Pasutri Asal Mojokerto Sukses Merintis Usaha Layangan Pantai, Merambah Pasar Sumatra hingga Papua
Dwi Prastika July 01, 2025 12:32 AM

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Mohammad Romadoni

TRIBUNJATIM.COM, MOJOKERTO - Pasangan suami istri atau pasutri asal Jetis, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, sukses merintis usaha kerajinan layangan pantai selama tujuh tahun.

Produk handmade layangan pantai buatan pasutri ini paling banyak dipasarkan di wilayah pesisir (pariwisata) Sumatra, sebagian Yogyakarta, Bali, NTB, Kupang hingga Papua. 

Perajin layangan pantai, Riadi (44) dibantu istrinya, Sulasih (34) dan anaknya, M Risky Afriliansah (16) memproduksi layangan di teras rumahnya, di Perumahan Abadi Megah Regency, Dusun Kalijaring, Desa Mlirip, Kecamatan Jetis, Mojokerto.

"Kita khusus memproduksi layangan lipat pantai, usaha ini sudah sejak 2018 yang lalu," kata Riadi saat dijumpai di kediamannya, Senin (30/6/2025).

Ia mengungkapkan, layangan pantai diproduksi secara tradisional, dengan bahan baku utama bambu betung yang diserut setebal 3 milimeter. 

Bambu betung yang didatangkan dari Malang itu dipilih sebagai bahan baku utama, lantaran lebih kuat dan panjang.

Proses paling sulit adalah membuat kerangka layangan. 

Butuh keterampilan khusus dalam pembuatan layangan pantai, kedua sayap harus imbang, sehingga lebih mudah saat diterbangkan.

Setelah proses membuat kerangka layangan, dilanjutkan dengan memasang pipa plastik bening untuk menempel kain peles menggunakan lem perekat khusus.

Bahan kain peles diperolehnya dari Pasar Kliwon, Kota Mojokerto.

Seluruh tahapan menempel kain selesai, dilanjutkan dengan pemasangan tali goci layangan menggunakan benang nilon putih di bagian kedua sisinya.

"Ada tiga jenis yang kita produksi, layangan pantai motif printing, aplikasi (tempel) dan sablon," ungkap pria yang akrab disapa Bang Syarif tersebut.

Layangan pantai RST Toys ini identik dengan corak warna mencolok seperti merah, kuning, hijau dan lainnya. 

Motif gambar pada layangan yang menarik perhatian anak-anak seperti Transformers, Captain Amerika, animasi kartun, vektor burung hantu, harimau dan masih banyak lagi.

Layangan pantai dibanderol dengan harga terjangkau, mulai Rp 8.500 hingga Rp 55.000, yang 100 persen dipasarkan melalui online melayani pesanan (pre order).

"Kita hanya melayani permintaan pesanan dari distributor (toko). Saat ini tidak berani stok, jika ada pesanan baru kita membuat, karena layangan ini musiman," ungkap Riadi.

Menurutnya, ada tiga variasi layangan pantai, yakni ukuran 120 cm-90 cm motif printing dengan harga grosir Rp 50-55 ribu per pcs, ukuran 75 cm-45 cm printing tempel Rp 10.500 dan ukuran yang sama motif sablon Rp 8.500.

"Desain gambar layangan kita menyesuaikan permintaan konsumen, harga menyesuaikan model dan bahan. Motif printing lebih mahal," ucap Riadi.

Riadi bersama keluarganya, mampu memproduksi 200 layangan pantai dengan estimasi pengerjaan sekitar 4-5 hari.

Rata-rata dalam sehari dapat memproduksi 50 pcs layangan pantai.

"Paling banyak kita dapat pesanan dari Sumatra mencapai 1.000 pcs. Saat ini baru masuk pesanan 200 pcs. Biasanya, sebagian pesanan dari Yogyakarta juga ada, Bali, NTB, Kupang dan Papua," pungkas ayah tiga anak ini.

Ia mengungkapkan, dirinya menggeluti usaha kerajinan layangan pantai mengikuti tren di media sosial.
 
Dari pengalamannya sebagai perajin mainan tradisional, dia membuat layangan pantai secara autodidak.

Riadi memilih memproduksi layangan pantai karena lebih awet, sedangkan layangan aduan kalah bersaing dari buatan Bandung yang jauh lebih murah.

Sebelumnya, dirinya memproduksi mainan lokal seperti  topeng, puzzle, jaranan, mayoret, dan lainnya.

"Kita spesialisnya layangan pantai, karena lebih awet bahannya dari kain," tandasnya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.