Rp 150 juta, perak Rp 100 juta, dan perunggu Rp 50 juta."
Pada PON 2025, Sulsel mengumpulkan 10 medali emas, 19 medali perak, dan 32 medali perunggu.
Selain terlambat dibayarkan, nilai bonus kali ini juga turun dibandingkan dengan PON sebelumnya.
"Pada PON yang lalu itu mereka dapat emas Rp 200 juta, perak Rp 150 juta, dan perunggu Rp 100 juta," kata Suherman.
Suherman beralasan, turunnnya nilai bonus karena kondisi keuangan di Pemprov Sulsel.
Nilai bonus dari Pemprov Sulsel kepada atlet berpretasi pada PON 2024 lebih rendah dibanding dari Pemprov Sumut, Nusa Tenggara Barat, dan Papua.
Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Bobby Nasution mengatakan, total bonus diberikan kepada atlet Rp10 miliar.
Peraih medali emas perorangan Rp 250 juta, perak Rp 125 juta, dan perunggu Rp 75 juta.
Akibat kondisi tersebut diatas, para atlet mengungkapkan rasa kecewa dan tangisan.
Atlet Karate Sulawesi Selatan (Sulsel), Nadya Baharuddin, pecah.
Ia tak kuasa menahan tangis saat menyampaikan kekecewaannya terkait bonus yang diberikan Pemprov Sulsel.
Atlet karate Nur Rizka Fauziah nampak menyeka air matanya usai penyerahan bonus dari Pemprov Sulsel.
Penyerahan bonus secara simbolis diadakan pada kegiatan Anti Mager Sulsel, Jl Jendral Sudirman, Kota Makassar, Jumat (27/6/2025).
Total anggaran bonus yang disediakan oleh Pemprov Sulsel sebesar Rp6,75 miliar.
Jumlah itu akan dibagikan kepada 61 peraih medali yang terbagi individu dan tim.
Masing-masing peraih emas menerima Rp150 juta, perak Rp100 juta, dan perunggu Rp50 juta.
Padahal janji pemerintah memberikan bonus Rp200 juta kepada peraih medali emas, medali perak Rp150 juta, dan medali perunggu Rp100 juta.
Artinya, bonus terpangkas Rp50 juta per kategori juara.
Nadya Baharuddin mengaku kecewa karena jumlah bonus yang diterima tidak sesuai janji awal, yakni setara dengan bonus pada PON sebelumnya.
“Tanggapan kami, terus terang, masih cukup kaget karena sebelumnya kami dijanjikan bonus setara dengan PON Papua," katanya.
"Saat itu peraih emas mendapatkan Rp200 juta, perak Rp150 juta, dan perunggu Rp100 juta,” tambah dia.
Namun, kata Nadya, yang diumumkan oleh Kadispora Sulsel, bonus hanya diberikan dari total anggaran Rp6,7 miliar.
Jumlah itu, jauh dari yang dijanjikan saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) di DPRD Sulsel yang disebut akan diperjuangkan melalui perubahan anggaran.