TRIBUNNEWS.COM – Seorang wanita bernama Merianti mendadak jadi perbincangan hangat netizen di media sosial.
Usut punya usut, ia dikabarkan memilih untuk resign atau mengundurkan diri sebagai pegawai bank swasta demi bekerja serabutan di Australia.
Selain itu, keputusannya untuk bekerja serabutan di Australia tak terlepas dari upah yang tergolong cukup besar.
Berikut sosok dan rekam jejak Merianti.
Merianti merupakan wanita asal Pontianak, Kalimantan Barat.
Ia diketahui memulai karier sebagai Customer Service (CS) di sebuah bank swasta dan telah bekerja selama kurang lebih 5 tahun.
Wanita lulusan salah satu universitas di Pontianak ini kemudian ingin mencari tantangan dan pengalaman baru.
Ia pun memutuskan untuk resign dan memilih bekerja di Australia.
Merianti pun mengaku kini dirinya bekerja serabutan di Australia.
Selama satu setengah tahun menetap di sana, Merianti telah mencoba berbagai jenis pekerjaan mulai dari waitress (pelayan), pencuci piring, kerja di gudang, hingga bekerja di perkebunan buah seperti apel, raspberry, dan tomat.
“Pekerjaanku berpindah-pindah sesuai musim dan kebutuhan visa. Semua butuh adaptasi, minimal satu sampai dua minggu sampai terbiasa,” tuturnya.
Ia menambahkan bahwa fisik yang kuat menjadi syarat penting, terutama saat harus membawa panen berat seperti saat memetik apel sambil naik-turun tangga.
Keputusan Merianti untuk bekerja di Australia terbukti membuatnya bisa menikmati gaji yang lebih tinggi jika dibandingkan saat ia bekerja di bank.
Upah minimum kerja di Australia saat ini mencapai 30,13 AUD per jam atau setara sekitar Rp 331.430.
"Sistem pembayarannya mingguan atau dua mingguan, tergantung tempat kerja. Semakin banyak jam kerja yang dijalani, semakin besar pula penghasilan yang didapat," kata Merianti.
Merianti mengaku, penghasilannya tersebut cukup untuk membayar sewa tempat tinggal, mencukupi kebutuhan sehari-hari, bahkan masih bisa menabung.
Sementara itu, Merianti juga membagikan kisahnya tentang cara mencari kerja di Australia.
Menurut Merianti, mencari lowongan kerja di Australia bisa dilakukan lewat aplikasi seperti SEEK, INDEED, atau JORA.
Namun, cara paling efektif adalah dengan membangun jaringan antarpekerja dan melalui agensi tepercaya.
Ia menyebutkan bahwa proses rekrutmen di Australia jauh lebih sederhana dibandingkan di Indonesia.
“CV-nya simpel. Tanpa foto, ijazah, atau dokumen tambahan. Langsung print dan kasih ke tempat kerja,” jelasnya.
Beberapa tempat kerja bahkan memberlakukan sistem trial selama 3 jam untuk menilai kemampuan secara langsung, alih-alih menilai hanya dari ijazah seperti di Indonesia.
Ia juga menyebut sistem kerja di Australia sangat menjunjung tinggi keadilan dan profesionalisme.
Terlepas dari itu, Merianti berpesan kepada generasi muda yang ingin mencoba peruntungan kerja di luar negeri untuk aktif mencari informasi melalui media sosial, YouTube, Google, atau bertanya langsung pada mereka yang sudah berpengalaman.
(David Adi) (TribunJateng.com/Andra Prabasari)