RI Perdana Bicara di Forum BRICS, AHY Bahas Pembangunan Berkelanjutan
kumparanBISNIS June 30, 2025 04:20 PM
Indonesia mendapat kesempatan untuk berbicara dalam Forum Urbanisasi BRICS ke-4 di Brasil. Indonesia diwakili oleh Menko bidang Infrastruktur Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang berbicara mengenai pembangunan kota yang berkelanjutan.
Dalam forum tersebut, AHY menyoroti persoalan urbanisasi yang sangat cepat dan risiko perubahan iklim. Di Indonesia sendiri, penduduk yang tinggal di kawasan perkotaan diproyeksi akan meningkat menjadi 70 persen di tahun 2045.
Pembangunan kota di masa depan, menurut AHY, harus menekankan aspek keberlanjutan. Selain itu pembangunan juga harus mengkoneksikan tanah, perumahan, transportasi, air, dan energi.
“Setiap investasi dirancang untuk menghasilkan berbagai manfaat: lapangan kerja yang layak, ketangguhan yang lebih kuat, martabat yang lebih tinggi, serta kemakmuran yang berkelanjutan," kata AHY dalam pidatonya di forum tersebut dikutip Rabu (25/6).
Dengan banyaknya penduduk kota di masa depan, AHY juga melihat masa depan masyarakat di dunia akan ditentukan oleh pembangunan kota-kota yang ada sekarang. AHY juga mendorong agar negara anggota BRICS bisa berkolaborasi dengan keunggulan masing-masing untuk menjawab tantangan urbanisasi.
Ia memberi beberapa contoh seperti perumahan sosial di Brasil, teknologi kota tahan iklim dari Rusia sampai konektivitas kepulauan yang dikembangkan Indonesia.
“BRICS memiliki potensi untuk menjadi motor perubahan global. Indonesia siap berkontribusi melalui data, proyek percontohan, dan kebijakan praktis. Bersama-sama, kita bisa membentuk masa depan perkotaan yang inklusif, tangguh terhadap iklim, dan berakar pada prioritas serta inovasi dari negara-negara Selatan Global," ujarnya.
Sedang Rancang Peta Jalan Perumahan Tangguh Nasional
Dalam pidatonya, AHY juga menekankan pembangunan harus membuka kesempatan bagi masyarakat utamanya lewat investasi di sektor perumahan. Untuk itu, saat ini Indonesia juga sedang merancang Peta Jalan Perumahan Tangguh Nasional.
Peta jalan tersebut mencakup pondasi tahan banjir, sistem kelistrikan yang aman, atap penampung air hujan, akses sanitasi sampai keberadaan sabuk mangrove di kawasan pesisir. Selain itu AHY juga menekankan lokasi perumahan harus dekat dekat dengan jalur transportasi publik serta pusat aktivitas masyarakat.
“Perumahan yang terjangkau harus terhubung dengan pekerjaan, sekolah, dan layanan publik melalui pengembangan berbasis transportasi massal (transit-oriented development). Adaptasi tidak boleh mendorong keluarga ke pinggiran. Adaptasi harus menempatkan mereka di pusat kesempatan,” ujar AHY.
Terkait urbanisasi, menurut AHY hal tersebut adalah salah satu tantangan yang dihadapi Indonesia dan beberapa negara lain. Maka dari itu pembangunan kota menurut AHY bukn hanya harus dilihat sebagai proses fisik melainkan dari sisi keadilan sosial dan ketahanan lingkungan.
"Kita tidak bisa menerima masa depan di mana kesempatan dibatasi oleh letak geografis atau tingkat pendapatan. Tidak boleh ada yang tertinggal," kata AHY.
Karena itu AHY menyarankan beberapa langkah seperti pemberdayaan kewilayahan, peningkatan infrastruktur berkelanjutan yang ramah iklim sampai membuka akses pembiayaan infrastruktur yang lebih luas.