TRIBUNJATIM.COM - Insiden mahasiswi lompat ke Sungai Bengawan Solo, viral di media sosial.
Mahasiswi tersebut diketahui bernama Devitasari Anugraeni (22).
Ia diduga sengaja mengakhiri hidup dengan lompat ke sungai dari jembatan Bengawan Solo, tak jauh dari kampus Universitas Sebelas Maret (UNS) di Jebres, Solo.
Salah satu yang jadi sorotan dalam insiden ini adalah surat wasiat Devitasari.
Sebelum melompat, Devitasari ternyata menulis surat yang di dalamnya terdapat nama eorang dosen yakni Dr. Sumardiyono, S.KM., M.Kes.
Siapa sosok Sumardiyono yang namanya tercantum dalam surat wasiat Devitasari pun disorot.
Menurut keterangan saksi, ditemukan sebuah sepeda motor dan tas berisi buku. Di dalamnya berisi pesan-pesan seperti surat wasiat dari korban.
Dalam surat tersebut, tertulis nama Sumardiyono.
Juru Bicara UNS, Prof. Dr. Agus Riwanto dalam keterangannya pada Selasa (1/7/2025), mengklarifikasi adanya nama Dr. Sumardiyono, S.KM., M.Kes dalam surat yang diduga ditulis oleh DA sebelum terjun ke sungai.
Agus Riwanto menyatakan, Dr. Sumardiyono, S.KM., M.Kes adalah dosen pembimbing akademik, dosen pembimbing pertama skripsi dan Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Sekolah Vokasi UNS.
Menurutnya, Sumardiyono dan Kepala Program Studi D4 K3 mengetahui kondisi kejiwaan mahasiswi tersebut.
Serta telah memberikan rekomendasi kemudahan dalam proses penyusunan skripsi.
"Bahkan pernah menyampaikan surat resmi kepada pihak keluarga supaya mahasiswi tersebut istirahat selama 3 bulan, namun mahasiswi tersebut memberikan respon penolakan dengan alasan tidak ingin dikasihani," ungkapnya.
Prof Agus Riwanto juga mengatakan, Dr. Sumardiyono mengaku memberikan dukungan moral lantaran mahasiswi yang bersangkutan beberapa kali berniat melakukan percobaan bunuh diri.
Menurutnya pula, mahasiswi tersebut berjanji untuk melanjutkan hidup dan menghindari keinginan bunuh diri.
Dalam surat yang diduga ditinggalkan mahasiswi tersebut, tertulis juga alasan DA melompat ke Sungai Bengawan Solo.
Dugaannya, DA sudah tidak kuat dengan kondisi mentalnya saat ini mengalami bipolar.
Tulisnya, ia lantas meminta maaf kepada sosok Dr. Sumardiyono karena telah mengingkari janji untuk bertahan.
Selain itu, permintaan maaf juga disampaikan kepada ibunya.
Adapun menurut keterangan dari UNS, DA berasal dari Temanggung.
Ia merupakan mahasiswa Program Studi D4 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), Sekolah Vokasi, Universitas Sebelas Maret angkatan 2021 semester 8 (delapan).
Pihak UNS mengumumkan peristiwa dugaan percobaan bunuh diri mahasiswi UNS tersebut tidak terkait dengan proses belajar mengajar di Program Studi D4 K3 Sekolah Vokasi UNS melainkan terkait dengan kondisi gangguan kejiwaan yang dialami mahasiswi yang bersangkutan.
Pakar Psikologi UNS, Dr. Farida Hidayati menyoroti banyaknya stigma negatif yang harus dihadapi menjadi halangan gangguan jiwa tidak teratasi sehingga berakhir melakukan bunuh diri.
“Ada beberapa hal penyebab satu mereka memang tidak ingin cerita. Mereka tidak ingin meminta bantuan. Karena apa? Takut dianggap sebagai orang yang lemah, tidak memiliki kekuatan kurang bersyukur, tidak religius, misalnya gitu. Stigma-stigma itu membuat mereka terhalang untuk melakukan konsultasi dengan profesional,” ungkapnya.
Selain itu, ia juga mengakui tidak sedikit biaya yang dibutuhkan untuk mengatasi gangguan jiwa.
Ketersediaan fasilitas kesehatan mental juga dinilai masih sangat minim.
“Yang kedua karena biaya yang mahal. Biaya yang mahal mereka harus mengeluarkan pembiayaan ya mungkin mereka mereka tidak siap. Ketersediaan psikolog itu kan juga terbatas ya. Artinya tidak seperti dokter atau seperti penyakit fisik itu lebih mudah dijangkau, misalnya ke puskesmas,” terangnya.
Menurutnya, timbulnya pikiran untuk mengakhiri hidup karena ketidakmampuan meregulasi emosi.
Ia tak mampu menjalani proses panjang dalam menyelesaikan permasalahan hidup.
“Memang salah satu penyebab adalah ketidakmampuan melakukan regulasi emosi. Sebenarnya banyak peran dari lingkungan. Mahasiswa ini kan cenderung sesuatu yang menginginkan segala ini cepat selesai, mereka tidak memiliki proses. Ini adalah budaya instan berpengaruh terhadap pembentukan kepribadiannya,” terangnya.
Catatan Redaksi:
Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.
Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan bunuh diri, satu di antaranya adalah Hotline Psychology Mobile RSJD dr. Arif Zainudin Surakarta 08122551001.