Pemimpin Oposisi Israel Desak Netanyahu Setop Perang di Gaza
GH News July 01, 2025 02:03 AM

Pemimpin oposisi Israel, Yair Lapid, mendesak diakhirinya perang di Gaza yang telah berlangsung lebih dari 20 bulan. Sebab, Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, menghadapi seruan yang semakin meningkat untuk menghentikan pertempuran.

Dilansir AFP, Senin (30/6/2025), menyusul berakhirnya perang Israel melawan Iran dengan gencatan senjata minggu lalu, para pemimpin asing seperti Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan mantan PM Israel Naftali Bennett telah mendesak Netanyahu untuk menemukan jalan keluar yang sama dalam pertempuran dengan Hamas.

"Tidak ada lagi keuntungan bagi Negara Israel dengan melanjutkan perang di Gaza. Hanya kerusakan pada tingkat keamanan, politik, dan ekonomi," kata Lapid dalam sebuah pertemuan dengan anggota parlemen dari kelompok parlemennya.

"Ini juga merupakan posisi tentara," tambahnya.

"Kepala Staf Eyal Zamir muncul di hadapan kabinet kemarin dan mengatakan bahwa eselon politik perlu memutuskan tujuan berikutnya. Arti dari kalimat ini adalah, tentara tidak memiliki tujuan lagi di Gaza."

Perang di Gaza dipicu oleh serangan Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, yang mengakibatkan kematian 1.219 orang, sebagian besar warga sipil.

Israel telah bersumpah untuk menghancurkan Hamas, tetapi setelah lebih dari satu setengah tahun perang yang menghancurkan, Hamas masih bertahan di Jalur Gaza.

"Hamas tidak akan disingkirkan selama pemerintahan alternatif tidak dibawa ke Gaza," kata Lapid, yang menyarankan untuk meminta bantuan Mesir dan negara-negara Arab lainnya.

Setelah gencatan senjata Iran, kepala militer Israel mengatakan fokus militer akan beralih kembali ke Gaza.

Netanyahu mengatakan bahwa kampanye Iran yang berhasil telah menciptakan "peluang", termasuk untuk membebaskan para sandera.

"Tentu saja, kami juga harus menyelesaikan masalah Gaza, untuk mengalahkan Hamas, tetapi saya memperkirakan bahwa kami akan mencapai kedua tujuan tersebut," ucap Netanyahu.

Militan Palestina menangkap 251 sandera selama serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023. Dari jumlah tersebut, 49 orang diyakini masih ditahan di Gaza, termasuk 27 orang yang menurut militer Israel telah tewas.

Kampanye pembalasan Israel telah menewaskan sedikitnya 56.531 orang di Gaza, sebagian besar juga warga sipil. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menganggap angka-angka ini dapat diandalkan.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.