Henry, Buaya Tertua di Dunia Berusia 124 Tahun yang Masih 'Perkasa'
kumparanSAINS July 01, 2025 03:20 PM
Henry dinobatkan sebagai buaya tertua yang diketahui dunia, dengan usianya yang luar biasa sekitar 124 tahun. Bukan hanya umurnya yang mencengangkan, kakek buaya ini telah menghasilkan ribuan keturunan dalam beberapa dekade terakhir, menjadikannya simbol kesuburan yang tak tertandingi di dunia reptil.
Dengan usianya yang sudah lebih dari satu abad, tak heran tubuh Henry sangat besar. Reptil jantan ini memiliki panjang lebih dari 5 meter dari moncong hingga ujung ekor, dan beratnya mencapai 700 kilogram.
Rata-rata buaya Nil, spesies Henry, biasanya tumbuh hingga 4,5 meter dan berbobot sekitar 410 kilogram. Meski namanya buaya Nil, hewan ini menyebar luas di banyak wilayah Afrika, tak terbatas hanya di Sungai Nil.
Crocworld Conservation Centre di Afrika Selatan yang menjadi tempat Henry tinggal sejak 1985 menjelaskan buaya ini diyakini lahir sekitar tahun 1900-an di rawa Delta Okavango, Botswana.
Henry mulai hidup nyaman dan aktif berkembang biak setelah tiba di Crocworld. Ia telah berpasangan dengan sedikitnya enam betina, dan para penjaga memperkirakan Henry sudah memiliki keturunan lebih dari 10.000 anak buaya hanya dalam kurun waktu kurang dari 40 tahun.
Hari ulang tahunnya dirayakan setiap 16 Desember, yang berarti tahun ini Henry akan genap berusia 125 tahun. Namun karena lahir di alam liar, tanggal pastinya tak pernah benar-benar diketahui.
Menurut acara TV Inggris Killer Crocs with Steve Backshall, Henry pertama kali ditangkap pada 1903 oleh seorang penangkap gajah bernama Sir Henry, yang konon menjadi asal mula namanya. Namun versi ini bertentangan dengan klaim Crocworld yang menyatakan Henry menghabiskan sebagian besar hidupnya di Delta Okavango.
Meski kisah masa lalunya masih menjadi perdebatan, tak diragukan lagi bahwa Henry adalah hewan yang sangat luar biasa. Ia kini berbagi habitat di Crocworld dengan buaya lain bernama Colgate, yang diperkirakan berusia sekitar 90 tahun.
Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa buaya mampu hidup hingga 100 tahun di penangkaran. Beberapa ilmuwan bahkan menyebut buaya mungkin mengalami penuaan yang sangat lambat atau hampir tidak ada sama sekali, fenomena yang dikenal dengan istilah negligible senescence. Artinya secara teoritis, buaya tidak mati karena usia tua, melainkan karena faktor eksternal seperti kelaparan, kecelakaan, atau infeksi.
Kendati demikian, menyebut buaya sebagai "makhluk abadi" tentu tidak akurat. Mereka memang memiliki usia sangat panjang, jauh melebihi sebagian besar hewan dengan ukuran tubuh sebanding.
Apa rahasia daya tahan hidup mereka? Para ilmuwan belum sepenuhnya yakin. Namun satu penelitian mengungkap kemungkinan mikroorganisme unik dalam saluran pencernaan buaya berperan penting dalam menjaga ketangguhan dan umur panjang mereka.
“Mengingat pentingnya mikrobioma usus terhadap fisiologi inangnya, kami menduga bahwa mikrobioma dan/atau metabolit yang dihasilkan oleh mikroorganisme usus buaya memproduksi zat yang berkontribusi terhadap ‘ketangguhan’ dan umur panjang mereka,” papar studi yang terbit di NCBI.
Henry bukan hanya sekadar buaya tua. Ia adalah saksi hidup yang telah melewati era kolonial, dua perang dunia, revolusi teknologi, dan kini zaman AI. Semua itu dia hadapi dengan tubuh besar, senyum mematikan, dan garis keturunan yang panjang.
Jika ada pelajaran yang bisa dipetik dari Henry, mungkin itu adalah umur panjang tidak hanya soal keberuntungan, tetapi juga soal adaptasi luar biasa terhadap lingkungan, kekuatan tubuh, da tentu saja, sistem pencernaan yang tak tertandingi.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.